09 : truth

3.2K 424 45
                                    

Felix dan Seungmin saling bertatapan. Beberapa kali mereka menggeleng, mengendikkan bahu, mengedipkan mata, dan berbagai gerakan isyarat lainnya.

Tidak tidak. Mereka sedang tidak belajar berbicara bahasa isyarat. Mereka hanya sedang menggibah tanpa suara di belakang orang yang mereka gibahi.

Hyunjin. Teman seperjuangan mereka yang sedang berjalan di depan mereka. Mereka masih saling mengobrol dengan gerak tubuh- sampai Hyunjin tiba-tiba oleng.

"Eeh, Jin! Kau tu okay tidak sih?"

"Sumpah, Jin. Sekarang kamu kenapa? Pusing?"

Yang di khawatir kan hanya menggeleng.

"Aku- tidak apa-apa. Sung-"

"Issshh! Nggak papa apanya sih?! Tadi baru barusan kamu muntah di kamar mandi. Terus, jalan aja lemes. Pake oleng segala," protes Seungmin yang lelah mendengar kalimat Hyunjin yang terus mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

"Please, Jin. Ini masih pagi lho. Ke ruang kesehatan aja yuk!" bujuk Felix.

Sebenarnya, bukan hari ini saja. Seminggu terakhir ini, Hyunjin sudah begitu. Mereka terus meminta Hyunjin istirahat di rumah saja atau pergi ke ruang kesehatan. Bahkan, Seungmin menyarankan pergi ke dokter.

"I'm fine. Seriously. Hari ini, ayah dan ibu pulang. Jika mereka melihat ku di rumah dengan keadaan lemas, aku akan di introgasi,"

Seungmin mendengus. "Itu lebih baik daripada mereka pulang dari bandara langsung menuju rumah sakit karena anak kesayangan mereka collapse,"

Hyunjin menggeleng. Ia kembali menegakkan badannya. Netranya lalu menangkap sosok yang sudah seminggu ini menghindarinya. Orang itu sedang sendiri, duduk di bawah pohon di taman.

Tak lama, seseorang datang. Yang Jeongin. Dia- menghampiri Minho- orang yang menghindarinya selama seminggu ini. Mereka bertegur sapa.

Deja vu.

Hyunjin ingat ia pernah melihat keduanya berduaan di tempat yang sama.

Puk

"Jin! Kau okay?"

Tidak. Hyunjin tidak baik-baik saja kali ini. Kepalanya berputar-putar. Perutnya rasanya sangat tidak enak. Pandangannya memburam. Sampai akhirnya-

"Hyunjin!"

Felix dan Seungmin berteriak reflek kala Hyunjin pingsan tiba-tiba. Hal itu mengundang atensi beberapa mahasiswa yang ada di sekitar mereka. Termasuk Minho dan Jeongin.

Chan yang berada tak jauh dari sana, segera mendekat. Tanpa basa-basi, ia menggendong Hyunjin. Membawanya ke mobil miliknya setelah Seungmin menyarankan untuk memeriksakan Hyunjin di rumah sakit.

Minho memandang tak suka pada Chan yang bertindak sok pahlawan. Ia menghembuskan napasnya pelan dan kemudian beranjak menarik Jeongin pergi dari sana.

° ° °

Felix mondar mandir di samping ranjang Hyunjin. Sedangkan Seungmin, sudah berusaha bersabar agar tidak menghajar Felix. Berbeda dengan Chan yang terduduk menatap Hyunjin dengan pandangan yang menyendu.

"Fel! Diem. Nanti kalau Hyunjin liat kamu mondar-mandir gitu, apa dia gak tambah pusing?"

"Gak bisa, Min! Gak bisa! Masalahnya- Hyunjin- dia hamil, Min!"

"Gak gak, dokternya pasti salah. Dia seorang laki-laki, astaga!" sanggah Seungmin.

"Cukup,"

•Incest• [𝑙.𝑚ℎ//ℎ.ℎ𝑗] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang