Enjoy this Part and Happy Reading!!
Don't forget Vote and Commentnya yak!!
😊😊😊😊*************
"Dimana Orion?" Tanya Scorpius dingin.
Bagai tersiram air dingin, Alex celingukan menatap sekeliling untuk mencari kakak keduanya itu. Menyadari Orion memang benar-benar tidak ada di ruangan ini membuat ia mencengkram erat buku yang sedaritadi dibawanya sembari menatap Profesor Dumbledore dengan pandangan terluka.
"Profesor Dumbledore dimana Orion?" Alex mengulangi pertanyaan Scorpius dengan nada gusar.
"Mr. Malfoy harap tenang, aku akan menjelaskannya." Ucap Profesor Dumbledore.
Flashback On
Musim hujan akan segera datang, Hogwarts diselimuti awan mendung. Suasana normal seperti biasa, angin berhembus dengan normal. Cuaca yang sangat cocok untuk berlatih Quidditch karena matahari tidak begitu menyengat tertutup awan. Hari ini jadwal latihan Quidditch Asrama Gryffindor dengan Hufflepuff. Semua terlihat normal.
Victoire Weasley, Lily Potter, dan Rose Weasley mencoba berbagai trik untuk mengecoh tim lawan agar bisa memasukkan Quaffle ke dalam gawang Hufflepuff. James Potter memukul Bludger bersama Freddie Weasley tahun ke 5 yang notabenenya anak dari Fred dan Angelina Weasley. Gryffindor adalah perumpamaan kualitas tim yang sempurna jika dibanding kan dengan asrama selain Slytherin.
Hufflepuff terus mencoba menerobos pertahanan Gryffindor. Bola Bludger bersemangat untuk menjatuhkan para pemain. Kapten Quidditch Hufflepuff Antonio Rookwood yang juga Chaser tak ingin menunjukkan kewalahan nya mengimbangi Gryffindor yang tak bisa dianggap remeh. Sedangkan disisi lain terlihat sepasang muda mudi tengah mengejar Snitch yang terbang dengan gesit. Mereka adalah Orion Malfoy dari Gryffindor dan Delphini Diggory dari Hufflepuff. Snitch terbang menjauh meninggalkan lapangan Quidditch dengan Seeker yang mengikuti dibelakangnya.
Awan pekat hitam tiba-tiba datang bersamaan dengan itu semua sapu terbang yang dinaiki para pemain menjadi tidak terkendali seperti sedang dimantrai, hanya sapu dari seeker lah yang masih berfungsi dengan baik. James yang masih bisa mengendalikan sapunya menyadari jika Orion terlalu jauh mengejar Snitch hingga hampir meninggalkan Hogwarts. James yang masih bisa melihat sahabatnya berusaha mengejar untuk memperingatkan Orion agar kembali karena situasi sudah di luar kendali dan Madam Hooch yang mengawasi latihan berusaha membuat sapu pemain terkendalikan.
James sudah akan menggapai Orion jika awan hitam tidak mengeluarkan kilatan merah berusaha menyambarnya. Mungkin karena ia salah satu keturunan potter yang memiliki nama dari keluarga black bisa menghindari kilatan itu. Reflek yang bagus pikirnya tapi ia tak sadar tergelincir dari sapu. Ia berusaha memperlambat laju sapunya tapi itu sangat sulit. Ketika sudah hampir menabrak tanah dengan laju sapu masih tinggi, ia memilih lompat turun dari sapu dan mendarat di lapangan dengan sangat tidak estetik yang membuat kaki nya cidera.
Kesadaran James masih utuh walau kakinya serasa mati rasa. Ia menatap para pemain lainnya yang sudah terkapar dan kaget ketika melihat sang adik sudah pingsan sepertinya terjatuh dari sapu. Rose menghampiri nya berusaha membantunya bangkit.
"Cepat cari Scorpius dan Albus, katakan pada mereka untuk segera ke Hospital Wings!" Ucap James menahan sakit.
"Tapi bagaimana denganmu?" Jawab Rose.
"Aku baik-baik saja, Profesor McGonagall tengah berjalan kemari."
"Baiklah."
Setelah itu Profesor McGonagall berjalan menghampirinya diikuti Steven Zabini dibelakangnya. Entah bagaimana salah satu sahabat berkulit hitamnya bisa ada disini. Zabini memapah James menuju Hospital Wings dan membaringkannya di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAMIONE || The Darkness Of War Is Inevitable
FanfictionThe next generation of Harry Potter Setelah runtuhnya rezim Voldemort, kehidupan kembali seperti semula yang aman dan damai. Tiada perbedaan status darah ataupun permusuhan antara asrama Gryffindor dan Slytherin. Mereka melanjutkan kehidupan masing...