20

647 128 5
                                    

•••••

Jungkook membawanya kesebuah Peternakan Domba Daegwallyeong. Udara yang sejuk membuatnya memutuskan untuk membawa Jihyo ketempat ini.

Perjalanan tidak terlalu jauh dari villa. Keduanya turun dan disambut oleh hamparan rumput yang luas.

Jihyo memekik senang melihatnya. Suasana yang membuat hatinya tenang. Semilir angin membuat Jihyo tersenyum lebar hingga matanya membentuk bulan sabit.

"Kita bahkan belum bertemu dengan domba, tetapi kau sudah sesenang ini." goda Jungkook. Ia sedaritadi memperhatikan tingkah laku Jihyo.

"Cepatlah Jungkook, aku ingin melihat domba." pinta Jihyo.

Jungkook pun menghampirinya dan menggenggam tangan Jihyo. Ia membayar karcis masuk.

Melihat domba yang tengah diberi makan, Jihyo melepas genggamannya. "Wow!" pekiknya.

"Apa kau ingin memberikannya langsung?" tanya Jungkook. Ia menyodorkan sebuah ukiran kayu yang berisikan makanan domba.

Jihyo tak tahu kapan pria itu membelinya, yang terpenting sekarang ia harus memberikan makanan pada domba. Ia mengambil sejumput dan menyuapi satu domba yang berada dihadapannya.

"Jungkook, boleh tidak kau melakukan sesuatu?"

Jungkook mengernyit. "Boleh,"

"Masuk ke kandang domba kemudian gendong salah satu domba, aku ingin memfotonya." penjaga domba pun mengulum senyum, ia memaklumi permintaan Jihyo karena wanita itu tengah hamil, pasti ia tengah mengidam, begitu pikirnya.

Jihyo kira Jungkook akan menolaknya, tetapi tidak. Pria itu dengan senang hati melakukannya, bahkan meminta penjaga domba untuk membantunya.

"Boleh kan?" tanyanya pada penjaga domba.

"Tentu, tetapi harus dalam pengawasanku tuan,"

"Tak masalah,"

Kemudian Jungkook mengangkat domba dan Jihyo memfotonya, ia tertawa keras saat melihat hasilnya. "Dombanya terlihat ketakutan." kekehnya.

"Puas?"

"Terima kasih Jungkook."

Jungkook tersenyum. Mereka menghabiskan waktu selama satu jam lebih, hingga perut Jihyo berbunyi.

"Sudah jam makan siang, lebih baik kita kembali Jihyo."

Jihyo mengangguk. Jungkook memperhatikan wanita yang tengah berjalan dengan riang menuju parkiran.

Dalam hati, Jungkook membenarkan keputusannya. Dimana ia memutuskan untuk menghabiskan waktunya berdua dengan Jihyo. Ia ingin merasakan rasanya menjadi sepasang suami-istri, tanpa memikirkan peraturan konyol yang ditetapkan.

Sebentar saja, tak akan lama. Setelah pulang dari sini, ia akan kembali seperti semula. Mementingkan kedua anaknya.

•••••

Kali ini, bukan Jihyo yang berkutat di dapur, melainkan Jungkook. Ia sangat fokus hingga membuat Jihyo dengan leluasa memperhatikannya.

Wangi harum yang menguar pun membuat Jihyo semakin lapar. Ia menghampiri Jungkook dan berhenti di belakangnya, tangannya terulur untuk mencuri makanan yang sudah jadi.

Jihyo menggembungkan pipinya karena rasa makanan yang dibuat Jungkook sangat enak.

"Yak!" Jungkook menarik piring. Ia menatap Jihyo tajam, tetapi Jihyo hanya cengengesan.

"Aku sangat lapar." bibir Jihyo mengerucut.

Jungkook pun pasrah. Ia mengembalikan piring tersebut. Jihyo mengambilnya antusias, ia langsung membawanya kabur.

Hell in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang