doea

712 87 12
                                    

Matahari menjulang tinggi di angkasa pertanda hari sudah siang. Kelas Gulf dan Nut telah selesai. Tampak dari kejauhan Toon datang dengan es kopi ditangannya. Ketiganya tentu saja segera menuju ke kantin. Aktivitas yang rutin terjadi seperti daur air, pikir Nut. Tapi tidak kali ini, ketika wajah memohon Gulf sudah dalam mode on. Pasti akan ada hal yang menyusahkan terjadi.

"Ku mohon bantu aku, Nut!" Ujar Gulf sembari menyatukan kedua telapak tangannya, memohon. Nut terdiam begitu juga Toon. Gulf melanjutkan bicaranya,

"Oh ayolah Nut, jadilah model dagangan bajuku!! Kalo bulan ini aku tak membayar sewa rumah. Bisa habis aku di giling renternir." Ucap pria berwajah galak itu pasrah. Jika dengan Nut bahasa yang akan digunakan tentu saja aku kamu. Mengingat pria dingin itu selalu saja berbahas formal. Jadilah semua orang yang berbicara dengannya juga menggunakan bahasa yang sama.

"Kau butuh berapa?" Tanya Nut datar.

"Kalo aku pinjam dari mu, sama saja aku harus mengembalikannya juga kan." Jawab Gulf geram.

"Aku memberikannya padamu, jadi tak perlu di kembalikan." Ujar Nut dengan wajah datar lagi.

Gulf kesal, urat kepalanya terlihat. Ia menarik kerah Nut dan berteriak.
"Aku tak butuh uang mu, aku hanya butuh kau jadi MODEL ku!! Walau pasti kau pikir ini merepotkan, tapi ku mohon jadilah model ku ya!" Ucapnya dengan nada memelas di akhir.

Yap, tepat sekali, Nut pikir menjadi model terlalu menyusahkan. Bukan kah memberi Gulf uang termasuk penyelesaian yang mudah. Bukankah begitu? tapi inilah Gulf dan sifat itulah yang membuat Nut maupun Toon ingin berteman dengannya.

Nut mengangguk pasrah, ia tak mau tapi tak bisa menolak. Alhasil kemenangan berada di tangan Gulf. Toon meneguk air sodanya hingga habis dan berkata.

"Gue gak pinter dalam fotografi, jadi kenapa gue yang harus jadi fotografer nya?" Toon menyangga kepalanya di tangan kanan.

"Gue gak perlu yang pinter, gue cuma butuh yang bisa!" Ujar Gulf serius.

***

"Eeeeh lu buruk banget dalam hal ini!!!"

"Kan gue udah bilang."

"Gue kira gak seburuk ini, sial!!"

Perdebatan kecil dimulai sejak gambar yang di ambil Toon tak sesuai dengan ekspektasi Gulf. Mereka kini tengah berada di tempat pemotretan, yaitu pinggir jalan. Tempat pemotretan yang paling murah tanpa sewa.

"Kalau gitu lu aja yang ambil fotonya!" Geram Toon menyodorkan kamera ke arah Gulf.

"Hei!! Gue aja gak bisa pakai kamera, bodoh!!" Gulf juga nampak naik pitam, sedangkan Nut ia sibuk meneguk soda di tangannya sembari melihat kedua sahabatnya bertengkar, tak peduli.

"Berisik!! Tunggu bentar disini gue mau panggil teman yang ahli dalam fotografi dulu." Toon pergi untuk menelpon temannya itu.

"Woi!! Gue nyuruh lu, lu nyuruh yang laen, kamvret!" Teriak Gulf, kesal.

"Kalo gitu aku juga minta digan---"

"Gak."

"Tak perlu bay--"

"Gak."

"Mereka lebih profesional dari k--"

"Gak."

Nut hanya mengangguk pasrah. Ia tak dapat menentang Gulf lagi. Rasa iri muncul kepada Toon yang bisa melempar tugas dari Gulf pada yang lain. Sedangkan Nut bahkan dari tadi belum sempat mengatakan kalimatnya, tapi tolakan sudah di lontarkan Gulf.

it's you, only you [ NutxPetch ] [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang