17

564 99 6
                                    

•••••

Jihyo dibuat pusing setengah mati, sekitar 2 bulan yang lalu ia menerima sebuah proyek dari sebuah klien VIP. Tak disangka akan membawa beban besar pada pikiran Jihyo.

Selama 2 bulan terakhir ia disibukkan oleh proyek ini, dimana deadlinenya tinggal 2 bulan lagi. Ia dan Jeongyeon merasa kesulitan karena kebimbangan klien.

"Jeongyeon, bagaimana?"

"Hari ini ia akan berkunjung untuk melihat progress, katanya sekalian fitting."

Jihyo mengangguk saja. Ia kembali melahap camilan di sebelahnya, semenjak hamil, ia selalu saja menyempatkan dirinya untuk mengunyah sesuatu.

"Perlukah kita menutup butik?" tanya Jeongyeon, ia melihat keadaan butik yang lumayan ramai, dan menampilkan kesan sedikit berantakan.

Ini merupakan tamu VIP, jadi tidak boleh ada kesalahan yang dapat merubah pandangan tamu.

Jihyo melihat keadaan sekitar, semenjak butiknya buka 1 bulan yang lalu, ia dapat melihat progress secara nyata. Waktu itu Jeongyeon menolak beberapa saran yang diberikan Namjoon, entah mengapa ia merubah pikirannya tak lama kemudian.

Mungkin karena rencana Jihyo berhasil, sehingga mendatangkan minat masyarakat terhadap butiknya.

Pintu terbuka dan menampilkan sosok wanita glamour. Jihyo dan Jeongyeon menyambutnya. Jeongyeon mengarahkan menuju ruangannya.

Wanita itu ditemani oleh wanita muda yang mirip dengannya. Ia mengekor dan masuk ke dalam ruangan. "Nyonya Jung, tunggu sebentar." ujar Jeongyeon.

Ia serta Jihyo membawa beberapa peralatan serta kain setengah jadi untuk diperlihatkan. Jeongyeon menampilkannya. "Kebetulan kami membuat contoh yang sudah jadi," terdapat 2 contoh design yang sudah jadi dengan design awal.

"Bolehkah anakku mencobanya? Kurasa akan cocok untuknya, jika ia suka, maka kami akan mengambil dua." ujarnya.

Jeongyeon dengan senang hati membantu wanita muda itu untuk mencoba rancangannya. Setelahnya keluar sesaat membantu wanita tersebut memakainya.

"Bagus sekali bu! Aku menyukai designnya, cocok untuk pernikahan," puji wanita itu.

"Tetapi sepertinya harus sedikit diubah." ia menunjuk beberapa atribut yang tidak disukainya.

"Apa kau tidak ingin merubahnya sendiri sayang? Kau kan model, mungkin dapat memudahkan mereka."

"Hm baiklah, bolehkah aku meminta pulpen serta kertas?" Jihyo mengambilkannya. Ia menyodorkannya pada wanita tersebut. "Tidak, kau yang menulisnya."

"Payet ini diganti, gunakan ini......buang corak itu...." wanita muda itu mengoceh hingga membuat jemari Jihyo pegal.

"Bagaimana?" tanyanya pada Jihyo.

Jihyo pun menunjukkan kertas tersebut, dimana sudah terdapat gambar dress persis seperti yang diinginkan. Wanita itu takjub. "Wah kau ahli sekali, ya." Jihyo menampilkan senyumnya.

"Lisa, bolehkah kau membantu ibu?" wanita yang ternyata bernama Lisa itupun menghampiri ibunya. "Menurutmu apa yang kurang?" tanyanya sembari melihat rancangan karya Jihyo.

"Aku menyukainya, simple tapi elegant bu."

Nyonya Jung terlihat tidak puas dan itu terbaca oleh Jihyo. Ia pun mencoba untuk menghampirinya dan menjelaskan. "Ini baru rancangan awal Nyoya Jung, jika nanti kau berubah pikiran, kami akan langsung menggantinya."

Nyonya Jung pun mengangguk. Ia menanti jawaban anaknya. "Kalau begitu, bolehkah sisi bagian kanan dibuang sedikit, menurutku terlalu over," saran Lisa sembari menatap ibunya.

Hell in HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang