Part ini sudah selesai direvisi
jika masih ada kesalahan dalam penulisan, segera beritahu penulis ya agar kembali diperbaikai
Terima kasih dan selamat membaca*****
Silvia melirik sang lelaki dengan ekor matanya. Sang lelaki mulai mendekatkan kepalanya ke arah si gadis.
Ia menahan napas dan menutup matanya karena gugup. Detak jantungnya menggila hanya karena melihat wajah lelaki itu.
Sang lelaki mengecup pipi Silvia dengan singkat. "Bernapaslah, Sayang!" bisik lelaki itu setelah usai mengecup dirinya.
Silvia membuka matanya dan menghembuskan napas dengan kasar. Dirinya tertegun dengan apa yang dilakukan Xander padanya, satu tangannya menyentuh pipi yang tadi dikecup oleh lelaki itu. Pipinya menggembung karena kesal. Beraninya lelaki itu mencium dirinya seenaknya.
"Xander, awas kau!" pekik Silvia.
Gadis itu berputar dari kursi dan berdiri, ia ingin menghajar sang lelaki karena menggoda dirinya dengan sengaja.
Namun Xander sudah berlari menjauh dari tadi. Membuat gadis itu kepayahan mengejarnya. Yang benar saja! Dirinya harus berlari dengan menjinjing gaun super berat itu agar gaunnya tidak terinjak.
Namun karena lelah, Silvia terpaksa menghentikan langkah kakinya untuk mengejar Xander. Gadis itu memiliki ide yang lebih cemerlang dari pada harus kelelahan karena berlari.
"Awas saja kau Xander! Beraninya menggoda Silvia Mahesa," batinnya. Ia tersenyum licik.
"Aduh," pekik Silvia. Gadis itu pura-pura terjatuh di rerumputan. Xander yang melihatnya, spontan langsung berhenti berlari dan berbalik arah.
Ia bisa melihat Silvia terduduk di rerumputan, dengan cepat sang pangeran berlari menghampiri si gadis. Berniat menolongnya.
Xander berjongkok di depan Silvia. "Apa kau terluka?" Satu tangannya memegang bahu sang gadis.
Silvia hanya menggeleng. Lalu keduanya bangkit dan berdiri. Silvia meraih tangan Xander yang masih berada di bahunya.
"Kena kau!" ujar gadis itu sambil mencengkeram erat lengan sang kakak.
Xander yang sadar jika Silvia ternyata hanya bersandiwara, langsung melepaskan cengkeraman tangan Silvia dari lengannya.
Berhasil terlepas. Namun gadis itu tak kehabisan akal. Dengan gesit, ia menarik baju Xander agar lelaki itu tak bisa kabur.
Xander tetap berlari, membuat Silvia mau tak mau harus mengikuti langkah sang pria. Tanah yang mereka lewati sedikit miring, karena terdapat jalan yang menurun. Membuat Silvia kesusahan.
Gaun Silvia yang menjuntai sampai ke tanah membuat sang gadis terjatuh karena terinjak oleh kakinya sendiri.
Xander ikut terjatuh karena, baju yang ia kenakan masih dicengkeram erat oleh sang adik. Dengan posisi Xander berada di atas tubuh Silvia. Hampir menindih tubuh gadis itu.
Keduanya jatuh berguling-guling sampai ke turunan jalan, dengan Xander yang mendekap erat tubuh Silvia agar sang gadis itu terbentur tanah atau batu.
Namun naasnya, lengan kanan milik Xander harus menjadi korban. Karena terbentur oleh sebuah batu.
Lelaki itu masih mendekap tubuh kecil Silvia. Menatapnya dengan tatapan khawatir. "Kamu tidak terluka kan?"
Silvia menggelengkan kepalanya. Dirinya masih terkejut atas apa yang baru saja terjadi.
Kedua manik gadis itu berkaca-kaca. Ia jadi teringat adegan di film-film yang sering ia tonton di dunianya. Ketika sang protagonis terjatuh dan berguling sampai ke dasar jurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM (telah terbit)
Fantasy"3 BESAR TWO MONTHS CHALLENGE WITH ANBOOKS PUBLISHING" judul awal DREAMS : Kenangan Masa Lalu (Jangan lupa vote, komen dan follow akun aku sebelum baca 😉) Blurb : Silvia Mahesa adalah gadis cantik yang berusia sembilan belas tahun. Ia hanyalah gadi...