Episode 38 (pengorbanan)

2.4K 378 53
                                    

baca antara umur 15 tahun.

BANYAK ADEGAN KEKERASAN 🔞⚠️

VOTE AND COMMENT AREA!⚠️

Perhatian ada banyak bahasa kiasan, diperuntukan untuk para reader untuk benar benar fokus membaca agar tidak kehilangan adegan!!

Mohon maaf untuk typonya, silahkan diperbaiki sendiri!

Thnks😭

-
-
-
-
-

Sejenak angin berhenbus dari selatan, jimin duduk di rerumputan sekitar taman istana dengan menyenderkan tubuhnya pada pohon yang hampir habis daunnya. Musim telah berganti memasuki musim dingin. Jimin menggunakan pakaian yang cukup hangat kali ini. hari hari menuju kedatangan sang anggota kerajaan yang baru, ia menolehkan kepalanya saat ia melihat yoongi berjalan menujunya.

"Kenapa sendirian disini?" Ujarnya bertanya dengan wajah penasaran, lalu sang jeonha duduk disamping jimin sambil menggenggam tangannya.

"Aku sedang duduk dan membayangian bagaimana nanti moon lahir kedunia ini" tatapan mata yang tak pernah putus kontak, mereka saling menatap dan menyelami perasaan masing masing.

"Banyak yang kamu sembunyikan dariku sepeninggalmu dari goguryeo, bagaimana keputusanmu. Dan ceritamu selama disana, aku menunggumu untuk menceritakannya padaku" raut wajah jimin berubah seperti tidak ingin membahasnya lagi.

"Bagiku itu adalah kenangan terburuk, tapi demi baekji dan dirimu. Tak apa jeonha" jimin tersenyum dengan pipi gembilnya.

"Ada apa dengan perlakuan ini? Apa ini bawaan bayi? Ingin bermanja denganku?" Kekeh yoongi dan mencubit pipi jimin merasa gemas.

"Kim jae han, melakukan penghianatan. Ia kabur ke goguryeo untuk menghindar dariku. Sementara seokjin ia mulai membaik" yoongi bercerita dengan wajah lesu. Ia khawatir dengan segala kemungkinan, ia takut jae han membocorkan rencananya pada raja ji dan melakukan penyerangan balik pada daerah baekji. Dengan pelan tangan jimin mengelus tangan besar yoongi, seolah ia tau apa yang sedang yoongi khawatirkan.

"Itu tidak akan pernah terjadi jeonha, semua akan baik baik saja. Raja ji berjanji untuk tidak melakukan itu pada negri kita, ia bersumpah atas nama dewa" dengan yakin jimin berkata bahwa mereka semua akan baik baik saja.

Hingga hari menjelang sore dan mereka kembali ke pavilium masing masing. Tidak beda jauh dengan suasana desa yang begitu ramai, dengan rumah bangsawan kim. Para pakerja sibuk duduk di depan rumah utama dengan gelaran tikar jerami sambil memohon kesembuhan. Sementara jungkook baru saja tiba dirumah itu. Ia masuk kedalam ruang utama dan ia disambut dengan pemandangan taehyung yang duduk termenung sambil memegang tangan istrinya.

"J-jungkook" lirihnya dengan bibir pucat itu, jungkook segera duduk disamping wanita yang beberapa hari yang lalu sempat mengobrol dengannya. Wanita itu mengambil tangan jungkook lalu menempatkan tangan pria itu di atas tangan suaminya.

"A-aku tau semua cerita tentang kalian, aku telah menjadi orang yang begitu keji memisahkan kedua orang yang saling mencintai" lelehan air mata itu jatuh pada bantal. Taehyung menatap sang istri dengan wajah yang sendu. Begitu juga dengan jungkook. Ia berusaha untuk tidak mengambil tindakan lebih.

"Aku berharap, agar kalian tetap bersama dan membesarkan anak kita yeoboo" ia memegang tangan taehyung memohon.

Penyakit yang diderita istri taehyung, membuatnya tak bisa hidup lebih lama. Hening ruangan itu ketika nafas wanita itu tersendat sendat. Taehyung memangku kepala istrinya, pelan dan pasti nafas dan matanya mulai tertutup dengan pelan.

Lelehan air mata jungkook jatuh pada pipinya ketika wanita itu menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan taehyung. Sementara taehyung, ia merunduk dan mencium kening istrinya hangat. Kamudian berbisik bahwa ia sangat mencintainya dengan setulus hati.

Perlahan awan pekat dilangit mulai menggulung, hari duka itu tiba, dan jenazah istri tercintanya segera di kebumikan. Setelah semuanya selesai, jungkook dan taehyung mampir di sebuah sungai yang dulu biasanya dijadikan tempat berkumpul sebelum memancing ikan bersama.

"Ini sungguh berat bagiku" bisiknya dengan suara pirau, jungkook menarik taehyung dan memeluknya perlahan.

"Ada kata yang tak bisa kamu ucapkan, namun hatimu berusaha mendesak untuk mengatakan. Taehyungiee aku mengerti setiap kisah didalam hidup ini telah direncanakan. Jadi demi taegguk kamu harus kuat." Taehyung mengangguk disela isakannya yang pecah.















'Yaa jungkook kamu memang benar bahwa semua kehidupan ini telah direncanakan'

















Dalam kedai kedai yang mulai sepi, jung hoseok sang pemilik restoran mulai menjalankan perintah sang ratu dengan mamantau seseorang yang baru saja tiba dan sering melakukan pekerjaan mereka disini. Entahlah itu hanya bisik bisik, dan hoseok belum tau apa yang tengah mereka bicarakan.

Saat teko teh telah sampai pada meja mereka, ekor mata hoseok menatap kepada wanit cantik yang duduk dengan kain penututup wajah miliknya.

"Apakah kamu sudah menjalankan tugasmu?" Hoseok mulai menjauh dengan sayup sayup suara terdengar.

"Aku telah melakukan tugasku dan tuan kim jae han telah menetap disana atas perintah raja ji" wanita itu seperti tersenyum di balik penutup wajahnya.

"Kang seulgi, kenapa kamu memilih di tendang keluar istana, dan melakukan tugas keji ini?" Ia menyeruput tehnya seraya terus dipantau oleh hoseok dari jauh.

"Membuat raja yoongi jera, dan tentunya merasakan arti kehilangan segala galanya. termasuk negri ini"

PRANKK!!

Napan yang hoseok bewa terjatuh saking terkejutnya ia mendengar sang wanita itu berbicara, ia segera meminta maaf dan pergi dari sana menuju ruang kerjanya.

Hoseok dengan gesit mengambil tinta dan selembar kertas. Dengan terburu buru ia menulis semuanya yang dia dengar, namun tak semua ia tulis.

BRAKK!!

Pintu ruang kerja hoseok terbuka paksa, itu membuat hoseok terkejut setengah mati. Ia dengan cepat menyembunyikan kertas yang di tulisnya pada sebuah peti. Dan ia bangkit dari duduknya menghadap wanita itu bersama pria yang tadi duduk bersamanya.

"Apa kau mata mata kerajaan?" Hoseok menggeleng dengan keringat yang membasahi pelipisnya.

"Untuk apa saya menjadi mata mata kerajaan disaat saya adalah pemilik restoran ini" ia terus melangkah mundur disaat pria itu mengacungkan sebilah pedang padanya. Tubuhnya metok pada tembok hoseok sudah tidak bisa kemana mana.

"Kau memang bukan mata mata, tetapi kamu mendengar semua percakapan kami, dan kamu saja bisa membeberkannya. Maka dari itu, sampai jumpa." Ia tersenyum sebelum sang lelaki berpedang menbas tubuh hoseok hingga pria itu jatuh pada lantai dengan darah yang bercucuran dimana mana.

Matanya terbuka lebar saat seulgi dan sang laki laki keluar dari ruangannya dan disaat itulah Jung hoseok menghembuskan nafas terakhirnya. Saat ia menjalani perintah dari sang ratu.










'Dear ratu kita, jimin....

Aku tak bisa menyelesaikan tugasku dengan baik, tapi setidaknya petunjuk yang akan aku tinggalkan, cukup untuk membawa penjahat itu masuk kedalam hukuman mati, aku tidak tau akhirnya tapi, aku melakukan ini dan menerima perintahmu, demi negri dan rasa sayangku padamu. Jung hoseok'

(Surat yang di tulis hoseok 1 hari sebelum kejadian)





TBC😁

Aku ahhh sudahlah.
klimaks storynya sudah menunjukan diri.
Aku tak bisa memprediksi antara sad end atau happy end😏😏😏😏😏😏😏

Komvote janlupa

I'M YOUR KING [BOOK 1] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang