28. Sesal

1.1K 251 43
                                    

Akan kupendam rasa ini agar menjadi traumaku di kemudian hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akan kupendam rasa ini agar menjadi traumaku di kemudian hari. Kalian tidak perlu ikut campur.

Tandai typo.

"Maaf ya, Len! Sumpah, aku ga tau efeknya bakal kayak gini" setelah sekian lama merenungi kesalahannya, Haechan semakin merasa tak enak dan hatinya pun terus-menerus gusar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf ya, Len! Sumpah, aku ga tau efeknya bakal kayak gini" setelah sekian lama merenungi kesalahannya, Haechan semakin merasa tak enak dan hatinya pun terus-menerus gusar. Ah bodoh sekali, kenapa dia tak pikir panjang sebelum melakukannya? ck.

Begitu melihat Elen yang sudah terbangun, dia pun langsung berteriak dan kata 'maaf' adalah kata pertama yang keluar dari mulut Haechan.

"Ish, udah Chan! Udah 100 kali kamu ngomong kayak gitu. Malah aku yang ga enak sama kamu" Elen mencoba menenangkan Haechan. Pria ini seperti memiliki dosa besar padanya. Lagian juga sekarang dia udah merasa lebih enakan dari kemarin. Jadi tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi, bukan?

Haechan awalnya ragu, namun akhirnya pun mengangguk, walaupun masih merasa tak enak hati pada gadis ini.

Langkah lebar itu terarah pada ruang tamu. Dengan tas gendong hitam kecil di punggungnya, Elen berteriak, "Bunda, Elen nanti ada latihan dan mungkin sampai malam. Jadi bunda ga usah masak banyak-banyak ya, soalnya coach Elen mau traktir anggota baru!"

Nayla menyaut dari arah dapur. "Nanti Elen kalau pulang hati-hati ya, nak. Bunda juga sepertinya ga akan pulang sampai besok"

Elen paham. Dia mengangguk tanda bahwa dia mengerti.











"Sir, saya izin tidak ikut ya" ujar teman satu trainee Elen.

"Baiklah. Yang lain, silahkan langsung ke restorannya. Saya sudah share location di grup. Nanti saya menyusul," ujar Osaki.

Para trainee mengerti. Satu-persatu mereka berjalan meninggalkan ruangan latihan menuju restoran.

Btw, masih ingat dengan Joy? Dia yang pertama kali berbicara dengan Elen saat di agensi. Bahkan sekarang pun dia terus-menerus berada di dekat Elen karena gadis itu sudah menganggap Elen sebagai sahabatnya sendiri.

PUZZLE PIECETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang