chap 22

4.7K 288 28
                                    

.
.
.
Maaf kalo banyak typo
Happy reading 😊
.
.
.

Saga terlihat termenung dibalkon kamarnya, menatap matahari yang mulai tenggelam enggan untuk menampakkan dirinya dan sang bulan yang ingin menggantikan sang matahari untuk menerangi bumi walaupun tak terlalu terang tapi setidaknya bumi tidak kegelapan.

Saga masih memikirkan ucapan para sahabatnya tadi

Apakah benar saga terlalu manja??

Apakah benar saga ini merepotkan??

Jika merepotkan kenapa mereka masih mau berteman dengan saga, kenapa mereka tak meninggalkan saja saga dari dulu.

Saga akan merasa lebih baik jika ditinggalkan dari dulu, setidaknya ia tidak terlalu berharap lebih dengan para sahabatnya, setidaknya ia tidak merasakan kehilangan yang sangat mendalam dan sakit yang akan mungkin sangat membekas

Apakah mereka sangat kecewa dengan saga??

Apakah mereka memikirkan saga sekarang??

Apa mereka tidak ingin minta maaf??

Jadi selama ini benar semuanya hanya berpura-pura??

Saga hanya dapat tertawa miris dengan mata yang terus menguncurkan airnya

Ahh semua ini membuat saga bingung lebih baik berendam diair dingin untuk menjernihkan kembali pikirannya.

•••

Sudah setengah jam saga berendam didalam air dingin, tubuhnya sudah menggigil kedinginan karena terlalu lama berendam didalam air

Merepotkan

Ah saga melupakan itu, ia tidak boleh merepotkan mereka lagi saga akan berusaha untuk belajar mandiri mulai sekarang

Saga memakai baju tebal agar dapat menghangatkan tubuhnya dan juga memakai minyak telon diarea sekitar perutnya juga leher supaya lebih hangat

Setelah selesai saga keluar dari kamarnya saga lapar dan  perutnya memberontak minta diisi sedari tadi tapi malah ia abaikan untung magh nya tak sampai kambuh

Untungnya lagi didapur masih ada makanan setidaknya ia tak perlu menunggu bi inah memasak, tapi tumben sekali rumahnya sangat sepi seperti tak berpenghuni.

Dimana yang lainnya?? Tak biasanya rumah sepi

Dimana sang kakak dana sahabatnya?? Apakah ayahnya belum pulang?? Bahkan bi inah juga tak ada dirumah hanya ada dia sendirian

Saga yang hendak makanpun mengurungkan niatnya dan memilih untuk mencari dimana semuanya berada

Saga berjalan keruang tengah dan hanya disambut oleh kekosongan, tak ada siapapun bahkan ruang tengah sudah sepi dan terlihat rapi

Keruang kerja ayahnya juga sepi tak ada tanda-tanda keberadaan manusia

Dikamar sikembar juga sepi kamarnya masih rapi begitu pula dikamar sang ayah terlihat masih sangat rapi

Saga kembali turun kelantai satu tapi tiba-tiba lampu yang semula terang langsung padam

"AKHHH" Teriak saga ketakutan sambil menutup rapat kedua matanya

Keadaan yang gelap ditambah diluar hujan lebat disertai kilatan petir menambah ketakutan saga

"AYAH KAKAK BIBI" teriak saga ketakutan dengan mata yang terus mengeluarkan air mata, kedua tangannya ia gunakan untuk menutup telinganya dan bibirnya terus berucap memanggil siapapun yang ia ingat

Saga sudah sangat ketakutan sekarang dirumah yang sangat besar hanya ada dirinya yang ketakutan.

Ctek

Sagara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang