12

731 123 11
                                    

Happy Birthday Seokjin🥳🥳

•••••

Jungkook semakin membatasi gerak gerik Jihyo, setelah pulang dari rumah sakit sekitar 2 minggu yang lalu, ia langsung mengatakan pindah hari itu juga.

Jihyo diperlakukan bak putri kerajaan. Ia tidak boleh melakukan apapun, bahkan saat ia hendak membuatkan sarapan untuk Jungkook, ia dilarang oleh kepala dapur. Jika ia bersikeras, maka pekerjaan para pelayan akan dicopot oleh Jungkook.

Selama seminggu ini, Jihyo juga mengalami morning sickness. Tidak terlalu parah, tetapi tetap saja menghabiskan tenaganya. Sebisa mungkin Jihyo mengalihkan perhatiannya pada sesuatu, sebisa mungkin membuatnya sibuk.

Ia tidak mau berleha - leha, ia harus melakukan sesuatu.

Jihyo memperhatikan salah satu penjaga kebun yang tengah memotong bunga layu. "Paman, bolehkah aku menyiram tanaman?" tanyanya.

"Tidak bisa Nyonya Jeon, aku takut Tuan Jeon mengetahui hal ini."

Jihyo berdecak, ia memikirkan alasan yang dapat membuatnya lolos. "Tetapi, ini permintaan anakku paman," ujar Jihyo sembari mengelus perut dengan tatapan melasnya.

Hal ini membuat penjaga kebun berada di posisi serba salah. "Aku akan memberitahu Jungkook nanti, itu hal yang mudah paman."

Akhirnya secara pasrah, penjaga kebun pun memberikan selang yang di dekatnya pada Jihyo. "Jangan terlalu banyak menyirami tanaman dengan air, Nyonya Jeon,"

Jihyo mengangguk antusias. Ternyata berhasil!

Baiklah, ini cara yang ampuh dan membuatnya lolos dari kekangan Jungkook. Selama ia mengatakan bahwa hal ini merupakan permintaan anaknya, ia jamin akan langsung diterima.

Jihyo mulai menyirami bunga diikuti senandung kecil. Ia senang! Suasana hatinya sangat bagus hari ini.

Hari ini merupakan jadwal cek kandungan. Sekitar 2 minggu yang lalu, Jungkook meminta cek kandungan lebih cepat untuk mengetahui hasilnya.

Jihyo sudah tidak sabar! Ia harus menunggu Jungkook untuk menjemputnya karena pria itu berjanji untuk menemaninya.

Hingga sebuah langkah kaki yang terburu - buru mengalihkannya. Ia menatap salah seorang pelayan yang terengah - engah.

"Nyonya Jeon maaf menganggu," ia membungkuk.

"Ada kabar dari perusahaan, mengatakan bahwa Tuan Jeon tidak dapat menemani kunjungan Anda kali ini Nyonya Jeon." akibatnya, pegangan selang itu mengendur. Jihyo malah jadi tidak menikmati.

Ia kembali menatap ke arah sekitarnya. "Kalau begitu, bolehkah persiapkan mobil?"

Jihyo akhirnya memutuskan untuk mengecek kandungannya sendiri. Saat dirinya masuk ke lobby, ia terhenti, begitupun seseorang yang turut memperhatikannya.

"Jihyo?"

"Daniel?" ujar keduanya berbarengan.

"Ingin makan sekitar sini?" tawar Daniel. Jihyo menimang. Janji Jungkook batal, sehingga itu membuat mood Jihyo memburuk, daripada suasananya hatinya semakin menjadi, lebih baik ia menerima tawaran Daniel, lumayan melepas penatnya.

•••••

Daniel menaruh kembali secangkir kopi hitam. Ia menatap Jihyo. "Aku tidak menyangka kau sudah menikah." ujarnya

Jihyo meringis. "Maaf Daniel, maaf jika aku tidak memberitahukanmu, ini....sulit untuk dijelaskan."

Daniel mengangguk. "Tapi aku cukup senang untukmu, selamat telah menemukan seseorang tepat." ia tersenyum manis hingga membuat matanya menghilang.

Hell in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang