💌
Percaya tidak, aku bisa melihat mereka yang (pernah) kalian sebut idola di tahun 2020?🌻
NCTzen, mungkin adalah fandom paling menyedihkan yang pernah ada.
[NCT 2020]
[SLOW UPDATE]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu akan selalu bercerita. Setiap detik yang berlalu akan menyampaikan pesannya tersendiri —NCTzen
Tandai typo.
(｡ŏ_ŏ)
Dengan raut wajah kesal, wanita paruh baya yang menyandang sebagai guru seni budaya itu melepas kaca mata yang ia kenakan lalu diletakkan ke atas meja. Lepas itu, memijat pelipisnya pelan.
"Jeon Elena!" finalnya dengan seruan.
Tak ada jawaban dari seseorang yang ia panggil tadi.
"Jeon Elena!" panggilnya sekali lagi.
"E-eh, hadir bu!"
Atmosfer di kelas itu berubah. Mereka yang tadinya terdiam dengan keadaan kelas yang sunyi senyap kini gaduh karena kekehan siswa lain ketika gadis dengan surai hitam panjang itu berdiri dengan wajah penuh kebingungan. Bahkan dia bisa merasakan ada aura gelap yang sedang menatapnya dari depan.
Hari yang sial. Sungguh, sial.
Tadi malam, rumahnya kebocoran karena hujan yang deras, pagi tadi dia terlambat bangun dan juga ketinggalan bus. Dan sekarang, dia tertidur pula di kelas saat jam pelajaran Ibu Sejeong, guru seni budaya atau yang biasa dipanggil guru galak oleh teman sekelas.
"Ibu kasih satu peringatan lagi ya, Elen! Hari ini, saya berikan kamu kesempatan ke-dua"
Elen tersenyum kikuk, menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu menunduk. "M-maaf bu. Terima kasih"
Kim Caca, teman sebangku sekaligus sahabatnya sejak SMP kini ikut meledek dengan menahan tawa.
Dengan wajah sinis, Elen mengernyit. "Apaan lo?"
"Muka lo kayak orang gila," ledek Caca.
Elen dengan segala kemalasannya hanya berdehem. Tak mau memperpanjang masalah dan lebih memilih untuk kembali fokus pada pelajaran ini.
Padahal sekarang baru saja awal kenaikan kelas 2, tapi kenapa pelajarannya langsung dikasih yang sulit-sulit?
Aneh.
Memang aneh bagi siswi SMA yang pemalas dan ceroboh seperti Elen. Nilainya pun tak terlalu tinggi, lebih ke standar. Di kelas pun, dia hanya masuk peringkat 12 besar.
Masuk MIPA tapi hanya menyukai Kimia dan Biologi. Sisanya? Bye.
"Len, nge-drakor?" ajak Caca.
Namun, Elen menolak. "Gue ada les"
Ah, dan jangan lupakan bahwa Elen berbakat dalam bidang musik. Apapun yang menyangkut dengan musik, dia pasti suka. Oleh karena itu, gadis manis ini selalu dipilih untuk maju mewakili sekolah dalam berbagai perlombaan musik.
Caca pun sudah tak kaget lagi. Dia tahu kalau Elen memang les musik seminggu sekali. Dan hari ini memang jadwalnya untuk les, tapi entah kenapa dia ingin nonton drama korea bersama sahabatnya.
