Kesepuluh

42 3 0
                                    

  Ghea melirik sana-sini dengan bosannya ia hanya mengaduk minumannya saja.

Brak.

Marissa datang dengan spesiesnya. "Lo belum kelar urusan sama gue bitch"

Ghea memandang Marissa dengan senyum miringnya. "Oya?!"

"Gue tantang lo datang ke party nya Chelsea. Kalo lo gak dateng berarti memang kenyataannya lo itu pengecut!" Setelah berucap seperti itu Marissa pun pergi.

"Ngomong apa anak monyet satu itu?!" Tanya Melly teman semeja Ghea, setelah mengantri di stand makanan dengan baki ditangannya dia duduk disamping Ghea.

"Mau cari masalah,apalagi!" Jawab acuh ala Ghea.

"Gila apa yak itu anak! Udah dipatahin tangannya masih aja belagu.. ck heran gue sama anak pak Prince itu!"

Ghea menaikkan sebelah alisnya. "Lo kenal bokapnya?

"Yups. Bokap gue sekertaris pak Prince di perusahaannya!"

Ghea mengangguk. "Gimana orangnya?" Tanya Ghea penasaran.

"Kata bokap gue sih orangnya tegas gak memandang siapapun jika mereka berbuat curang dengan senang hati dia akan menghancurkannya tanpa perasaan" Ghea mengangguk. "Satu lagi si kunyuk itu bukan anak kandungnya. Rahasia lho yak cuma lo,gue dan bonyok aja yang tau!"

"Terus ngapain lo kasih tau gue?" Tanya Ghea penasaran.

"Gak tau insting aja, gue mau ngasih tau lo. Secarakan dia musuh pribadi elo. Tapi...." Melly meneliti Ghea dengan intens. "Lo mirip pak Prince"

"Uhuk!" Ghea tersedak minumannya. "Gila yak lo. Nyama nyamain gue sama orang lain"

Melly tertawa. "Jangan lupa ya gue ini anaknya detektif"

"Lantas kenapa dengan anaknya detektif?" Tanya Ghea aneh.

"Gue udah belajar menganalisa gen dari kecil dan gue udah kenal pak Prince dari gue orok!"

"Oya lalu kenapa lo gak berteman dengan Marissa saja kalo gitu?!"

"Dih ogah banget gue berteman sama cewek halu itu." Melly bergidik.

Ghea terkekeh melihat teman semejanya itu. Ia melihat Joe dan Marissa ngobrol sepertinya mereka akrab.

"Oya Mel. Lo kenal Joe nggak?"

Melly mengangguk "kenal, memangnya kenapa?"

"Ada hubungan apa sama si Marissa?" Sungguh Ghea hanya kepo bukan cemburu.

"Oh.. " Melly meminum jusnya. "Doi sepupuan tapi tiri setahu gue"

Ghea mengangguk. "Lo manusia sumber informasi. Keren!" Ghea mengacungkan kedua jempolnya.

"Thanks but, gue tuh cuma taunya seputaran keluarga Askar aja yang lainnya mana gue tau!" Seru Melly acuh.

Dan ada juga Keiko disana.

'Lah kek perkumpulan keluarga jadinya'

Melly pun melihatnya juga. "Selow kali liatinnya. Mereka sudah biasa nongkrong disini karena mereka juga lulusan sini dan sekolahan ini milik Askar Company. Wajar"

"Gilak setajir apasih mereka?!" Gumam Ghea.

"Banget. Bahkan empat perusahaan besar jadi satu yaitu dari Bachrak Corp,Angel Arthafest,Arfan Group dan terakhir Askar Company jadi satu yaitu King World Mobile Company terdapat 25 CEO selebihnya gue gatau..." Ghea menganga takjub.

"Gue speechles tau gak. Suatu saat nanti kalo gue punya perusahaan gue rekrut lo dech" seru Ghea takjub.

Melly melihat Ghea santai. "Berani bayar berapa lo mau jadiin gue jongos lo?" Tanyanya songong.

"Ck. Serah lo dech kalo udah kesana kayak pebisnis handal aja lo. Padahal ulangan suka nyonteknya ke gue!" Skakmat.

Melly tertawa garing. "Ah Ghea mah bikin percaya diri gue luntur aja nih bocah bikin hati gue seneng napasih?!"

Ghea tertawa ia melihat lagi ke grup cabe rawit namun sudah lenyap entah kemana.

"Ghe udah bel. Yok masuk"

"Sana duluan gue capek pengen istrahat lebih lama lagi"

Melly mengangguk ia paham betul dengan sifat Ghea. Apalagi kalo sudah bilang istrahat lebih lama dalam artian bolos pelajaran. Terserahlah yang pintar mah bebas!

Ghea merebahkan tubuhnya diatas balkon beton jika ada orang yang berniat membunuhnya maka sekarang adalah timing yang pas. Canda sayang! Beton tersebut ada dua satunya ia pakek dan satunya setengah meter dari tubuhnya dan itu bertralis tinggi atasnya aja punya kawat berduri dan beraliran listrik. Nahloh bosen idup tinggal gelantungan aja kejamin lo mati gosong kesetrum.

Tereteteeeeeeeeeeettt.....

Bunyi ponselnya.

Ghea mengerutkan dahinya "sejak kapan dering ponsel gue suara terompet perang?!" Gumamnya bertanya-tanya.

Om Helmi....

"Wadaw. Komandan!" Dengan cepat Ghea menjawab.

"Hallo om. Apa kabar?" Tanya Ghea kangen.

"Ghe kamu di mana nak?"...

"Ghea disekolah om!" Jawab Ghea lempeng.

"Bolos..?!"

"Peace om!" Ghea terkekeh.

"Besok om ke Jakarta temuin om di perusahaan Black" titahnya tegas.

'Pasti ada yang penting'

"Baik om"

"Ya jangan lupa pake baju formal. Om gamau ya kamu pake baju gembel lagi" sindir Helmi.

Ghea mencibir tanpa suara. "Yadeh bawa tante Marlina sama Serra ya om. Ghea kangen"

"Iya bawel... yaudah om kerja lagi ya nak, sekolah yang bener jangan bikin gurumu laporan terus sama abang kamu kasian dia masih muda udah ubanan gara-gara mikirin adeknya yang badung!" Petuah Helmi.

"Iyaaaaaaa.. dah om" panggilan berakhir.

"Bodo amat Ghea ngantuk" Ghea mencari posisi nyaman yang mustahil ia dapatkan setengah meter beton saling berdampingan ditengah-tengah terdapat taman kaktus sikat yang ajib kalo kena pantat dan itu ada dibawah lengan kanan Ghea. Ghea tertidur!

"Ada cewek broo" tiga cowok datang kesana. Salah satunya sangat antusias melihat Ghea tertidur.

Tidak ada respon dari kedua temannya. "Kalian kenapa?"

"Lo diem dech! Sebelum lo ngebacot panjang lebar liat dulu siapa yang tidur itu" sela satunya yang ketiga hanya diam sambil menyesap rokoknya dalam lalu menghembuskannya santai.

"Sana deketin kalo lo bonyok jangan nyalahin kita berdua yak!" Titah si kedua otomatis yang pertama pun menggeleng ngeri.

"Ogah ih doi kalo mau ngehajar orang itu nanya dulu UGD atau ICU gue kan jadi takut gimana kalo nanti gue lewat ruangan itu langsung keruang mayat aaaaaaa... gue belom kawin" si nomor satu balik lagi ke kelas meninggalkan sahabatnya yang terperangah syok karena Ghea tiba-tiba saja terbangun dengan mata predatornya.

"Sorri kita gak ganggu kok!" Yang nomor dua kembali turun menyusul yang pertama menyisakan si ketiga yang terlihat stay cool.

Ghea mendekat ia semakin menajamkan netranya si ketiga gemetar lantas lari kocar-kacir.

"Mereka kenapa sih? Guekan mau pindah tempat aja disana panas" gumamnya heran, ia mencari tong sampah yang pinggirannya terdapat tikar plastik sengaja untuk berjaga-jaga untuknya tiduran diatap.


💮💮💮

🐾

Revisi 03 April 21..

Inseparable (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang