《☁️》 《~ 17 ~》《☁️》

901 111 2
                                        

Yeonjun kini sudah memberanikan tekadnya untuk kembali bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Merasa bersalah karena menghindari mereka dan juga membentak Hyunjin karena tersulut emosinya tempo minggu lalu. Ia lantas berjalan bersama Taehyun di sebelahnya. Kelas mereka baru saja selesai dan mereka akan bertemu di kantin.

Sesaat mereka masuk ke daerah kantin, bisa mereka lihat suasana kantin sangat ramai saat ini. lebih ramai dari sebelumnya. Entah apa yang sedang terjadi. Namun keduanya memilih untuk duduk bersama sahabatnya.

“Jun, kemana aja lo?” tanya Jeno membuka pembicaraan di saat Yeonjun da nTaehyun mendekati meja mereka.

Yeonjun mendudukkan dirinya sebelum menjawab, diikuti Taehyun “maaf, waktu itu gue kebawa emosi” jelas Yeonjun bersalah. Sahabatnya memang sedikit bangsat. Mungkin memang bangsat, namun mereka bisa mengerti bagaimana perasaan satu sama lain.

“gak apa Jun, lupain, gue juga gak ngerti sebenernya sama adek gue” ucap Hyunjin sembari menyentil rokok agar serbuk tembakau yang sudah terbakar berhamburan ke atas asbak.

Yeonjun menyatukan kedua alisnya heran “maksudnya?”

“gak tau, gue juga nggak ngerti. Dia sering banget ketawa ketiwi sendiri kek orang gila gitu”

“kangen ibunya kali”

Hyunjin tersenyum miring setelah Ia menghembuskan asap rokok “jangan bawa-bawa ibu gue, biarin dia tenang di sana” ucap Hyunjin sendu. Mark yang berucap tadi merasa bersalah karena dengan seenak hatinya membawa Ibu Hyunjin yang sudah berada di alam sana terbawa ke dalam masalah ini.

“maaf Jin” Hyunjin cepat-cepat menggeleng sembari tersenyum.

“gak apa, gak usah di pikirin” Mark mengangguk masih dengna perasaan bersalah.

“jadi gimana? Lo kenapa Jun?” tanya Hyunjin kali ini. yeonjun melirik Taehyun sebentar untuk meminta bantuan, namun nihil. Si pendek bersurai merah tengah fokus terhadap ponsel miliknya. Yang sudah di pastikan sedang berbalas pesan dengan si manis –Choi Beomgyu.

“gue mau putusin Yeji aja” ucap Yeonjun tiba-tiba dan membuat sahabatnya membuat reaksi yang sama. Terkejut karena tak percaya. Sebelum mereka berucap, Yeonjun membuka suaranya terlebih dahulu untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Sesaat setelah cerita tersebut selesai, ketiganya bergeming. Bingung harus berujar apa.

“emm... Jun, maaf, tapi bukannya hubungan adik kandung gak boleh nikah ya?” ucap Jeno berhati-hati. Takut jika Yeonjun tersulut amarah lagi. Taehyun juga sudah menceritakan semuanya kepada mereka sebelum Yeonjun datang.

“ya, tapi gue berusaha keras buat orang tua gue setuju! Gue gak mau ninggalin adik gua tanpa sepertanggung jawaban gue!!” ucap Yeonjun tegas dan percaya diri. Memang menikahi saudara kandung salah, namun nasi sudah menjadi bubur yang artinya Ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.

“perlu gue kasih tau Yeji tentang masalah ini?” tanya Hyunjin hati-hati.

Yeonjun menggeleng “gak usah, biarin aja dia” tanpa rasa pedulinya Ia berbicara seperti itu. Hyunjin juga tak marah, Ia memang ikut merasa bersalah karena ulah adiknya.

“oh iya, lo pada belum gue kasih tau ya?!” tanya Hyunjin tiba-tiba memecah keheningan di antara kelimanya. Sontak Yeonjun dan Taehyun mengalikan pandangannya menuju ke arah Hyunjin yang tengah tersenyum lebar.

“kita mau ngadain pesta, pesta biasa aja sih, kalian tau kan anak kampus suka ngadain pesta gitu??” ucap Hyunjin. Yeonjun dan Taehyun mengangguk-anggukkan kepalanya.

“karena itu kantin jadi rame?” Taehyun membuka suaranya.

Hyunjin mengangguk membenarkan “yap! Semuanya pada antusias!! Lo pada dateng ya!” ucap Hyunjin riang. Dan tentu saja Yeonjun menggeleng. Ia tak mau meninggalkan sang adik sendirian di rumah. Meski mungkin Beomgyu atau Kai akan mengasuhnya, namun Ia tetap tak mau. Ia ingin berduaan dengan sang adik.

We Are Brother!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang