Special Chapter

711 130 13
                                    

Sesuai janji!
Part ini khusus buat moment mereka....
•••••

Jungkook menyerahkan sebotol minuman pada Jihyo. Saat ini keduanya tengah duduk di pasir guna menunggu matahari terbenam. Jihyo sudah tidak sabar melihatnya, dimana lautan seakan memakan matahari, itu akan menjadi pemandangan yang menganggumkan.

Warna orange yang dominan pun membuat Jihyo bertepuk tangan. "Warnanya sangat cantik. Boleh tidak fotokan aku?" Jihyo menyodorkan ponselnya.

"Kau bisa kan? Biasanya pria sepertimu tidak pandai mengambil foto." Jungkook memutar mata mendengar ocehan Jihyo.

"Pria sepertiku?"

"Ya, kau cuek sekali."

Jungkook mendorong pelan Jihyo, ia memposisikan Jihyo menghadap ke lautan, kemudian menarik sedikit bahunya sehingga posisinya menyamping. Jungkook menarik tangan Jihyo dan menaruhnya di perut, menangkupnya.

"Tunggu, jangan bergerak." titah Jungkook. Ia berjalan mundur dan mulai memposisikan tubuhnya untuk mencari view paling bagus.

"Diam Jihyo, jangan bergerak." ujarnya saat melihat Jihyo memainkan dress yang ia pakai.

Bibirnya mengatup. Ia salah bicara, hal ini malah membuat Jungkook menjadi menyebalkan.

"Tersenyumlah," dalam sekejap Jihyo merubah ekspresinya. Ia tersenyum.

Tatapan pria itu sangat fokus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan pria itu sangat fokus. Ia bahkan sampai berlutut demi mendapatkan foto yang bagus.

"Tatap anak kita," suruh Jungkook membuat pipi Jihyo tiba - tiba memanas. Sebutan 'anak kita' selalu berhasil membuatnya bersemu.

 Sebutan 'anak kita' selalu berhasil membuatnya bersemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihyo bersorak kecil saat Jungkook menyudahinya. Ia melongo saat melihat hasil jepretan Jungkook. "Bagaimana? Masih mau meremehkanku?"

Jihyo tersenyum malu. "Kutarik uca-,"

"Apa kalian butuh bantuan? Sepertinya akan lebih bagus jika kau ikut dalam moment ini." seseorang memberanikan diri bertanya pada kami. Sepertinya ia memperhatikan kegiatan kami sedaritadi.

Hell in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang