Sore itu, hari benar-benar dingin, salju tak henti-hentinya berjatuhan. Ino harus merutuki dirinya sekali lagi karena telah menerima ajakan mantan pacarnya untuk bertemu di taman saat kondisinya sedang tidak baik. Ya, ia sedang flu. Kalau dipikir-pikir, ia benar-benar bodoh, Sai hanyalah mantan pacarnya dan ia merelakan dirinya yang sedang flu hanya untuk bertemu dengan pemuda itu? Yang benar saja, Yamanaka Ino?! Kau tidak berharap bahwa kalian masih mempunyai kesempatan, bukan?
Ino melirik arlojinya. Jam 5 lewat. Ia sungguh merasa bodoh. Sudah satu jam ia menunggu pria bodoh itu. Ia berdiri dari kursi kayu di sana, dan beranjak untuk pergi namun, ia merasa kebodohannya semakin menjadi-jadi saat seseorang menabraknya—ditabraknya, mungkin—dan membuatnya ketumpahan kopi panas. Ia sedikit bersyukur karena cuaca benar-benar dingin sehingga ia hanya merasakan hangat saat kopi itu mengenai sebagian kecil tangannya.
"Maaf.." Jawab Ino. Suaranya cukup serak, hingga mungkin pemuda di depannya ini tak mendengarnya.
"Kau bilang apa?" Tanya pemuda itu sambil mendekatkan dirinya pada Ino. Ino menurunkan syal-nya—yang tadinya menutupi sebagian wajahnya—dan berkata dengan suara yang lebih keras. "Maaf... Aku tidak sengaja."
Pemuda itu mengangguk-angguk, ia menatap kopinya yang tumpah— tak tersisa sedikitpun—,kemudian menatap bagian baju Ino yang terkena tumpahan kopi-nya.
"Aku yang harus meminta maaf... Aku membuat baju-mu basah..."
Ino tersenyum kecil. "Tidak apa. Hanya basah sedikit. Justru aku yang meminta maaf, kau baru membeli kopi-nya, ya? Biar aku ganti..."
"Tidak perlu!" Pemuda berambut pirang itu menjawab cepat. Ia menggeleng kemudian tersenyum manis, "... Kita sama-sama salah, benar? Bagaimana kalau duduk bersama dan minum kopi?"
Ino terdiam. Menatap wajah pemuda di depannya dengan tatapan tak yakin. Wajah pemuda ini memang terlihat seperti pemuda baik-baik, dan Ino yakin bahwa ia tak melihat sedikitpun alasan tersembunyi di balik wajah manis itu. Tapi... Itu mungkin cukup aneh, karena mereka baru saja mengenal. Atau mungkin... Pemuda itu memang selalu bersikap ramah pada semua orang?
"Hm?" Pemuda itu kembali bertanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ino berusaha untuk tersenyum, ia bisa merasakan sendiri hembusan napasnya yang panas. Oh... Ia baru ingat bahwa ia sedang sakit.
"Maaf tapi aku—"
"Kau sakit?" Pemuda itu memotong ucapan Ino dan seenaknya menyentuh kening gadis pirang itu. Ino bisa merasakan tangan dingin pemuda itu menyentuh kulitnya. Terasa dingin, tapi ia yakin tangan pria itu sebenarnya sangat hangat.
"Um... Maaf aku tidak tahu. Bagaimana kalau aku mengantarmu ke rumah. Kebetulan orang yang kutunggu belum datang."
"Tidak usah. Aku bisa sen—"
"Akan aku antar..." Lagi. Pemuda berambut pirang itu memotong ucapannya dan seenaknya—lagi—menarik lengannya. Membawanya masuk ke sebuah porsche targa merah yang sebagian atapnya hampir tertutup salju.
Oke. Mungkin karena ia sedang sakit, ia membiarkan pemuda tampan tak dikenal ini membawanya masuk ke sebuah mobil yang juga tak di kenal—tentu saja. Mungkin saja, teman pemuda asing ini telah menunggu di dalam mobil dan bersiap untuk membekapnya kemudian menculik dan meminta uang tebusan pada ayahnya, itu mungkin saja terjadi, kan? Tapi Ino sangat bersyukur karena dugaan-dugaan itu tak terjadi. Tidak ada satupun orang yang berada di mobil, selain ia dan pria itu.
"Rumahmu mana?" Pemuda itu mulai menyetir mobilnya. Ino menjawabnya dengan suara yang lebih pelan. "Kau tahu route 23? Lurus terus, dan kemudian kau akan menemukan sebuah toko bunga."
"Astaga! Suaramu serak sekali... Maaf, aku tak akan bertanya lagi."
Belum semenit semenjak pemuda yang tidak ia ketahui namanya itu, berkata bahwa ia tidak akan bertanya lagi, pemuda itu sudah membuka suaranya untuk kembali bertanya. "Ngomong-ngomong, aku Namikaze Naruto. Kau?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess Serenity
RomansaPertemuan Ino dan Naruto membawa keduanya masuk ke dalam sebuah permasalahan aneh. Pernikahan. Ditambah keinginan Kushina yang ingin menimang cucu dan cinta yang belum dapat dilupakan. Warning: too much. I took the cover image from: https://id.pinte...