Jeanny mengambil tisu yang selalu diselipkan di kotak produknya.
"I-I'm so sorry, Madam," ucap Jeanny terbata. "Saya tidak sengaja. Biar saya bantu membersihkannya."
Wanita dengan rambut panjang hitam yang tergerai itu menepis tangan Jeanny.
"Kau pikir permintaan maafmu bisa menghilangkan noda di bajuku? Apa kau tahu harga baju ini? Bahkan gajimu sebulan tidak akan bisa membelinya!" sahut sang wanita dengan kesal. Suaranya meninggi, hingga membuat orang-orang menoleh ingin tahu.
"Mana manajermu? Aku harus bicara! Karyawan tidak becus sepertimu tak seharusnya dipertahankan." Wanita bertubuh seksi itu terus mengotot, membuat Jeanny merasa terpojok.
Jeanny terdiam lemas. Dia tidak tahu harus berkata apa selain maaf. Jika manajernya datang, ia pasti akan diberi surat peringatan bahkan mungkin akan dipecat.
"Tolong, Madam, maafkan saya. Jangan perpanjang masalah ini, saya akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahan saya," mohon Jeanny sambil memegang tangan wanita itu dan berlutut.
Wanita itu menarik tangannya, dengan jijik ia mengelap tangan yang disentuh Jeanny itu ke bajunya.
Seorang pria kulit putih berbadan tegap, datang tergopoh-gopoh melerai keduanya.
"What happened, Beib?" tanya pria itu sambil merangkul mesra si wanita dan menenangkannya. Tangan kukuhnya membelai lembut lengan atas wanita itu. "Apa kau tidak malu jadi bahan tontonan orang-orang di kasino ini?" bisiknya.
"Lihatlah, baju baruku ketumpahan cocktail gara-gara dia," rajuk wanita itu seraya menunjuk Jeanny yang masih duduk berlutut.
Jeanny tidak mengerti apa yang diucapkannya, pastilah ia memakai bahasa ibunya.
"Sshh, cukup, Regina! Tidak usah jadi kampungan, kita bisa beli baju baru lagi," bujuk lelaki gagah berambut pirang itu.
Mendengar kegaduhan di kasino, Dom yang sedang berkeliling menyapa para tamu istimewanya, segera mendatangi pusat keributan. Netra emasnya yang tajam segera menangkap sosok Jeanny sedang duduk berlutut di antara pasangan turis yang kini menjadi sumber perhatian.
Dom menghampiri Jeanny dan membimbingnya berdiri. "Bangunlah!"
Gadis belia itu menurut. Lututnya terasa goyah, hingga tanpa sadar ia bertopang pada lengan kukuh Dom.
"My apology, Madam. I'm Domivick Petrov, owner and CEO Bourbon le Miracle." Suara bariton Domivick menghentikan rengekan wanita yang bernama Regina.
Pria dan wanita yang berpelukan itu menoleh. Pria berambut pirang itu menjabat tangan Domivick yang terulur.
"I'm Armand Smith. My pleasure to meet you here, Sir," jawab lelaki kulit putih itu dengan aksen Inggris. "Maafkan istri saya atas kejadian tidak mengenakkan barusan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] DADDY's SEXY Doll - AGE GAP WARNING
Roman d'amour🔞 [Memuat Konten Dewasa. Bijak memilih bacaan. Dosa tanggung sendiri. Kamu sudah diperingatkan.] ____________________________________________ Ada degup yang meliar di dada Jeanny, ketika seorang pria matang meninju si Berengsek yang berani menggang...