Sepoeloeh

534 66 33
                                    

"P'Nut!!!" Panggil pria yang sangat familiar bagi Petch maupun Nut. Ia adalah Jimmy adik kandung Nut. Dan sepertinya pria yang lebih pendek di samping Jimmy itu adalah Tommy kekasihnya.

 Dan sepertinya pria yang lebih pendek di samping Jimmy itu adalah Tommy kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📷 Jimmy and Tommy

Petch sudah tau sedikit tentang keluarga seniornya dari Boss. Pria pusat gosip tersebut selalu punya informasi terbaru darimana saja. Tapi tentu saja Boss tak tau jika Nut berasal dari keluarga Jongcheveevat. Sehebat apapun Boss, keluarga Jongcheveevat terlalu misterius untuk dirinya.

"Halo Jimmy!" Kebetulan Jimmy dan Petch seumuran. Jadi tak perlu ada embel embel phinong bagi keduanya.

"Kalian ngapain di sini? Jangan bilang kalian.... Nge-date!!" Seru Jimmy setengah berteriak, beruntung Tommy segera membungkamnya agar tak membuat keributan.

"Buk---"

"Iya!! Kami lagi nge-date jadi sana pergi jangan ganggu." Jawab Nut membuat tiga pria lain melotot histeris. Sedangkan Nut menopang dagunya pada tangan dan membuat wajah kesal.

"Waaah waaah waaah!!! Oke deh P' maaf ganggu. Ayo Jimmoi beli sate buruan!!" Kali ini Tommy bersuara kemudian menggeret kekasihnya yang masih mematung shock.

Petch kembali duduk pada tempatnya. Nut sengaja mengatakan itu untuk balas dendam, dan ternyata berhasil. Pria manis di depannya nampak tak bisa menahan malu. Bukan hanya telinganya yang memerah. Bahkan pipinya nampak merona. Petch mengalihkan pandangannya, tapi saat matanya tiba tiba bertemu mata Nut. Saat itu pula Petch segera menutup wajahnya dengan tangan, seolah olah dapat menutupi rasa malunya.

Nut menyingkirkan tangan juniornya. Kemudian mencubit ringan hidung Petch.

"Jangan di sembunyikan, kau terlihat manis jadi jangan di sembunyikan." Ujar Nut tersenyum tipis.

"P' juga manis!" Seru Petch mengerucutkan bibirnya. Karena dalam sudut pandang Petch pria di depannya itu manis, walau lebih kearah tampan.

"Aku tampan!" Sahut Nut bangga dengan wajah sombongnya.

"Aku juga!"

"Kau manis!"

"Aku tampan!"

Mereka terus berdebat hingga notifikasi handphone Petch menghentikan keduanya. Singto memintanya segera pulang, karena hari ini kakaknya itu membeli pop corn untuk menonton film bersama. Quality time bagi phinong katanya.

"Auw, P' maaf aku harus segera pergi!"

"Kalo begitu biar ku antar."

"Tak perlu, terima kasih. Aku pergi dulu ya! Sampai jumpa!" Petch segera berlari pergi menuju halte bis. Sedangkan Nut menatap punggung juniornya menjauh tanpa berpaling.

Jeduar!!!



Bruak!!

Suara petir mengejutkan Petch hingga dirinya terpleset. Untung saja Nut datang tepat waktu. Saat ini posisi keduanya sedang dalam keadaan jatuh terlentang. Tangan Nut menahan kepala juniornya agar tak membentur tanah. Petch nampak sangat terkejut atau mungkin takut. Ia bahkan masih sedikit linglung. Tapi kemudian sadar dan segera bangkit dari sana.

it's you, only you [ NutxPetch ] [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang