TRHIY-3A

1K 119 14
                                    

Sudah tersedia di google playbook guyss

Sudah tersedia di google playbook guyss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampe 2200 kata, lumayan lah yaa...
Happy reading..
Maaf kalo ada typo...
***

Edo tidak mengira, pertemuan tak sengaja dengan kedua orang tua Elsa saat ada di stasiun, menumbuhkan suatu misi. Misi pribadi  untuk dirinya seorang. Ia tak pernah sampai dititik ini, titik dimana ia datang ke sebuah rumah untuk melakukan pendekatan, untuk mengenal atau sebenarnya menunjukkan kualitas dirinya di hadapan sang calon mertua.

Ia merasa beruntung karena Elsa memberinya ijin. Benar apa yang Edo pikirkan, keluarga Elsa berada, rumahnya berada di komplek perumahan elit dimana akses memasuki gerbang perumahan saja harus berdasarkan ijin seseorang yang akan disambangi.

Menunggu sekitar lima menit, Elsa akhirnya nampak. Mengenakan celana berwarna khaki, kaos pendek hitam dengan rambut panjang yang diikat asal.

"Di minum Bang." Katanya halus setelah melihat segelas es jeruk yang tadi ia sajikan belum tersentuh. Elsa sempat pamit sebentar untuk mematikan laptop di kamar.

Mereka kini duduk bersama saling berhadapan dengan terpisah meja kaca cukup besar. Wanita berwajah mulus ini terlihat tak nyaman duduk lama-lama bersama Edo, dan itu sangat jelas disadari pria calon tentara ini. Pergerakan mata wanita cantik itu selalu menatap pintu, kedua tangannya terjalin saling meremas di atas pangkuan nampak gelisah.

Tak ingin mengecewakan, tangan Edo terulur mengambil gelas kaca tinggi yang berwarna bening dan sedikit kuning. Ada irisan lemon yang diletakkan di tepian gelas. Apakah penyajian es jeruk harus seperti itu? Tanya Edo pada dirinya sendiri. Sambil membasahi tenggorokannya, mata tajam nan gelap milik Jatmiko mengintip sedikit. Ia ingin tahu bagaimana reaksi rekan kerjanya saat ini.

Masih sama, Elsara nampak cemas entah karena Edo datang kemari atau karena ia takut orang rumahnya akan tahu, atau satu kemungkinan lagi. Kekasih wanita itu akan datang. Berbicara soal orang tua, sejak tadi Edo tak melihat Mamah dan Papah Elsa. Pasangan paruh baya yang terlihat masih awet muda saat menjemput Elsa di stasiun kemarin, tak terdeteksi keberadaannya.

"Kamu sendiri di rumah?" Tepat setelah gelas Edo kembalikan ke atas meja kaca ruang tamu. Kalimat pertanyaan itulah yang meluncur.

"I-iya Bang. Papah sama Mamah lagi takziah."

"Innalillahi, siapa yang meninggal?"

"Temen Papah." Jawaban Elsa yang halus lembut tadi berhasil menyadarkan Edo. Jika wanita cantik di hadapannya ini seseorang yang selalu dipenuhi kasih sayang, atau kalian biasa menyebutnya dengan dimanja. Nadanya jelas sekali mendayu, tepat pada penekanan kata Papah.

"Saudara kamu yang lain?"

Edo bertanya demikian karena ia sempat melihat foto keluarga yang terpajang di dinding ruang tamu. Foto besar yang hanya menampakkan empat orang, kedua orang tua yang duduk berdekatan diapit oleh Elsa dan pria muda yang Edo tebak adalah saudara wanita itu. Adab bertamu sebenarnya adalah menjaga pandangan. Namun bagaimana menjaga pandangan jika tepat di hadapannya ada foto tersebut-tepat di belakang Elsa.

The Real Home Is You 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang