Part 11 - Tengkorak

443 55 23
                                    

Enjoy this Part and Happy Reading!!

Don't forget Vote and Commentnya yak!!
😊😊😊😊

*************

Sebelum lanjut ke ceritanya, aku mau promosi bentar :v
Cek akun ku, disana ada cerita baru. Fanfiction tentang Narnia. Bagi kalian yang suka Narnia cus Cekidot💖

Judulnya : THE CRONICLES OF NARNIA || BETWEEN THE THRONE, BLOOD, AND BROTHERS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judulnya :
THE CRONICLES OF NARNIA || BETWEEN THE THRONE, BLOOD, AND BROTHERS

Ini link nya : https://my.w.tt/zn2dBMy1Fbb

*****

Matahari mulai bergerak ke arah barat menandakan hari mulai sore. Sepasang mata sedang mencoba untuk terbuka. Pandangan yang tampak buram berusaha ia perjelas. Terasa berat kepala jika semakin diangkat. Sekuat mungkin mengabaikan rasa sakit dan berusaha duduk bersandar di bawah tegaknya sebatang pohon.

"Akh sial! Dimana aku sekarang?" Ucap anak muda sembari memegangi pelipisnya yang ternyata mengeluarkan darah. Jika kalian menduga ia Orion maka benar dia.

"Badanku serasa remuk seperti baru berperang dengan Scorpius." Sambungnya.

Dia berpikir kejadian apa yang menimpanya hingga ia terdampar di tempat ini. Memori di otaknya seakan diperintah untuk menayangkan kejadian beberapa waktu yang lalu. Mulai dari ia bersiap berlatih Quidditch, mencoba menangkap Snitch dengan seeker perempuan dari Hufflepuff di belakangnya, hingga ia mengingat seperti ada yang melemparinya mantra dan membuat laju sapu nya tak terkendali.

"Hei dimana sapuku?!" Ucapnya tersadar bahwa sapu kesayangan nya tidak berada di sisinya. Ia pun memikirkan dimana sapu nya berada.

"Baiklah aku terjatuh dari sapu dan entah dimana sapu itu berada. Berarti tempatku sekarang semestinya masih berada di sekitar Hogwarts. Tapi aku tak pernah melihat tempat ini. Well kecuali ini semua sudah direncanakan hingga aku jatuh jauh dari Hogwarts. Karena jika aku terjatuh di sekitar Hogwarts pasti Profesor Dumbledore atau siapapun itu akan menemukan ku dengan sangat mudah." Ucapan nya terhenti sejenak karena sahutan seseorang.

"Kecuali jika tempat ini tersembunyi dengan berbagai mantra sehingga tidak ada yang bisa menemuimu atau bahkan karena tak ada yang peduli padamu?!" Ucap seseorang.

Orion berusaha berdiri walau rasa sakit ditubuhnya terasa menyiksa. Ia harus sebisa mungkin siaga dengan sesuatu yang asing terutama pada tiga laki-laki bertopeng itu.

"Apa maksudmu dan kurasa aku tak mengenal mu?" Ucap Orion. Ia bersyukur wand nya masih berada di jubahnya sehingga ia bersiaga tidak dengan tangan kosong.

DRAMIONE || The Darkness Of War Is InevitableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang