Yeonjun kini tengah berada di lapangan basket kampusnya. Bermain dan berlatih sendirian. Sengaja agar melupakan segala pemikirannya mengenai kekasihnya yang sepertinya sengaja memberikan jus jeruk yang ditambah obat perangsang ke adiknya dan membuat mereka melakukan hal tak pantas seperti tadi malam. Bagaimana Ia menggagahi tubuh sang adik yang terlampau seksi, tak lupa dengan wajah cantiknya yang terlihat sangat membuatnya bergairah. Sial ingatan sekilas itu membuatnya turn on seketika. Ia lantas melemparkan bola basket tersebut dan masuk ke ring basket.
Ia terus berusaha menepis ingatannya mengenai kejadian tadi malam. Namun Ia tak bisa. Lantas karena bagian bawahnya sudah mengeras dan membuatnya kesakitan, Ia berlari menuju toilet terdekat. Untuk mengeluarkan hasratnya karena ingatan semalam.
Ia memasuki salah satu bilik kamar lalu mengunci pintunya. Ia langsung melepaskan gesper serta menurunkan zipper celananya. Menurunkan celana berbahan jeans sampai setengah pahanya lalu mulai mengocok miliknya.
Mengeluarkan erangan dan geraman pelan. Namun anehnya Ia tidak terangsang kembali. Ini membuatnya frustasi. Sampai Ia mencoba mengingat kembali bagaimana Ia menggagahi tubuh Soobin yang tengah berada di bawahnya tadi malam. Dan berhasil. Ia kembali terangsang.
Ia mulai mengocok kembali miliknya sembari membayangkan Ia tengah memasukkan miliknya ke lubang hangat nan sempit adiknya itu. Setiap detikan dan setiap kocokan tersebut telah membuatnya menggila karena membayangkan Soobin. Fantasinya mulai menaklukannya, mengubah imajinasinya yang kini tengah membayangkan bahwa sang adik tengah dalam sifat binalnya.
Sang adik yang tengah berlutut di depan kepemilikannya, lalu menjilati ujung bagiannya. Tak lama setelahnya, Ia memasukkannya ke mulut hangatnya. Meng-in-out-kan kepemilikannya dengan memaju-mundurkan kepalanya. Yeonjun tak tinggal diam, Ia ikut memaju-mundurkan pinggulnya agar dapat melakukan deep throat.
Setelah selang beberapa menit, Ia akhirnya mencapai titik putihnya dan mengeluarkan isinya. Menyemburkannya ke dalam closet yang terbuka di depannya sembari mengeluarkan geraman kecil. Ia lantas tersenyum sebentar sembari menatap langit-langit kamar mandi. Meraup udara bersih untuk mengisi jantungnya.
Yeonjun lantas membersihkan kekotoran yang Ia buat itu. Setelahnya Ia memasang serta merapihkan kembali celana serta pakaiannya. Lalu Ia keluar bilik dan kembali ke lapangan basket yang sudah mulai penuh oleh beberapa mahasiswa. Ia menduduki dirinya di kursi penonton dan mencondongkan tubuhnya kedepan, sikutya Ia simpan di kedua pahanya.
Menatap lurus ke arah lapangan serta mengingat kembali apa yang telah Ia perbuat. Berfantasi ria agar Ia bisa beruforia dan mencapai klimaksnya dengan membayangkan sang adik, bukannya sang kekasih ataupun seorang wanita. Ia makin kesal dengan hal tersebut. Mengingat sang kekasih yang telah membuat keadaan hubungan kedua kakak beradik itu menjadi sulit. Padahal sebelumnya, keduanya tak memiliki masalah apapun.
Tak lama kemudian, datanglah sang kekasih sembari menatapnya. Berlari pelan di koridor dan menghampirinya lalu duduk di sebelahnya.
“Junniee~!” pekiknya riang sembari memeluk tangan Yeonjun erat-erat.
“bagaimana–”
“aku ingin sendiri” ucapnya dingin tanpa melihat ke arah sang kekasih di sebelahnya yang tengah tergagap-gagap.
“J-Junnie ada masalah apa?” tanya wanita itu lembut dan Yeonjun menggeleng sebagai respon.
“Junnie kalau ada apa-apa–”
“DIAMLAH!” bentak Yeonjun sembari menatap tajam sang kekasih. Membuat atensi beberapa mahasiswa menatap mereka.
“sudah! aku sibuk!” ucapnya lalu melepaskan paksa tangan Yeji yang setia memeluk lengannya erat. Entah Yeji harus bagaimana sekarang, merasa bersalah dan senang datang di dalam hatinya. Ia hanya bisa menatap punggung sang kekasih yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya sekarang.
Yeonjun kini berjalan memutari gedung fakultasnya. sengaja, ingin melupakan semua kejadian pahit yang terjadi dalam kurun waktu kurang dari satu hari itu. Ia lantas memilih untuk ke kantin dan duduk di tempat favoritnya. Saat sampai di kantin, Ia sudah menemukan ketiga sahabatnya yang tengah terduduk di tempat biasa. Lantas Yeonjun mendekatinya.
“darimana aje lu?” tanya Hyunjin sembari menyerahkan batang rokok. Yeonjun menerimanya dengan baik dan meminta pertolongan untuk menyalakan rokok tersebut. Setelah menyala, Ia menyesap batang berisikan nikotin itu lalu menjepitnya dan melepaskannya serta menghembuskan asap rokok yang keluar dari mulutnya.
“dari lapangan basket” ucapnya lalu menyesap kembali batang rokok itu.
“lo kenapa ngerokok? Katanya mau berhenti” Yeonjun semakin kesal mendengarnya. Karena sang adiklah yang memaksanya untuk berhenti merokok. Bukan karena larangannya, tapi karena Soobin.
Yeonjun mengeluarkan asap dari mulutnya lalu menggeleng “suka-suka gue” lalu menyesap kembali rokok tersebut. Teman-temannya tentu saja merasakan ada hal tak beres dari Yeonjun. Karena Yeonjun ini bukan bucin terhadap sang kekasihnya saja, namun kepada adiknya pun sama. Jika sang adik atau kekasihnya melarang ini itu, Ia akan menurut dan tak akan pernah melanggarnya.
“Taehyun mana?” tanya Yeonjun membuat ketiga pria di depannya langsung berhenti menatap bingung ke arah Yeonjun yang sudah mulai candu akan rokoknya.
“tiba-tiba di panggil doi nya, gak tau kenapa” Yeonjun mengangguk-angguk. Lalu menyentil pelan rokok, membuat beberapa serbuk dari ujung rokok yang terbakar berjatuhan.
“oiya Jun gimana kemarin sama Yeji?” Yeonjun diam akan pertanyaan yang dilontarkan Jeno, dia semakin kesal saja karena mereka memanggil nama wanita itu.
“dia tiba-tiba pulang sama temennya” ucap Hyunjin dan membuat ketiga pria di hadapannya membelalakan matanya tak percaya, begitupula Yeonjun.
“lo jangan bohong!” Yeonjun berdiri dan mulai menaikkan suaranya serta menunjuk ke arah Hyunjin yang tepat berada di depannya. Mark dan Jeno langsung saja menenangkan sahabatnya itu namun Yeonjun tak perduli. Hyunjin yang di buat kaget serta ketakutan hanya bisa diam.
“kemarin Yeji bilang ke gue dia di suruh pulang! Dan lo yang nganter!!” teriak Yeonjun dan membuat ketakutan Hyunjin berubah menjadi bingung. Ia lantas mengerutkan dahinya dan menatap heran ke arah sahabat yang tengah menunjuknya di hadapannya.
“jangan diem aja sialan!” Hyunjin akhirnya tersadar dan mulai berdehem untuk membersihkan tenggorokannya.
“d-dia tiba-tiba pulang trus bilang kalau lo sibuk dan gak bisa ngajak nginep bareng katanya, d-dan gue gak ke rumah lo buat nganter Yeji pulang” jelas Hyunjin sedikit gagap karena masih terkejut sekaligus takut dengan sahabat di depannya ini. yeonjun yang mulai kesal akhirnya pergi begitu saja dan melemparkan batang rokok yang telah Ia matikan dengan jari-jemarinya itu ke tong sampah terdekat saat Ia berjalan keluar kantin.
Ia lantas pergi ke apartemen dan menyewa salah satu kamar untuk menetap. Menjauhi segala kenalannya serta keluarganya. Terlebih sang adik dan kekasih sialannya itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Notes:Selamat buat first winnya TXT!! 🥳🥳
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Brother!
FanficChoi Yeonjun seorang mahasiswa tampan yang mengaku sebagai seorang straight. Namun bagaimana jika dirinya malah belok dan menyukai adik lelakinya yang manis bernama Choi Soobin? Warn & Info! • BXB/GAY/YAOI/BL • Choi Yeonjun x Choi Soobin (TXT), Cho...