TRHIY-3B

992 119 7
                                    

Cerita lain tersedia di google play book guys

Cerita lain tersedia di google play book guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf kalo masih ada typo
Happy reading
***

Jumat sore, saat Edo memasuki mobilnya di parkiran gedung perkantoran. Tepatnya pukul 17.24, ponsel miliknya berdering sangat nyaring. Ada panggilan dari nomor baru, karena ia orang yang berpikiran positif, tanpa menebak iapun mengangkatnya. Suara berat terdengar dari sana, jelas suara lelaki berumur.

Hanya berselang tiga menit sambungan telefon dimatikan dengan Edo yang lebih banyak mendengar daripada berbicara. Satu kata singkat yang terucap dari bibir Edo adalah, iya.

Iya untuk besok secara pribadi bertemu dengan Papah Elsa di rumahnya-Purwokerto. Itu artinya malam ini Edo harus segera memesan tiket kereta. Pria itu bilang, semakin cepat akan semakin baik.

***

Tidak ada yang bisa menebak takdir. Pun Edo sebagai lelaki yang terkenal pintar sejak jaman SD. Takdir datang tanpa perlu undangan. Seperti halnya Elsa untuknya. Itu adalah sebuah takdir yang sudah dia usahakan, namun lagi-lagi hasil akhir adalah paten milik Nya.

Wanita cantik berambut panjang yang selalu duduk makan siang tepat di depan Edo ini, baru saja secara resmi Edo lamar. Membawa anggota keluarga inti dan kerabat dekat, Edo menyambangi rumah Elsa. Calon teman hidupnya sangat cantik malam ini. Dan tak ada salahnya Edo memuji penampilannya.

Pembicaraan singkat bersama wali Elsa-Papah kala itu, memberikan hasil ini-lamaran.

"Silahkan bawa kedua orang tua kamu. Saya membuka pintu lebar untuk kedatangan kalian,"ucapnya waktu itu sebelum Edo benar-benar pulang.

Acara pengikatan dua keluarga yang Edo prediksi berjalan tegang, nyatanya terlaksana dengan cukup meriah. Serius namun santai, sang MC membawakan acara ini dengan gaya yang berbeda. Ada tawa yang keluar, kadang haru dan terakhir adalah kegelian.

"Mas Edo." Panggil wanita yang sekarang sudah resmi menyandang status sebagai tunangan Edo itu dengan sangat lembut.

Kata Mas, memberikan kesan lebih manja dari kata Abang. Tiga huruf yang sukses membuat Edo meremang diam-diam. Jantungnya sering kali berdebar saat Elsa memanggilnya dengan penuh sayang- seperti tadi contohnya-menurut Edo.

"Ya?"

"Temen-temen udah pada tahu?"
Dalam perjalanan pulang kembali ke Jakarta menaiki kereta, Elsa bertanya. Duduk di samping Edo saja sudah membuatnya gelisah, belum ditambah dengan fakta saat nanti rekannya tahu. Pasti akan ada cie-cie part kedua seperti saat lamaran.

"Belum."

Jawaban singkat dari Edo tadi berhasil membuat Elsa menghela nafas. Kepalanya bersandar kursi kereta kelas bisnis, dengan pandangan mata menatap pemandangan luar jendela. Sementara Edo yang duduk di samping Elsa sebisa mungkin menyamankan posisi duduk. Menurut jadwal, mereka akan tiba di Stasiun Gambir pukul 21.19-sekitar lima jam dari sekarang.

The Real Home Is You 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang