Mew mengernyit bingung, menanggapi pemuda di depannya. Apa yang di mau pemuda ini? Kenapa wajahnya nampak menantang.
"Tidak sopan!" Batin Mew, menatap tajam pria di depannya, yang juga menatap tajam ke arahnya. Dirasa situasi makin memanas di dalam ruang ber-AC dua ini. Nut segera menyela.
"Pa, dia teman Nut." Ujarnya.
Mew sempat tertegun, baru saja putra ke bangganya memanggilnya 'papa'. Bahkan dua saudara lainnya tampak membulatkan mata mereka hingga hampir terlepas. "What the fuck!!" Kira kira batin keduanya.
Setelah mendengarkan kalimat Nut, Mew tampak fokus kembali pada pria di depannya.
"Kau bisa apa?" Tanyanya.
"Cuci piring, nyapu, ngepel, ngangkat galon, eem sikat WC!?" Jawab Gulf antusias. Ah, sial Ohm ingin tertawa lepas sekarang. Sungguh, ia sudah tidak tahan lagi.
Duda tiga anak ini nampak heran, entah kenapa jawaban pria di depannya terdengar tidak meyakinkan. Tetapi karena si sulung yang merekomendasikannya. Mew hanya bisa menerima. "Baiklah kau bisa bekerja hari ini, minta pembantu senior untuk mengajari mu!" Perintah Daddy sugar, yang segera melenggangkan kaki jenjangnya menuju kamar di lantai dua.
Setelah kepergian Mew, tawa menggelegar Ohm dan Jimmy memenuhi ruangan. Mereka merasa lega bisa tertawa. Karena keduanya menahan tawa sejak tadi. Hingga perut dua sedarah ini sakit dibuatnya. Ohm terbatuk sampai mengeluarkan air mata. Sedangkan pelaku yang menyebabkan mereka tertawa hanya mengernyitkan dahinya kebingungan. "Aneh." Batinnya.
***
Sudah tiga hari masa training Gulf sebagai calon pembantu. Ya, dia masih calon. Karena kerja pria itu sangat serius akhirnya kepala pembantu di sana menerima Gulf juga. Ia mulai bekerja saat jam 15.00-22.00 dimana saat jam tersebut kuliah Gulf sudah selesai. Karena dia hanya bekerja paruh waktu. Bayaran untuknya di potong 3 juta. Jadi gajinya hanya 12 juta, dan itu sudah sangat banyak hingga berlebihan untuk dirinya yang hanya bekerja paruh waktu. Pasti ada campur tangan sahabatnya disana.
"Gupi,,, aku mau cilok!" Ujar Ohm dengan nada manjanya. Gulf merasa sangat kesal dengan bocah tersebut. Pasalnya bocah SMA itu selalu menyuruh macam macam pada Gulf. Pria manis tersebut, merasa dirinya lebih nampak seperti budak keluarga jongcheveevat daripada pembantu.
"Ohm....Gupi lagi nyapu, goblok!" Jitak Jimmy pada Ohm yang semena-mena. Aah, Gulf bersyukur masih ada orang seperti Jimmy di sini. Karena hanya pemuda lebih muda 3 tahun darinya itu yang peduli.
"Ya, udah abis nyapu deh beliin cilok!" Sahut Ohm keras kepala.
"Beli sendiri ngapa, depan rumah juga!"
"Aah jauh, lu kan tau seberapa lebar pekarangan kita." Ya, pekarangan mereka lebih lebar dari lapangan bola sepak berstandar nasional.
"Ya naik motor lah ato sepeda."
"Iih capek!"
"Manja banget anjir."
Jimmy bangkit dari duduknya kemudian berjalan keluar rumah.
"Kemana?" Tanya Ohm.
"Kencan!"
"Ikut, anterin gue ke suatu tempat."
"Idih kagak kapok kapok lu, pasti mau ke club Kan?."
Ohm menampilkan deretan gigi putihnya dengan bangga. Jimmy menghela napas kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
it's you, only you [ NutxPetch ] [ END ]
FanfictionNut Supanut namanya, seorang putra sulung keluarga jongcheveevat. Keluarga yang memiliki pengaruh besar di dunia ini, memiliki kisah kelam di dalamnya. Dunia Nut yang gelap kembali terang karena senyum manis fotografer paruh waktu bernama Petch. Bag...