chap 4

5.3K 394 9
                                    

Revisi : 30 / 01 / 2022
Happy reading 🥰

.
.
.

Senin, hari yang paling dibenci oleh sebagian banyak orang atau bahkan semua orang? termasuk Saga dkk juga pastinya. Hari dimana aktivitas akan bertambah dan pastinya energi lebih banyak terkuras.

Hari ini upacara bendera dilaksanakan seperti biasa. Siswa yang tidak memakai atribut lengkap sudah pasti akan mendapat hukuman dari sang guru tercinta.

Semua siswa sudah mengeluh panas sedari tadi dan merutuk pada kepala sekolah yang sedang memberi amanat tak terkecuali Saga yang memang membenci cuaca panas seperti sekarang.

Saga sedari tadi merintih pelan tanpa ada yang mendengar dengan tangan memegang perut. Sakit, Saga sedari tadi merasa kepalanya pusing dan perutnya mual seperti diaduk-aduk.

Tadi pagi Saga tidak sarapan karena kesiangan sikembar sudah membangunkan tapi memang Saga yang kalau tidur kayak orang mati jadi susah banguninnya.

Saga menunduk mencoba menghalau matahari mengenai wajah putih mulus nan bersih miliknya tapi sesaat setelahnya guru datang menegurnya tanpa memperhatikan wajah pucat Saga dan Saga harus kembali tegak.

Setelah beberapa menit pandangan Saga mulai berkunang. Saga menggelengkan kepalanya mencoba fokus tapi pusing yang dirasakannya semakin parah.

Karena Saga sudah sangat lemas dan pusing dia menumpukan tubuhnya pada teman yang berada disampingnya dan tubuhnya langsung ambruk yang untungnya dapat ditangkap temannya kemudian semua gelap.

•••

Saat ini belum menunjukkan waktu istirahat tapi diruang uks itu terlihat beberapa anak sedang berkumpul menunggu orang yang tengah berbaring nyaman itu terbangun, yap mereka adalah para pawang Saga yang tengah berada di uks dengan Saga yang tengah terbaring lemah.

Mereka menunggu Saga terbangun dengan sabar dan hening hingga terdengar lenguhan dari bibir kecil yang sedari tadi ditunggu.

Perlahan mata cantik itu mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk, setelahnya mencoba untuk duduk bersandar namun segera dicegah.

"Gausah duduk dulu Baringan aja" cegah Varo yang melihat Saga mencoba duduk bersandar.

Tadi pas Saga pingsan sikembar dan yang lain langsung bergegas menghampiri Saga. Para guru tidak bisa mencegah karena orang tua dari Saga dkk termasuk salah satu donatur besar disekolah itu.

"Kakak kok enggak masuk kelas" tanya Saga setelah kembali berbaring nyaman diatas ranjang.

"Gapapa, gausah dipikirin, masih ada yang sakit nggak? pusing? perutnya sakit? atau ada yang lain? Bilang sama kakak" tanya Varo beruntun sedangkan Saga yang ditanyai bingung mau menjawab ditambah kepalanya yang semakin pusing mendengar pertanyaan sang kakak.

Levin yang mendengar pertanyaan dari Varo segera menjitak kepala Varo dengan keras

Ctak

"Akhh kok lu jitak kepala gua si nyet" protes Varo saat merasa kepalanya sangat sakit akibat terkena jitakan dari Levin

"Lagian Saga baru bangun lu tanyain gitu bukannya sembuh tambah pusing denger suara lu anjir" sahut Lio yang ikut merasa kesal dengan Varo

Levin yang memang paling normal segera mengelus lembut kepala Saga mencoba mengurangi rasa pusingnya

"Pusing?" Tanya Kevin yang dibalas anggukan dan gumaman dari Saga

"Yaudah tidur lagi aja nanti istirahat kita bangunin terus makan ya" ucap Levin dengan lembut dan dibalas anggukan lagi oleh Saga. Levin memang akan bersikap lembut dan pengertian jika itu sudah bersangkutan dengan Saga.

Sagara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang