19. Stalker

720 68 16
                                    

Kyung Hee POV :

"Siapa tamu yang ada di rumahmu?"tanya sebuah suara dibelakangku ketika aku sudah berhasil mengambil satu pack sosis dari lemari es di rumah utama.

Mungkin ini yang disebut instan karma. Niat burukku untuk mencuri persediaan sosis di kulkas rumah utama, langsung dibalas dengan mempertemukanku dengan salah satu penghuni rumah ini, yang kehadirannya selalu ingin kuhindari. Chanyeol berdiri santai menunggu jawabanku, sambil mengisi air putih ke gelasnya yang kosong.

"Aku tidak ingat harus melaporkan siapapun tamuku kepadamu."sarkasku.

"Kau harusnya berhati-hati! Kau kan tidak tahu siapa pelakunya!"ujarnya, dengan nada yang terdengar sok perhatian di telingaku.

"Kalau begitu aku sebaiknya menghindarimu."ujarku hendak menjauh.

Sayangnya langkahku kalah cepat ia lebih dulu menahan tanganku, "Aku tahu tindakanku memang tidak bisa kau ampuni, tapi aku amat menyesal, kuharap kamu tahu akan hal itu!"

Aku mendesah kesal, setiap kali pria ini sengaja mengingatkanku tentang kejadian hari itu, aku ingin sekali mengambil pisau dapur dan menusuknya berulang kali, kemudian menguburnya dibelakang bangunan rumah kecilku saat ia masih setengah sekarat.

Tak mengindahkan ucapannya, aku menghentakkan tangannya dan berjalan melaluinya. Kuharap Psychopath sialan itu bisa melenyapkanmu lebih dulu. Agar aku bisa melupakan kejadian buruk itu yang selalu kuingat ketika melihat wajahnya.

Meluapkan rasa kesalku, aku melemparkan sosis yang berhasil kucuri ke tempat sampah yang ada di dapurku. Tapi sedetik kemudian aku menyesal dan mengambilnya kembali, kalau dipikir-pikir sangat malang jika aku melampiaskanya pada sosis yang bisa membuat perutku merasa kenyang.

"Kamu tidak sedang berbicara dengan sosis itu, kan?"tanya Sehun yang turun dari kamarku, sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.

Damn. Aku mengusap sudut-sudut bibirku, takut jika tanpa sadar air liurku menetes.

"Iya aku sedang bertanya padanya ingin kuhabisi dengan cara digoreng atau ditumis dengan saos."jawabku asal.

"Waw, kau sadis sekali tidak berperikesosisan."Komentarnya sambil berpura-pura ngeri.

"Iya aku tidak menyangka kamu akan jatuh cinta ada wanita sadis sepertiku."

"Aku tidak yakin itu hinaan atau pujian."ujarnya sambil memelukku dan mencium pipi kananku. "Selamat pagi."

"Apa kamu sudah memastikan ke psikolog kalau kamu tidak menderita boderline disorder?"tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri dari pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kamu sudah memastikan ke psikolog kalau kamu tidak menderita boderline disorder?"tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri dari pelukannya.

"Tunggu, apa ini jenis gombalan terbaru? setelah tren gombalan bapak kamu 'tukang' apa dan sebagainya?"tanyanya ngawur.

"Iya ini tren gombalan baru,"jawabku kesal. "Karena kamu terlalu aneh, sedetik membuatku kesal sedetik lagi berubah peran."

Ia mengangkat tubuhku dan membuatku duduk di atas pantry. "Aku bukan power ranger yang suka berubah, aku hanya pria yang jatuh cinta padamu."

The Psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang