Duabelas

546 66 62
                                    

Sudah dua hari Petch tak melihat seniornya tersebut. Jika hanya sehari mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi ini sudah dua hari berlalu dan Petch masih belum melihatnya. Ingin rasanya pria itu bertanya pada Singto. Namun tak ingin kakaknya tersebut melontarkan pertanyaan beruntun, seolah ia pelaku pembunuhan berantai. Akhirnya Petch putuskan hari ini untuk ke fakultas Nut mencari pria itu.

Sore setelah kelas terakhirnya selesai. Petch mencari Nut di fakultas bisnis. Toon yang tak sengaja melihat junior beda fakultas tersebut, menghampirinya.

"Oi Petch!! Ngapain di sini?" Tanya calon dokter tersebut, menepuk punggung Petch. Pria manis tersebut menoleh kearahnya lalu tersenyum ramah.

"P'Toon sendiri sedang apa?" Tanya Petch.

"Oh, gue mau balikin komiknya Gulf. Tapi dia udah buru buru balik ke rumah Nut. Lu sendiri?"

"Hmmm, cari P'Singto!" Elaknya berbohong pada Toon.

"Ngomong ngomong lihat P'Nut gak? Udah dua hari gak lihat." Tanya Petch pada senior beda fakultas tersebut.

"Nut? Oh, dia udah dua hari demam, jadi kagak masuk. Makannya tadi Gulf buru buru balik buat ngerawat dia." Toon menjelaskan, di angguki paham oleh Petch. Pria manis itu merasa bersalah mengingat kejadian dua hari terakhir. Nut yang datang ke rumahnya dalam keadaan basah kuyup. Beruntung dirinya tak ikut terkena demam. Tapi Petch rasa ia bertanggung jawab juga atas sakitnya pria itu.

"Eem P', aku mau ke tempat P'Nut. Mau aku saja yang menghantar komiknya ke P'Gulf ?" Tawar Petch menjulurkan tangannya ke Toon. Tentu saja pria yang lebih tua tak bisa menolak, dan memberikan komik tersebut.

"Mau ngapain ke tempat Nut?" Tanya Toon penasaran dengan segala ketidak pekaannya.

"Mau mengunjungi---P'Singto, dia kan mengajar les Ohm!" Ujar Petch agak berteriak karena dirinya kini berlari menjauh. Petch telah berbohong dua kali hari ini.

"Eh, bukannya les Ohm libur hari ini?" Gumam Toon bingung. Tapi masa bodohlah dengan itu.

"OIYA PETCH, NUT SAAT DEMAM ITU, SANGAT BENAR BENAR SUPER DUPER MENYEBALKAN!!" Teriak Toon layaknya megaphone. Tapi Petch sudah tak terlihat maupun mendengarnya lagi.

"Lah udah ilang aja." Toon mengangkat bahunya tak peduli. Kemudian pria itu pergi menuju rumah untuk beristirahat.

***

Petch sudah sampai di pintu masuk rumah keluarga Jongcheveevat. Beruntung dirinya berhasil melewati pagar dengan lancar. Karena mendapat bantuan dari dalam yaitu Ohm. Tidak tau darimana pria ini mendapatkan nomor adik iparnya.

"Permisi." Ujarnya memasuki rumah bak istana tersebut.

"Aargh...Auw...Aaaaaaaa....Sakit!!" Sepertinya suara tersebut keluar dari Ohm yang sedang di obati lukanya.

"Diem dikit ngapa!!" Bentak Prigkhing yang sibuk mengurus kekasihnya tersebut. Iya, kekasih! Tiga hari yang lalu mereka resmi jadian. Bahkan Ohm sampai mengumandangkannya di sekitar komplek. Mendeklarasikan Prigkhing sebagai miliknya. Hingga gadis berambut gelombang tersebut kehilang muka.

"Auw P'Petch....Aaargh!!" Sapa Ohm yang kembali menjerit kesakitan. Sepertinya sudut bibir remaja itu sedikit berdarah dan berubah ungu.

"P'Gulf dimana?" Tanya Petch menghampiri pria itu.

"Hachu--!" Bersin Jimmy yang tiba tiba muncul dari sofa. Membuat Petch terkejut hingga mundur beberapa langkah. Mata Jimmy nampak terlihat jelas lingkaran hitamnya. Ia sepertinya kurang tidur.

it's you, only you [ NutxPetch ] [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang