chap 15

2.6K 241 13
                                    

.
.
.
Maaf kalo banyak typo
Happy reading 😊
.
.
.

Saga sedang duduk sendiri di ruang tengah ditemani sekotak coklat dan juga sekotak biskuit dipangkuannya. Pandangan saga lurus kedepan kearah sebuah tv yang menampilkan sikembar upin ipin yang tengah bertengkar. Saga terlalu fokus sampai tak menyadari adanya keberadaan sang ayah yang baru saja pulang dari bekerja.

"Liat apaan dek?" Tanya daren setelah mendudukkan diri disamping saga dan mengambil biskuit yang ada dipangkuan saga, sedangkan yang ditanya tetep fokus melihat sikembar.

"Dek" panggil daren mencoba mengambil perhatian saga dari tv yang masih menampilkan sikembar, saganya tetep aja gak ngalihin perhatiaannya saking fokus sama yang dilihatnya

"Dek masa ayahnya dianggurin" ucap daren lagi tapi kali ini sambil mencolek dagu sang anak agar menyadari keberadaannya. Saga yang digituin langsung menatap  orang yang mengganggunya menonton tv dengan tatapan tajam yang malah membuat daren menggigit pipi dalamnya karena wajah menggemaskan anaknya.

"Ahh ayah mah ganggu saga nonton aja sih" kesal saga kepada daren dengan mencubit tangan daren kecil tapi sakit. Kan biasanya kalo dicubit bayik gitu kecil kan ya tapi sakitnya ituloh nyut nyut di tangan.

"Aduh sakit dek galak banget sama ayah" ringis daren kesakitan sambil menepuk pelan tangan saga yang mencubit tangannya, sedangkan saga bibirnya udah maju kedepan sambil pipinya digembungin gemes minta digigit

Daren yang melihat itu udah gak kuat nahan gemes langsung menarik saga kepelukannya dan mendekap saga erat sampe saga yang dipeluk sesek sendiri

"Aduhhh anak ayah gemes banget sih" gemas deran menguyel-uyel saga karena kepalang gemas dengan anak bungsunya

Tak lama dari tangga terlihat varo dan vano yang turun bersamaan dengan pakaian santai dan hendak menyusul kearah saga yang didekap daren erat

"AYAH SAGANYA JANGAN DIGITUIN" teriak varo dan vano sambil berlari menuju saga dan memukul brutal sang ayah, sedangkan daren yang dipukuli dengan kedua anaknya dengan tak rela melepaskan pelukannya.

"Aduh lu gapapa kan ga? Huhuhu kasiannya adek emes gua dianiaya ayahnya sendiri" ucap varo sok sedih sambil memeluk saga dari sebelah kanan diikuti vano yang juga memeluk dari samping kirinya.

Daren yang melihat kedua putranya langsung memutar bola matanya malas. Sikembar memang paling bisa kompak jika memonopoli saga dari sang ayah.

"Gantian lah kak ayah baru pulang kangen pengen peluk adek jangan ganggu dulu" ucap ayah menatap si kembar dengan tampang melas yang malah terlihat menjijikan

"Ayah gausah kayak gitu udah tua juga gak inget umur" ucap varo pedas membuat sang ayah mencebikkan bibirnya sok lucu padahal mah amin-amit

"Ayah gausah sok lucu deh bukannya imut-imut jadinya malah amit-amit" ucap vano membuat daren mendengus kesal dan menatap malas kedua putranya

"Uang jajan kalian ayah potong seminggu" ucapan daren membuat sikembar merasakan petir menyambar disiang bolong ini.

"Ya gak bisa gitu dong yah" sahut vano dan varo tak terima sedangkan saga hanya cekikikan sendiri melihat kedua kakak kembarnya dan juga ayahnya

"Salah sendiri kalian gangguin ayah sama saga, yaudah dek sini ikut ayah nanti ayah beliin jam keluaran terbaru yang kamu pengen dari kemarin itu-" saga yang mendengar langsung bersorak senang dan menyusul daren yang sudah berdiri dan berjalan kearah tangga tapi sebelum naik kelantai atas daren berhenti sebentar sambil menatap sikembar yang duduk terdiam

"-oh iya buat kalian twins sepatu incaran yang kalian minta gak jadi ayah beliin" ucap daren enteng sambil berlalu kelantai atas diikuti saga dibelakangnya, sedangkan sikembar masih mencerna semuanya sampai-

"AYAHHH!!!"

•••

Setelah kejadian tadi siang sikembar membujuk daren dengan segala rayuan agar tidak jadi membatalkan niat daren yang ingin membelikan sepatu yang vano dan varo inginkan yang akhirnya daren setujui karena sikembar yang meminta bantuan saga, tapi itupun saga lakukan tidak dengan cuma-cuma.

Saga pastinya minta imbalan kepada kedua kakaknya dengan membersihkan kamarnya selama dua minggu, satu minggu untuk vano dan satu minggu untuk varo. Tak apalah yang penting sepatu yang dijanjikan daren tidak jadi dibatalin.

Setelah aksi membujuk daren tadi daren menyuruh sikembar serta saga untuk mengemasi pakaiannya untuk beberapa hari kedepan karena sang kakek yang meninta seluruh keluarganya berkumpul untuk temu kangen.

Sikembar dan saga yang mendengar langsung bersorak senang sambil berlari menuju kamarnya masing-masing untuk mengemasi pakainnya yang dibawa kerumah kakek tak lupa satu koper kecil yang mereka bawa masing-masing untuk oleh-oleh.

Sekarang ini daren dan ketiga anaknya sudah duduk nyaman didalam mobil dengan daren yang menyetir disampingnya ada vano dan dibelakang ada varo dan saga yang sudah berisik merebutkan jajan.

"Kakak itu jajan gua kenapa lu ambil sih" kesal saga kepada varo yang tengah asik memakan jajan milik saga

"Lah mana gua tau ini punya lu, salah sendiri narohnya sembarangan ya gua makan lah emang gua salah?" Ucap varo membuat saga semakin kesal dan berakhir memukul varo dengan brutal

"Aduh udah elah ga sakit ini" ucap varo kesakitan karena pukulan saga yang memang lumayan sakit

"Gak salah sendiri makan jajan gua" kesal sag dengan tangan yang masih memukul varo

Vano yang jengah mendengar keributan dari belakang langsung berbalik kebelakang sambil menatap keduanya kesal

"Kalian bisa diem gak si ganggu gua tau gak" kesal vano sambil menatap keduanya

"ENGGAK" ucap saga dan varo serempak membuat vano hanya bisa mengelus dada sabar tapi didalam hati sudah mengabsen seluruh hewan dikebun binatang

Daren yang memang sedari tadi mencuri lihat interaksi ketiga anaknya hanya menggelengkan kepala heran dengan tingkah ketiga anaknya yang susah akur, tapi giliran akur susah dipisah.

"Udah kalian semua diem, mending tidur aja masih lumayan jauh ini" ucap daren menengahi ketinganya dan dibalas anggukan singkat dari sang anak.

Beberapa menit kemudian mobil yang tadinya kayak pasar sekarang jadi sepi kayak kuburan, sikembar dan saga sudah diam dengan mata tertutup dan nafas teratur tanda bahwa mereka sudah berkelana didunia mimpi.

Daren yang melihat ketiganya sudah tertidur tersenyum simpul dan melajukan mobilnya dengan tempo agak cepat agar segera sampai dirumah sang ayah dan ketiga putranya dapat tertidur dengan nyaman.

Sagara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang