Bulan madu.
Mungkin hal itu bukanlah hal yang benar-benar menjadi impian seorang Yamanaka—ehm, Namikaze Ino. Menurutnya, cukup hanya dengan menghabiskan waktu dengan sang suami, bersenang-senang, makan ramen(Ino menyukainya sekarang), membangun keluarga yang harmonis, serta hidup bahagia selamanya saja sudah cukup.
Tapi... Itu dulu.
Sekarang rasanya ia benar-benar ingin pergi ke suatu tempat. Memalukan untuk mengakuinya tapi, ia benar-benar ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan Naruto. Jauh dari Kushina-baasan, ibunya, ayahnya, dan bahkan Minato-jiisan.
"Hawai? Tidak, tidak! Itu terlalu biasa...," ucapnya pada dirinya sendiri. Ino memandang ke arah jam dinding yang tergantung pada salah satu sisi kasurnya. Malam ini Naruto akan pulang sedikit terlambat, padahal Ino ingin sekali membicarakan hal ini berdua. Seakan Naruto sudah tahu ia akan mulai membicarakan hal ini dan merencanakan keterlambatannya.
Ino menghela napas. Gadis itu membaringkan tubuhnya di kasur empuknya, kemudian memejamkan mata sejenak. Adakah tempat yang benar-benar ingin ia datangi? Sejauh ini, tidak. Ia tidak pernah memikirkan hal ini benar-benar.
Oh, ayolah.
Ino mendudukan dirinya, rambut pirangnya yang sebelumnya ia ikat kuncir kuda, sekarang sudah tidak berbentuk(ikat rambutnya melorot). Apa mungkin ia harus bertanya pada orang lain? Ibunya? Tidak! Bisa-bisa mereka—Ibunya dan Kushina—menguntitnya dan Naruto nanti. Shikamaru? Pemuda itu terlalu malas untuk memikirkan hal ini. Tapi bisa saja sih Shikamaru mau membantunya, Ino hanya malas saja bertanya pada pemuda jenius itu.
Lalu bagaimana?
Ino kembali menghela napasnya. Ia beranjak dari kasur, dan berjalan menuju meja riasnya. Melepas ikatan rambutnya yang sudah tak berwujud, kemudian menyisir rambut pirang panjangnya sambil memikirkan tempat mana yang sempurna untuk bulan madunya dengan Naruto.
Santorini? Ino dengar laut Aegea sangat indah.
Tidak, mungkin Florida cocok. Tapi terdengar biasa(karena Ino memiliki beberapa kenalan yang pernah berbulan madu di sana).
Ino menggigit kuku jempolnya. Tempat yang ingin ia kunjungi...
Bagamana kalau New Zealand? Bukankah tempat itu merupakan setting film The Lord Of The Ring? Ide yang bagus. Ah, atau ia harus mencari tempat di negerinya ini saja ya? Pulau Ishigaki? Kedengarannya sangat bagus.
"Baiklah, Ishigaki bagus," ucap Ino kemudian. Ia tersenyum pada pantulan dirinya di cermin, dan beranjak turun ke bawah untuk minum, setelah rambut halusnya itu ia sanggul ke atas. Ini sudah hampir jam 10 malam, dan Naruto belum pulang ke rumah? Apa yang pria itu lakukan? Bagaimana kalau ia sakit karena melewatkan makan malam?
Astaga Ino. Kau terlalu berlebihan.
Tapi...
Denga ragu-ragu, Ino mendekat ke arah telepon rumahnya sambil menggigit bibir bawahnya.
Jika ia menelpon Naruto sekarang, tidak apa 'kan? Ino tahu ini masih jam 10, dan itu adalah jam yang wajar(mungkin) bagi seorang pria sibuk untuk tetap berada di kantornya, tapi... bagaimana kalau ternyata Naruto diculik? Oke, Ino tahu Naruto bukanlah pria yang lemah, tapi bagamana kalau pria itu diserang oleh puluhan mafia dengan pistol?!
Atau... bagaimana kalau Naruto mengalami kecelakaan dan.. dan...
"Apa yang sedang kau lakukan?" suara Naruto membuatnya kaget setegah mati, Ino hampir saja menjerit dan melompat. Dengan perlahan, gadis itu membalikkan tubuh mungilnya untuk menatap sang suami yang terlihat sangat... tampan.
Naruto berdiri dengan senyumnya yang terlihat lelah, memakai kemeja putih yang dua kancing atasnya tidak dimasukkan(kemejanya bagian bawah juga tidak masuk ke celananya dengan sempurna), serta dasi biru muda yang tergantung longgar di lehernya. Ino merasa dirinya sangat jahat karena menganggap Naruto yang sekarang berwajah penuh beban itu sangat tampan. Well, Naruto memang tampan, tapi... mungkin berbeda karena Ino tak pernah melihatnya dalam keadaan seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess Serenity
RomantikaPertemuan Ino dan Naruto membawa keduanya masuk ke dalam sebuah permasalahan aneh. Pernikahan. Ditambah keinginan Kushina yang ingin menimang cucu dan cinta yang belum dapat dilupakan. Warning: too much. I took the cover image from: https://id.pinte...