Berpikir bahwa orang lain jauh lebih baik dariku adalah salah satu cara membunuh diri-sendiri secara perlahan
—Soojin"Soojin, ayahmu galak juga ya?"
Gadis berkucir kuda itu terkekeh, sembari merapikan buku buku yang berserakan di atas meja belajar. "Bukan galak, Chan"
Haechan mengernyit. "Terus?"
Senang hatinya bila melihat meja belajar yang rapi. Setelah selesai, dia berbalik menghadap pria yang sedari tadi menatap bingung. "Ayah lagi ngasih nasehat ke aku biar aku ga nakal"
"Beda lah! Dulu ayahku kalau marahi aku ga pernah sampai mukul atau mecahin barang gitu. Ini namanya kekerasan" Haechan yakin dengan opininya.
Namun dengan segera dibantah. "Tapi aku ga terluka kan?"
"Biarin Chan, mau gimana pun juga, dia tetaplah ayahku. Rajaku" sambungnya.
"Raja itu harusnya membimbing dan mengajarkan kebaikan. Kalo ini, raja gadungan?" balas Haechan.
Soojin menghela napas. "Tapi, seburuk apapun raja, dia tetap disegani kan? Karena memang dia adalah seorang pemimpin"
"Ga juga. Aku pernah denger ada raja yang jahat dan dijauhi masyarakatnya" lagi, Haechan membantah.
"Ga gitu—"
"Udahlah Soo, percuma kita ngomongin raja tapi realitanya ga ada satupun sifat dari seorang raja yang dia punya"
Ah, benarkah?
Sedikit menampar.
Gadis itu memilih untuk berjalan menjauh dari Haechan. Dan benar benar sial, kakinya tersandung dan ia terjatuh.
"Aw!" ringisnya.
Soojin membuka mata perlahan. Yang pertama dia lihat adalah Haechan yang sudah berada di atasnya.
Dan...
"Kalian ngapain?"
Reflek mereka menatap ke sumber suara.
"R-renjun?" kata mereka berdua dengan rasa terkejut, menatap ke arah ambang pintu.
"Renjun, kalo aku jalan kesi—i.."
Soojin melebarkan mata. Segera ia menyingkir dari Haechan, lalu berdiri dan menatap netra pria itu.
"I-ini cuma kesalah-pahaman..."
Tandai typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUZZLE PIECE
Fanfiction💌 Percaya tidak, aku bisa melihat mereka yang (pernah) kalian sebut idola di tahun 2020?🌻 NCTzen, mungkin adalah fandom paling menyedihkan yang pernah ada. [NCT 2020] [SLOW UPDATE]