Part 8 - Latihan Quidditch

520 66 5
                                    

Enjoy this Part and Happy Reading!!
Don't forget Vote and Commentnya yak!!
😊😊😊😊

*************

Genap satu minggu setelah kejadian penyerangan di kediaman Andromeda tersebar di Daily Prophet, dunia sihir dilanda kekhawatiran. Mereka semua khawatir apakah ini semua ada kaitannya tentang sihir gelap yang mungkin akan memicu perang dunia sihir ketiga. Tapi hal itu dibantah oleh kementerian sihir yang masih dipimpin oleh Kingsley Shacklebot, menteri sihir itu menyuruh semuanya untuk tetap tenang dan menjelaskan kalau sejauh ini tak ada tahanan azkaban yang kabur atau pergerakan sihir hitam yang mencurigakan. Harry Potter yang merupakan kepala auror juga menambahkan agar masyarakat sihir tidak parno dengan kejadian akhir-akhir ini dan meminta untuk tetap mewaspadai diri.

Draco Malfoy yang tengah dilanda kesibukan di perusahaan nya yang bekerja di dunia Muggle dan sihir pun sekarang juga merasa cemas. Bukan mencemaskan tentang kementerian melainkan tentang keluarganya. Kepintaran Draco yang hampir menyaingi Hermione kini membuatnya menjadi sukses. Ia berhasil membangun perusahaannya sendiri dan diterima menjadi auror, bahkan ia juga menjadi healer di St. Mungo apabila dibutuhkan. Sedangkan Hermione yang dulunya juga bekerja di kementerian memutuskan berhenti setelah memiliki anak sehingga sekarang ia fokus terhadap keluarganya dan terkadang juga membantu suami dan para sahabatnya jika memiliki kasus yang rumit. Kembali ke topik, alasan Draco mencemaskan keluarganya karena ia takut jika orang terdekatnya menjadi korban balas dendam masa lalu nya yang kelam dulu.

Akhirnya Draco memutuskan untuk beristirahat pulang ke rumahnya melalu perapian yang ada di ruangan kantornya. Keluar dari perapian, ia disambut Hermione yang sedang membaca buku di ruang tamu Manor.

"Oh.. kau sudah pulang Draco, ada apa dengan dirimu? Kau nampak terlihat banyak beban." Ucap Hermione yang disambut kecupan kening oleh Draco.

"Duduklah dulu Drac, Willy tolong siapkan coklat panas untuk Master!" Sambung Hermione.

"Mione, aku terfikir dengan anak-anak." Ucap Draco.

"Kau terlalu banyak fikiran Drac, sebaiknya kau minum dulu coklat panas nya!" Tutur Hermione. Draco menuruti perkataan istri nya itu sembari menikmati pijatan Hermione.

Lalu Draco pun kembali berkata dengan putus asa, "Aku hanya takut jika kalian menjadi korbannya, kau tau kan dulu aku menjadi salah satu dari pengikut si Voldy sialan. Aku berdiri di sisi gelap bahkan aku dulu sering menyiksamu."

"Stop Drac, kau melakukan itu karena ingin melindungi keluargamu, aku pun akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi mu." Ucap Hermione lembut.

"Sampai sekarang aku tetap merasa bersalah dengan kalian bahkan aku merasa tidak pantas bersanding denganmu, Mione."

"Lupakanlah masa lalu Draco, kita sudah membangun masa depan kita, aku beruntung memilikimu." Senyum Hermione.

"I love you Mione." Ucap Draco tulus sembari mencium bibir istrinya lembut.

"Me too, Drac." Jawab Hermione sambil terengah.

*******

Jadwal di Hogwarts semakin padat terutama untuk murid tahun ketujuh. Tugas panjang perkamen pun tak terelakkan, praktek setiap pelajaran juga semakin digencarkan demi menyiapkan para siswa untuk ujian. Scorpius dan Albus berjalan beriringan untuk menuju ke perpustakaan. Mereka ingin mengerjakan tugas dengan tenang. Sebenarnya hanya Albus yang mengerjakan tugas sedangkan Scorpius sudah menyelesaikan tugasnya. Sembari menunggu Albus, ia pun memilih mencari buku bacaan. Buku berjudul "Misteri Kota yang Mati" menarik perhatian si sulung Malfoy daripada buku yang lain. Sampul buku yang tua menggambarkan sebuah kota Oradour-sur-Glane di Perancis dengan isi sejarah kelam di dalamnya. Baru ia akan membaca bab pertama buku tersebut terdengar suara ribut-ribut bahkan Albus yang sedang mengerjakan tugas pun ikut terganggu. Seorang perempuan datang menghampiri mereka berdua, Rose Weasley.

DRAMIONE || The Darkness Of War Is InevitableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang