Kemarin itu hari yang paling indah menurutku, aku memikirkannya saja dapat membuat aku senyum-senyum seperti layaknya orang gila.
"Ka, yaampun ngapain senyum-senyum gajelas" ujar mama dengan menepuk pundak
"Ada deh ma!" ujarku terlalu girang
"WAH KAMU PACARAN YA KAK?" tanya papa berteriak
"Engga" jawabku santai
"SYUKURLAH" ujar papa dengan mengeluskan dada.
Papaku ini memang protective banget,banget,banget. Beliau mengatakan kepadaku untuk tidak pacaran dulu, belum waktunya, katanya.
Itulah menyebabkan aku menjomblo seumur hidupku. Usiaku 16 tahun tapi aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran sedikitpun. Melihat orang pacaran di Mall kayaknya seru gitu, lihat kita dijemput dan diantar rasanya punya supir pribadi gitu.
Makanya jika hal itu terjadi dalam hidupku itu berarti Tuhan menjawab doa-doaku.
"Ma, hari ini libur kan? , aku tetep mau ke gramedia ya" aku pun meninggalkan rumah.
"HATI-HATI KAK!" ujar mama berteriak
Aku sampai di restaurant tempat aku bekerja. Aku hari ini kerja full, karena tidak ada kerjaan, jika diajak main pun aku akan menolak. Masa depan lebih penting,pikirku.
"Jadi mau pesan apa mba? Ini menunya. Saya tunggu mba" ujarku kepada salah satu pelanggan
"Pesan Ice Coffea aja ya mba satu" ujar pelanggan
"Baik mba,tunggu sebentar ya" ujarku dengan menundukan kepala tanda menghormati
Aku buat pesanan pelanggan yang tadi dengan sangat hati-hati dari es sampai kopinya sampai di gelas.
"Ini mba pesanan...nya" aku sontak kaget karena yang memesan itu salah satu teman lamaku yaitu Siska.
"Wah ternyata lo itu kerja ditempat kayak beginian ya? ya lumayan buat nambahin uang jajan sehari-hari sih. Gimana enak ga si jadi pelayan?" sahut Siska memajukan mukanya yang beberapa cm lagi berdekatan dengan mukaku.
"Iya" ujarku menunduk
"Kalau ada orang ngomong liat sini!!!" sahut Siska marah
"Maaf mba, jika masih dalam kerjaan saya tidak boleh berbicara banyak kepada pelanggan. Sekali maaf ya mba, permisi" ujarku melesat pergi meninggalkan Siska yang terkaget-kaget ditinggal begitu saja.
Aku perhatikan dari kejauhan, Siska telah keluar dari Restaurant. Aku tidak mau kehilangan pekerjaan ini karena ulah orang disekitarku dan aku yang lalai. Aku akan mempertahankannya,harus.
"Gue kangen lo Sis" sahutku menitikan air mata.
"Kamu ngapain diam disini Dita?" tanya Ka Jeni
"Ga ngapa-ngapain" bantahku
"Yaudah deh, ayo banyak pelanggan tuh. Kamu malah diem disini kan gaenak kalau ada yang lihat kamu" ajak Ka Jeni menarik tanganku.
Hari udah mulai petang dan aku menyelesaikan pekerjaan di Restaurant lebih cepat, akhirnya aku diperbolehkan pulang. Aku pamit dengan Ka Jeni dan Bos aku.
Dalam perjalanan pulang, sepedaku dihadang oleh mobil yang menganggu jalan. Dia berhenti sembarangan di depanku. Aku hanya memperhatikan dan menunggu pengemudi atau penumpang dari mobil itu turun. Nyatanya sudah 5 menit tidak ada yang turun.
Aku beranikan diri kembali mengayuh sepeda dengan hati-hati. Saat aku melewati kursi penumpang samping supir dari sisi mobil itu. Seseorang memanggil namaku.
Aku melihat kearah sumber suara, yang memanggil aku ternyata seseorang yang pernah ada dikehidupan aku sebelumnya tapi dia pergi karena bersekolah di Semarang.
"DITA,DITA,DITA" teriak seseorang.
"Iya?" aku melihat kearah sumber suara.
"Roi?" tanyaku bingung.
"Kamu di Bandung? Sejak kapan? Aku juga lagi main-main nih ke Bandung. Mau ketemu sama omma" ujar Roi tersenyum.
"Ga lama sih ya, kalau lebih tepatnya aku ga ingat. Kapan-kapan main kerumah aku ya, deket sini ko. Oh ya maaf aku harus balik duluan ya. Sampai jumpa!" ujarku melambaikan tangan dan pergi.
Roi udah pulang dari Semarang? Dan ko bisa pas banget ketemu sama aku? Membingungkan.
Sesampainya dirumah, aku mau cerita sama mama dan papa. Tapi, mereka berdua sedang tidak ada dirumah. Aneh.
Biasanya mama pasti ada dirumah dan kalau mau pergi pasti kasih tau aku dulu, aneh.
Aku hilangkan pikirkan dari Roi, mama dan papa. Aku akan fokus mengerjakan tugas untuk besok. Besok masuk. Menyebalkan.
Kalau mama sama papa udah pulang, aku akan ceritakan. Tapi, aku sangat mengantuk. Aku tidur saja sebentar. Rasanya udah lama sekali aku tidur.
Tidak aku sangka, aku tidur sampai pagi. Aku beres-bereskan alat tulisku, bergegas mandi dan pakai baju.
Ada seseorang yang mengetuk pintuku, aku suruh tunggu karena aku sedang memakai pakaian sekolah.
"Ka, Roi temen kamu itu yang lama, datang jemput kamu" ujar mama dengan mengetuk pintu kamarku dan pergi turun ke lantai satu.
"APA?!?!" teriakku.
"DIA TAU RUMAH AKU DARI MANA?!?! , SELAMA INI DIA BELAJAR JADI DUKUN DI SEMARANG YA ?!?!" teriakku tidak terima
Hari ini Reihan akan datang dan mengantarku kesekolah, aku sudah berjanji kepadanya. Tapi, kenapa bocah ingusan itu datang lagi ke kehidupanku dan membuat satu-persatu menjadi sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Novela JuvenilNamaku Benedicta Restu, semenjak bertemu dengan Reihan Julius, semua semakin rumit. Satu persatu permasalahan datang, namun dia berjanji untuk terus bersamaku, apapun yang terjadi. Namun ternyata semuanya berjalan tidak sesuai janji Reihan kepada Di...