Problem

52 2 0
                                    

Geiska dan keyla sudah berlarian menuju UKS. Salah satu teman basket geisya memberi tahu kalau geisya terkena bola dan pergi ke UKS.

Mereka sudah berada diUKS, sudah ada kelvin disana.
"Gimana geisya,Vin?" Tanya Geiska panik.

"Dia butuh istirahat." Singkat kelvin. Geiska duduk disamping geisya yang masih tertidur.

"Lo ajak keyla ke kantin gih,dia belum makan. Biar geisya,gue yang jagain." Suruh Geiska. Kelvin hanya mengangguk dan mengajak keyla untuk makan.

"Kok mata geisya kaya habis nangis ya,sakit banget ya kena bola nya. Hm kasian." Ucap keyla sedangkan kelvin hanya menyimak tanpa ingin berbicara. Mereka sudah berada dikantin.

"Kelvin mau makan apa? biar keyla yang pesenin." Tawar keyla pada kelvin.

"Samain aja." Singkatnya. Keyla memesan dan kembali duduk.

"Ada apa? ada masalah ya?" Tanya keyla. Kelvin menoleh.

"Kok kamu tahu kalau aku ada masalah? ketebak banget ya key?" Tanya kelvin.

"Keyla peka tau, gak kaya kelvin. Gak peka." Jujur keyla.

"Emang keliatan gak peka banget ya key?"

"Banget."

"Gimana caranya biar peka, Key?" Tanya kelvin lagi. Keyla berpura pura sedang memikirkan sesuatu. Kelvin hanya mengela nafas.
"Ya coba aja ngertiin oranglain,gak mentingin dirinya sediri. Mungkin sih,vin." kekeh keyla lalu memakan makanannya.

Kelvin terus berfikir.
Ngertiin orang lain? Batin kelvin. Dia teringat akan geisya yang meluapkan emosinya tadi.

Sakit banget ya sya? Batin nya lagi.

Mereka lalu memakan makanan mereka.

DiUKS, geiska sedang menyuapi geisya. Geisya sudah bangun.

"Gimana? udah kenyang?" Tanya geiska. Geisya mengangguk.

"Udah mendingan?" Tanya geiska lagi. Geisya mengangguk.

"Lo kenapa,Sya?" Geisya hanya menggeleng.

"Gue tuh gak ngerti bahasa cewek ya sya, jangan cuman ngangguk geleng aja. Coba ceritain." Sebal Geiska. Geisya tiba tiba menangis membuat geiska panik.
"Kok lo malah nangis sih." Rengek geiska. Geisya makin menjadi.

"Sya, udah ya udah. Nanti pulang sekolah gue jajanin deh." Geisya masih menangis.

"Sepuasnya deh." Sambungnya.

"Beneran?" lirih geisya.

"Iya. Tapi jangan nangis." suruh geiska. Geisya mengangguk lalu terkekeh. Sebenarnya ia sakit hati, ia benar benar nangis tadi, cuman malu aja disekolah masa nangis mulu. Pikiran geisya.

"Ayo ke kelas." Ajak geisya.

"Udah sih sana, lo sendirian aja. Gue mau jemput keyla." Padahal geiska hanya bercanda. Geisya mulai berkaca kaca lagi.
"Iya ih ayo. Cengeng banget sih." Ucap geiska menjewer telinga geisya.

"Huaaa sakitt." Geisya berpura pura menangis. Geiska langsung memeluk adiknya itu.

"Cengeng banget. Untung adek." Guman geiska. Geiska melepaskan pelukannya dan mengelus rambut geisya. Mereka keluar UKS. Geisya mengapit tangan geiska, membuat orang orang disana menatap geisya sinis.

"Apa lo!" Ucap geisya pada orang orang. Geiska berhenti begitu juga geisya.

"Kenapa?" Tanya geisya. Geiska mengangkat tangannya dan menempelkan ke kening geisya.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang