"Dapat salam dari Reksa untuk kalian, tanpa sepengetahuan Risa" :)
.
.
Oke let's Reading
.
.Aku berlari melewati koridor, bahkan pak Santo yang berada di sana memanggilku pun tak kepulikan lagi. Yang terpenting bagiku sekarang adalah Reksa.
Setelah pelajaran usai, sekelompok orang berlari ntah kemana. Yang pastinya aku tidak peduli tentang hal itu. Hingga seseorang menyebut nama Reksa. Tubuhku langsung membeku di tempat dan jantungku semakin tidak karuan.
Tanpa berfikir lama, aku berlari menerobos kerumunan yang semakin banyak itu.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan Reksa, siapa lagi yang membully Reksa kali ini.
Kumohon, jangan membuatku semakin takut tidak karuan. Kumohon.
Aku terus berdoa, berdoa supaya Reksa dalam keadaan baik dan tanpa luka sedikit. Aku mohon, tunggu aku Reksa.
Kuterobos kerumunan itu dengan susah payah. Tidak peduli dengan makian orang orang yang kuinjak kaki dan tubrukan dibadan. Aku tidak memperdulikan itu semua, yang penting Reksa am––
"Reksa!!!"
Tapi apa ini? Doa yang sedari tadi kupinta pada tuhan. Seketika ludes begitu saja, bahkan tanpa peringatan sedikit pun.
Reksa tergeletak di lantai dengan darah yang keluar dari hidung dan kepalanya. Reksa pingsan sebelum aku datang.
Dengan cepat ku hampiri tubuhnya yang terkulai lemas di lantai dingin. Ku letakkan kepalanya di pahaku. Mengelus luka di kepalanya.
"Reksa~" aku memanggil namanya dengan getar. Bahkan air mataku turun dengan kasarnya. Rasanya tidak percaya dengan apa yang terjadi. Kenapa lagi sih!! Kenapa selalu Reksa?!!
Please, ini mimpikan? Seseorang, tolong bangunkan aku jika ini mimpi.
Kupeluk Reksa dengan erat, air mataku semakin deras, suara tangisku semakin kuat.
"Reksa, bangun. Hikss.. "
Mata dan pikiranku hanya terfokus pada Reksa, seakan-akan hanya ada aku dan Reksa yang ada disini.
Semua orang hanya menonton, tidak membantu sama sekali. Sebenarnya dimana otak mereka? Kenapa satu orang pun tidak ada yang mencegah hal ini supaya tidak terjadi?
Iya, aku tau jika mereka semua membenci Reksa hanya karena perbedaan harta dan jabatan. Tapi, jika mereka memang manusia, pasti ada rasa kasihan terhadap seseorang kan?
Arya, Adji dan Vero menghampiri kami berdua, kemudian membopong Reksa dengan cepat membawanya ke UKS.
Ku angkat kepalaku, kulihat sosok Felix yang kini memegang tongkat kemudian tersenyum dengan seringai khasnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Have Akhlak Girl
Teen FictionNot have akhlak girl. Sebutan yang cocok untuk gadis yang bernama clarissa Abinaya. Gadis SMA dengan sifat hiperaktif dan kebar-barannya. Reksa Pratama, sahabat Clarissa sendiri. Siswa SMA yang dibully oleh teman sekelasnya dikarenakan ekonomi kelua...