Sarapan dalam keheningan sudah biasa terjadi dalam keluarga jongcheveevat. Hanya dentuman sendok garpu dan piring yang dapat didengar. Bahkan suara kunyahan sekalipun terdengar samar samar. Mew beranjak dari kursi kemudian pergi menaiki mobil miliknya menuju kantor, tanpa sepatah katapun pagi ini juga. Seolah sudah terbiasa, yang lain hanya tak peduli dan melanjutkan aktivitas mereka menelan sarapan, untuk memenuhi asupan tubuh.
Suara mobil sang kepala keluarga sudah tak terdengar. Kini Jimmy, putra kedua Jongcheveevat mulai bersuara.
"Hah sial! Akhirnya pria tua itu pergi." Umpatnya dengan helaan nafas panjang.
"Dasar pecundang." Balas Ohm menyeringai tipis dan kembali melakukan aktivitas makannya.
"Heh!! Emang lu berani ngumpat di depan pria tua itu!?" Sahut Jimmy tak terima.
"Tentu saja, untuk apa takut?" Ohm menyodorkan garpunya ke wajah Jimmy tanpa takut. Pria bertubuh tinggi tersebut menepisnya bersamaan dengan kerutan pada dahinya muncul, kesal.
"Oh, iya!! Gue lupa, lu kan udah terbiasa sama luka." Ujarnya terkekeh kemenangan.
"Sialan!! Coba aja tiga kali, terus ntar udah terbiasa kok."
"Idih males banget, cukup sekali doang. Ntar kalo keterusan bisa hancur badan gue. Kalo badan gue ancur terus Tommy gak mau lagi ama gue kan jadi berabe." Memikirkannya saja Jimmy sudah merinding, menurutnya cukup sekali saja didikan fisik dari ayahnya.
"Hilih!! gue yang langganan tiap minggu aja masih baik baik aja."
"Baik baik mata lu, tuh liat tangan kanan lu aja patah, goblok!!"
"Tangan gue ini kecium besi, bego!!"
"Kecium apa di cium!!"
"Apa bedanya!? Anjir!"
"Ya bedalah go---"
Kreiit
Suara bangku bergeser menghentikan perdebatan mereka. Si sulung sudah beranjak dari sana dan mulai berjalan menuju mobil BMW i8 miliknya. Kedua mata adiknya yang sejak tadi terpaku pada Nut kini kembali pada keadaan semula.
"Si anjir, kagak ada bedanya sama pak tua!!" Seru Ohm jengah.
"Beda kali." Jawab Jimmy menelan suapan terakhirnya.
"Ck"
Tak berselang lama dua lainnya juga pergi. Jimmy ke universitas dengan mobil mewah yang ia setir sendiri, dan tak lupa mampir ke rumah sang kekasih. Ohm dengan motor balapnya yang ntah mampir kemana mana terlebih dahulu sebelum ke SMA.
###
Di universitas mobil mewah Nut terpakir rapih di dekat bangunan fakultas bisnis. Tampak dari kejauhan dua sahabatnya lari tergopoh-gopoh menuju dirinya. Pria berwajah galak dan manis dari fakultas yang sama dengannya adalah Gulf Kanawut traipipattanapong. Pria yang tak terlalu miskin atau pun kaya, tapi berkecukupan. Ia berada di fakultas bisnis berkat beasiswa miliknya, karena cerdas. Alasan ia masuk fakultas bisnis sangat berbeda dengan Nut. Jika Nut untuk belajar melanjutkan perusahaan ayahnya. Maka Gulf belajar untuk membuat perusahaan sendiri.
Kemudian di sebelahnya Toon Rapeepat aimphan dari fakultas kedokteran. Berbanding terbalik dengan Gulf, ia kaya walau masih berada di bawah Nut. Toon sudah berteman dengan Nut sejak kelas 7 SMP, karena persahabatan kedua orang tua mereka.
"Nut!! Oh paNut!! Teriak Toon dari kejauhan yang menjadi tontonan menarik mahasiswa lainnya.
"Jangan teriak goblok!" Seru Gulf membungkam mulut sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's you, only you [ NutxPetch ] [ END ]
FanfictionNut Supanut namanya, seorang putra sulung keluarga jongcheveevat. Keluarga yang memiliki pengaruh besar di dunia ini, memiliki kisah kelam di dalamnya. Dunia Nut yang gelap kembali terang karena senyum manis fotografer paruh waktu bernama Petch. Bag...