Other men's crosses are not my crosses
Dari kumpulan puisi John Donne yang artinya:
Penderitaan pria lain bukanlah penderitaanku
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau awalnya Vincent tidak yakin bahwa ia akan berhasil menikahi Penelope, hari ini ia merasa sepenuhnya diyakinkan bahwa ia masih punya harapan untuk meminang Penelope. Gadis itu mengeluhkan kepada sahabatnya mengenai rasa tidak percaya dirinya bahwa seorang Marquis akan menaruh hati kepadanya. Walaupun Penelope belum sepenuhnya menaruh hati padanya, paling tidak usahanya untuk membuat gadis itu menyadari bahwa ia serius akan lamaran pernikahannya cukup terbilang berhasil.
"Tapi... pria ini seorang Marquis. Belum lagi, dia tampan dan kaya raya, Emily. Bagaimana mungkin dia menyukai diriku?"
Saat mendengar Penelope mengutarakannya, Vincent tidak bisa menahan keinginannya untuk pulang detik ini juga dan menyelidiki siapa saja pria yang pernah muncul di kehidupan Penelope. Mereka sungguh para bajingan kurang ajar karena membuat Penelope sampai tidak percaya diri seperti sekarang ini.
Dan Penelope menyebutnya tampan... Well... Vincent berpikir bagaimana pujian yang biasanya dia dengar dari para ibu-ibu kini terdengar berbeda. Jauh lebih menyenangkan. Menyanjung.
"Marquis of Anglesey, memohon untuk dipersilakan berkunjung menemui Miss Penelope Stratton," Kepala pelayan mengumumkan.
Begitu menyadari keberadaannya, wajah Penelope memucat. Vincent merasa tidak nyaman, seolah baru saja ketahuan menguping. Tetapi, ia memutuskan untuk berpura-pura seperti biasanya, memasang topeng misterius sehingga tidak satupun bisa menebak apa yang ada dalam pikirannya.
-000-
"Aku tidak menduga kau akan datang kemari..."
Vincent mengulas senyuman, "Aku datang mengunjungimu ke rumah dan Baroness Lampson—maksudku, ibumu—memberikan alamat Earl of Darlington kepadaku."
Hening sejenak. Mereka sama-sama memandang ke hamparan hijau taman milik Earl of Darlington. "Sayang sekali mawar-mawarnya belum mekar..."
Penelope tersenyum, "Karena Emily tidak bisa merawatnya sendiri sejak ia hamil. Kudengar James melarangnya, jadi temanku memutuskan untuk menurut. James bisa sangat pemaksa...."
Walaupun nama pria yang disebut hanyalah nama seorang suami dari sahabat baik Penelope sendiri, Vincent tidak bisa menahan keinginan untuk menggerutu. Ia tidak suka nama pria lain disebut-sebut saat Penelope sedang berduaan dengannya.
"Jadi, em... kudengar kau menganggapku tampan?"
"Eh?"
Vincent menoleh dan mendapati Penelope menutup wajahnya dengan kedua tangan. Di luar dugaan, ekspresi malu gadis itu terlihat menggemaskan. "Astaga, kau mendengar percakapan kami? Semuanya?"
Vincent tersenyum. "Hanya bagian akhirnya?" Vincent mengedikkan bahu. "Entahlah, bagaimana menurutmu?"
Penelope ingin menjerit dalam hati. Dia pasti sudah sakit jiwa karena terlalu percaya diri, tetapi saat ini Vincent sepertinya sedang menggodanya! Seorang Marquis of Anglesey menggoda perawan tua yang tidak laku? Astaga, dunia rupanya sedang berputar terbalik! Apakah nanti malam akan ada hujan badai?
Penelope mempercepat langkahnya, "Kau memang tampan, jadi jangan memancing pujian dariku."
Vincent tertawa, di sampingnya. Dengan kaki panjangnya, tidak sulit bagi pria itu untuk menyusul Penelope hanya dalam beberapa langkah. "Dan kau sendiri cantik..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baron's Daughter - The Daughter Series #2
Ficção HistóricaCerita ini sudah dimuat di akun HAI2017 (Historical Authors Indonesia) -Seri The Daughter #2 Miss Penelope Stratton terkenal sebagai si gadis baik hati, bukannya si cantik, si menawan, atau si primadona Season. Wajar setelah tiga season berturut-tur...