6

2.5K 320 6
                                    

Love is a growing, or full constant light,

And his first minute, after noon, is night

Dari kumpulan puisi John Donne, yang artinya:

Cinta adalah cahaya yang terus berkembang atau konstan,
Dan menit pertamanya, setelah tengah hari, adalah malam

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Vincent bisa tampil memikat jika diperlukan.

Dipanggil tiba-tiba untuk turun ke ruang tengah keluarganya sebenarnya tidak terlalu mengejutkan bagi Penelope. Vincent sudah mengemukakan maksudnya untuk mendekati Penelope secara resmi dan menjadikannya tunangannya, jadi kedatangan pria itu memang akan terjadi cepat atau lambat. Penelope hanya tidak menyangka pria itu akan datang tepat sehari setelah pesta rumah Emeline selesai.

Oh, jangan salah, Penelope tahu Vincent selalu menepati janjinya. Dan pria itu jelas pria yang penuh tekad. Penelope tahu bagaimana karakter Vincent. Tentu saja, ia salah satu dari orang-orang terdekat pria itu, yang menyaksikan secara langsung bagaimana kematian seorang ayah memaksa seorang bocah untuk dewasa sebelum waktunya, mengemban semua tanggung jawab, dan pria itu dengan penuh tekad mengubah dirinya sendiri.

Tidak ada lagi sosok Vincent yang menemani Penelope dan Victor berlarian di padang rumput dan berkejaran mencari kupu-kupu. Vincent mengurung dirinya di perpustakaan berjam-jam, dengan halus menolak tawaran bermain, dan sesekali memberikan senyuman kaku yang Penelope benci.

Ketika tidak memahami sesuatu, wajah Vincent akan terlihat penuh tekad untuk bisa menguasainya. Juga ketika menginginkan sesuatu.

Ah, masa lalu, kenang Penelope muram. Saat angin menerbangkan topinya ke dahan pohon, berapa usia Penelope saat itu? Mungkin itu musim panas terakhir di mana ia bisa menghabiskan waktunya dengan Answorth bersaudara.

Victor masih kecil, tidak bisa memanjat pohon. Dahannya tinggi dan licin, tangan Penelope memerah memanjatnya. Vincent mencoba juga, tetapi gagal. Mereka bertiga dibawa pulang dengan paksa oleh para pengasuh karena waktu bermain sudah habis dan hari sudah semakin gelap. Tetapi, ketika Penelope hendak menangis mengucapkan selamat tinggal selamanya kepada topinya, Vincent menariknya dan berkata, "Aku akan mendapatkannya."

"Kita mau pulang," keluh Penelope, rasa sedih karena topi kesayangannya kemungkinan akan berada di pohon itu selamanya membuatnya mau menangis lagi.

"Aku janji," Vincent menepuk kepala Penelope.

Selamanya, tatapan mata Vincent saat itu tidak akan terlupakan. Apa ya, kalimat yang dikatakan oleh Vincent hari itu? Penelope berusaha mengingat-ingat.

Yang jelas, ketika Penelope membuka mata keesokan harinya, di depan bingkai jendela kamarnya sudah tersampirkan topi kesayangannya. Entah bagaimana Vincent mendapatkannya. Oh, apakah Vincent terluka? Penelope sama sekali tidak ingat, tetapi hari itu seharian ia menatap Vincent bagaikan menatap seorang malaikat. Bocah itu bahkan sampai harus mendorong Penelope menjauh beberapa kali karena katanya Penelope bersikap berlebihan.

Penelope tersenyum.

"Apa yang kau pikirkan?"

Satu pertanyaan kecil dari Vincent membuyarkan lamunannya.

"Oh, maafkan aku, hanya..." Penelope berdalih, "Hanya berpikir bagaimana ini semua terasa agak mengejutkan untukku."

Vincent tersenyum maklum, "Ini juga mengejutkan untukku, tetapi dalam artian yang menyenangkan, kuharap."

Penelope kesulitan menanggapi komentar pria itu, karena ia tidak yakin dengan perasaannya sendiri. Masalahnya, Papa dan Mamanya kelihatannya menerima kedatangan Vincent dengan baik, dan untuk sekejap saja... Penelope merasa seolah mereka memang kembali ke masa lalu. Masa di mana mereka berdua masih sangat dekat, jadi pernikahan di antara mereka mungkin bukan sesuatu yang tak lazim.

The Baron's Daughter - The Daughter Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang