✌It's ok to not be okey

99 38 14
                                    

"Berpura-pura baik itu menyakitkan
:Reksa "
.
.
.

Dengar lagu yang diatas ya, supaya lebih ngena.
.
.
Mak kantin yang ternistakan
.
.

Author Pov.

Memakai seragam dengan baik dan rapi, merupakan kedisiplinan bagi seorang pelajar. Begitu juga dengan Reksa Pratama. Siswa teladan, yang selalu mengikuti jalan yang lurus. Tidak seperti Risa yang mengikuti arus berliku-liku.

Setelah memakai seragam, Reksa menghampiri keluarganya yang sedang menyantap sarapan bersama.

"Reksa, makan yang banyak ya nak." ucap bundanya. Mengambilkan piring dan bersiap menyendokkan nasi. Tapi sebelum itu, Reksa menghentikan tangan bundanya.

"Eh, nggak usah banyak banyak bun. Nanti Reksa ngantuk dikelas karena kekenyangan." Jelasnya.

Bundanya malah mengangguk kemudian tersenyum. Reksa melirik ayahnya, yang tengah sibuk menyantap sarapan. Kemudian tangannya bergerak mengambil nasi dan kemudian menyendokkannya ke piring sang ayah.

"Ayah makan yang banyak, biar kuat kerjanya." ucapnya sembari tersenyum.

Ayahnya sempat terdiam, menatap sang anak dengan lamat, yang sedang sibuk dengan makannya.

"Kamu ngurus ayah terus, ini uang jajan kamu." ucapnya menyodorkan uang lima puluh. Dan hal itu tentu saja membuat Reksa terkejut. dengan lembut, dia menolak uang yang diberikan sang ayah.

"Simpan aja yah, uang Reksa masih ada." ucapnya meyakini.

"Ayo nak terima, setidaknya ayah berguna untukmu."

Reksa menghela nafas, kemudian tersenyum.

"Tanpa uang ini pun, Ayah berguna buat Reksa. Ayah nggak usah khawatir. Reksa nggak merasa kurang kok dengan uang." jelasnya, meyakinkan sang ayah.

"Tapi nak––"

"yaudah, kalo gitu Reksa berangkat bunda, Ayah." ucapnya memotong pembicaraan sang ayah.

Ayahnya hanya menghela nafas, kemudian menyimpan uang yang hendak diberikannya kepada sang anak.

"Hati-hati!!" kata bundanya.

"iya bun!!"

✌✌✌

Reksa memilih berjalan kaki kesekolah, karena jarak rumahnya sedikit dekat dengan sekolah. Namun, saat setengah perjalanan. Tiba-tiba saja hujan mengguyur seketika. Reksa berlari menuju halte diseberang sana. Sangat cocok untuk tempat berteduh.

Yah, dia sudah memastikan akan terlambat menuju sekolah. Mau tidak mau, ia pun harus menunggu hujan reda. Sembari menunggu, di angkatnya sebelah tangannya. menyentuh air hujan yang turun dari atap halte.

Dingin, namun menenangkan. Di hidupnya aroma tanah dan rumput yang menyatuh dengan hujan. Benar-benar sangat menenangkan. Seakan-akan beban pikirannya hilang dalam sekejab.

Rasanya, dunia berhenti untuk membuatnya menderita. Hujan merupakan anugerah terindah baginya. Di setiap harinya, dia berharap. Hujan akan turun walaupun sebentar.

Kapan penderitaan ini segera usai? Ia menunggu hari itu, sangat–– menantikannya. Menunggu saat dimana ia bebas berekspresi tanpa ada yang harus dikhawatirkan. Ia menarik nafasnya yang amat sesak. Seperti ada sesuatu yang membuat hatinya begitu sakit, sampai sesak rasanya untuk bernafas.

"Jangan terlalu menghayati hidup, Sa,"

Reksa menoleh ke sumber suara. Mendapati seorang gadis mungil namun terlihat kuat.

Not Have Akhlak GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang