Bunda Ben.

5.3K 1.2K 354
                                    

Bunda yoonbin tengah sibuk menyirami makam anakny dengan sebotol air, siang itu matahari sangat terik, keringat membasahi pipi bunda.

Bunda yoonbin menghapus keringatnya dan menatap langit yang amat biru siang itu.

"Nak udah dua bulan, jujur bunda kesepian" ucapnya pada langit seolah olah langit itu adalah yoonbin.

Kemudian ia kembali menatap makam yang bernamakan ha yoonbin itu, ia benar benar terkejut dengan fakta yang ia dapat, bahwa yoonbin mencoba membunuh jaehyuk.

"Bunda ga becus banget ya jadi bunda, anaknya punya tempramen buruk masa ga tau" ucapnya mengusap nisan yoonbin.

Angin yang berhempus siang itu seakan munusuk ke hulu hatinya. Kenapa ia tidak pernah tau bahwa sang anak punya tempramen buruk.

"Setau bunda kamu tuh ga punya tempramen yang buruk, kamu kalau marah bisa kontrol emosi kok, kamu gak pernah lukain bunda, kenapa kamu bisa punya pemikiran lukain jaehyuk temen kamu sendiri?" monolognya sendiri.

Ia masih bertanya tanya tentang kejadian ini, setaunya anaknya baik baik saja, anaknya memang kurang banyak bicara tapi ia bukan lah seorang psychopat, ia sangat mengenal sang anak.

"Dan kenapa kamu malah bunuh diri, kalau kamu nyesel ya gak usah bunuh diri juga ben, kamu bisa bilang sama bunda, ngomong baik baik. Bunda bisa cariin pengacara buat kamu atau bunda bisa sogok pihak hukum sama kepolisian biar kamu ga masuk penjara"

"Bunda akan lakuin apa aja demi anak bunda"

Ia terus bercerita seperti orang gila, jaehyuk yang melihat dan mendengar itu semua hanya diam menahan tangis berdiri di belakang bunda yoonbin, satu kata saja benar benar berat untuk ia ucapkan.

"Bunda sedih banget tau been, bunda ga punya anak ganteng lagi buat di pamerin ke temen temen bunda" bunda yoonbin tertawa saat ia mengingat saat saat ia membanggakan ketampanan sang anak pada teman temannya.

"Bunda udah janda, trus di tinggalin sama anak. Aduuh miris banget idup bunda ben"

"Kadang bunda mikir, nyusul kamu sama ayah enak kali ya, kita bisa kumpul bareng" sekarang airmatanya membasahi pipi, ia sudah berusaha agar air mata tak keluar lagi, tapi rasa sakit itu membuatnya terus keluar.

"Tapi kamu tau kan pegang pisau aja bunda gemeter, hadehh bener bener ya bunda emang gak cocok jadi bunda pegang pisau aja takut" ia terkikik saat mengenang masa masa dimana ia dan sang anak memasak di dapur dimana tugas potong memotong ia tugaskan pada yoonbin.

"Bukan bunda bunda able gitu ya, ehh apasi eble apa elebe apasii bunda ga tau.."

Tubuh jaehyuk benar benar bergemetar mendengar cerita bunda yoonbin.

Bunda yoonbin diam sesaat, lalu terdengar suara isakan sembari terus menyebut nama yoonbin.

"Beenn.." lirihnya penuh kesedihan "kamu beneran udah gaada ya... Bunda kangen, pengen cubit pipi kamu. bunda slalu berdoa ke tuhan semoga ini cuma mimpi, tapi bunda ga di bangun bangunin sama tuhan..." ia menangis sejadi jadinya, jujur saja ia sudah mencoba untuk mengiklaskan yoonbin, ia terus mencoba untuk tetap bersikap normal, tetapi ia tidak sekuat itu.

"Atau ben, bunda nikah aja lagi, trus mintak sama tuhan kamu rengingkarnasi jadi anak bunda lagi"

"Tante..."

Panggilan itu membuatnya terkejut dan menoleh ke asal suara.

"Jae.." ucap bunda yoonbin berdiri menyamakan tubuhnya dengan jaehyuk.

Jaehyuk langsung memeluk erat bunda yoonbin.

"Maafin jae tante... Maafin tante ini salah jae tante... Karna jae tante harus kehilangan yoonbin. Maafin jaehyuk..." jaehyuk menangis sejadinya di pelukan bunda yoonbin, tubuhnya bergemetar hebat.

[2] Be trapped [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang