15

710 128 9
                                    

Sorry for the late update
kemarin sibuk persiapan uas😅

•••••

Jihyo menjatuhkan dirinya pada sofa di butik. Sekarang butik terlihat lebih cerah, seluruh sisi sudah mengalami perubahan. Ia menyukainya, sangat. Terlebih Jeongyeon juga terlihat senang.

Jihyo juga tersadar, dengan pembawaan beberapa hari ini yang sangat bersemangat, kandungannya malah seperti memberikan energi tambahan. Kedua janinnya tidak rewel dan itu memudahkan Jihyo.

Ia sudah meminta tolong pada Jungkook untuk membantunya mempublikasikan butik ini. Beruntung Jungkook dengan senang hati membantunya, tetapi tidak bisa ia lakukan secara langsung sehingga proyek ini ia hibahkan pada Namjoon untuk membantu promosi.

Pria berkaki panjang itu masuk ke dalam butik, ia menemukan Jihyo yang tengah terengah. "Kau habis melakukan apa? Bagaimana kandunganmu? Tolong berhati - hatilah." Jihyo meringis, Namjoon berlagak seperti suaminya saja.

"Aku baik - baik saja, mereka pun baik - baik saja." Namjoon mengangguk. "Jadi bagaimana? Jungkook memintaku secara khusus untuk membantu mempromosikan butik ini."

Jihyo bangkit dari duduknya dan menyuruh Namjoon melalui tatapan matanya untuk mengikutinya. Keduanya masuk ke dalam ruangan Jeongyeon yang tengah menggambar sebuah skesta model pakaian baru.

"Jeongyeon, perkenalkan Kim Namjoon, ia yang akan membantu kita untuk promosi butik. Namjoon, kenalkan itu Jeongyeon, ia partner bisnisku." kedua orang asing itu saling melempar senyum.

Jihyo duduk di sofa. Ia membuka laptop dan menunjukkannya pada Namjoon. "Bagaimana?" tanya Jihyo, ia sedang meminta pendapat Namjoon mengenai promosi melalui televisi, seperti iklan.

"Itu memang dibutuhkan, tetapi setelah melihat pasar. Semakin sedikit orang yang menonton televisi, lebih banyak yang menggunakan ponsel untuk berselancar di aplikasi tertentu." buka Namjoon, Jeongyeon pun turut duduk di hadapan mereka. Ia mendengarkan dengan seksama.

"Aku akan berusaha memasukkan brand ini pada daftar VIP, kau harus membuat model yang baru serta fresh, buat produk terbatas. Selain itu, aku akan menjangkau ulzzang, beauty vlogger hingga model papan atas untuk mempromosikannya..."

Jihyo dan Jeongyeon terdiam, keduanya mendengarkan Namjoon sembari berpikir. "Alternatif lain, bagaimana dengan kolaborasi dengan para idol papan atas?"

Jeongyeon menghela nafas. "Aku sangat tersanjung mengenai saranmu, dan aku sangat berterima kasih padamu karena telah membantu kami. Akan tetapi, sepertinya promosi dalam bentuk itu terlalu besar. Sepertinya salah satu saja cukup, meskipun promosi besar akan mendatangkan perhatian, belum tentu akan mendatangkan pelanggan."

Jeongyeon menatap keduanya. "Karena butik ini berpusat pada pesanan, terlebih sasaran butik adalah para wanita." Namjoon mengitari butik dengan tatapannya, dimana banyak custom dress yang ditujukan untuk acara khusus.

"Kalau begitu, bagaimana dengan melakukan sesuatu yang berbeda? Catwalk di jalan? Kita liput dan taruh di media sosial? Aku melihat beberapa video streetwear dari luar negeri," usul Jihyo.

"Seperti viral marketing maksudmu?" Jihyo membenarkan ucapan Namjoon.

"Viral dalam artian baik akan mendatangkan sesuatu yang baik, bukan?"

Namjoon menunggu Jeongyeon untuk mengeluarkan pendapatnya, tetapi wanita itu masih terdiam. "Kita akan mencoba rencana Jihyo, jika itu berhasil dan menarik perhatian para wanita pekerja, maka kita akan melakukan promosi seperti yang kukatakan." final Namjoon. Jeongyeon mendongkak dan menatap Namjoon.

Hell in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang