04

873 140 5
                                    

•••••

Jungkook menatap ke arah foto yang dikirimkan Namjoon. Dimana hal tersebut merupakan sebuah studio dengan berbagai macam lukisan yang disesuaikan dengan gaya "Jungkook"

Oh, pasti Namjoon membeli beberapa lukisan untuk dipajang, seakan itu adalah karyanya.

"Ck, otaknya selalu mengalir ide - ide konyol yang sialnya selalu berhasil." ringis Jungkook. Ia hanya memberikan emot setuju pada Namjoon, setelahnya kembali memakan sarapannya.

Siang nanti dirinya akan berangkat, dimana ia beserta Yerim akan pergi menuju studio yang telah disiapkan Namjoon.

Ia bersiap - siap terlebih dahulu, memakan sarapan yang telah dihidangkan, kemudian menghubungi Yerim melalui pesan singkatnya.

Semalam Jungkook mengantar wanita itu pulang ke apartmentnya, dan keduanya bertukar nomor ponsel.

Jungkook bertanya mengenai posisi Yerim sekarang berada. Ia akan memberikan kejutan untuk Yerim dengan menjemput wanita itu.

Ck, setidaknya memperlihatkan sedikit effort untuk mendekati wanita itu tidak akan membutuhkan usaha yang banyak seperti yang Namjoon lakukan.

Ia membawa mobil dengan cepat, kali ini ia membawa mobilnya sendiri. Mobil yang dibeli semalam, untuk melancarkan rencana ini.

Saat dirinya berada di parkiran apartment Yerim. Ia langsung berjalan menuju lobby. Menanyakan kepada penjaga mengenai nomor apartment Yerim. Menunggu sembari memegang bucket bunga yang sengaja ia beli saat mengarah kesini.

Sesekali Jungkook mencium wangi bunga tersebut. Tak lama, bunyi pintu terbuka pun membuat perhatian Jungkook teralihkan, ia menaruh bunganya tepat didepan wajahnya guna menyembunyikan wajahnya.

Yerim berteriak kecil, dirinya melongo. "Jung-Jungkook? Apa itu kau?"

Jungkook perlahan menurunkan bunga tersebut sembari tersenyum lebar. "Suprise?"

Yerim masih melongo hingga akhirnya Jungkook mengambil siasat dengan menyodorkan bucket tersebut. "Untukmu," ujarnya.

Jemari Yerim mengambilnya. Ia berkedip beberapa kali. "Terima kasih,"

"Tak masalah, apa kau ingin berangkat sekarang?"

"Tunggu, aku harus menaruhnya di vas!" Yerim langsung masuk, meninggalkan Jungkook diluar yang mematung.

Oh, apa itu....

Mengapa Jungkook merasa malu setelah melakukannya.

"Sudah selesai, ayo?"

•••••

Jungkook membawanya ke daerah Hongdae, dimana studio itu berada. Keduanya berbincang mengenai beberapa hal sebelum mobil itu memasuki parkiran.

"Maaf jika lukisanku tidak terlalu bagus." peringat Jungkook.

"Seni adalah seni Jungkook, ada nilai yang terkandung dalam setiap seni." ujar Yerim.

Keduanya berjalan berdampingan. Yerim berjalan sembari menunduk, Jungkook yang berada disampingnya tersenyum kecil. Sesekali ia melihat Yeri dari samping.

Matanya yang besar, hidung kecil serta bibir yang terukir sempurna itu terlihat seperti boneka. Cantik.

"Kau cantik." ujar Jungkook, membuat perhatian Yerim mengarah kepadanya.

Keduanya jadi berhenti. "Apa?"

"Aku tahu kau mendengarnya." seringai Jungkook tercetak sembari berjalan menuju ke arah depan sedikit. Dimana studio itu berada.

Hell in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang