15. Red

2.4K 223 45
                                    

Author POV :

Sehun memperhatikan Kyung Hee yang sedang membereskan barang-barangnya, ia sudah menawarkan bantuannya tapi Kyung Hee menolaknya. Hari ini Kyung Hee sudah bisa pulang dari rumah sakit, dan itu berarti dia juga harus kembali ke rumah orang tuanya, tempat yang sebenarnya paling ia benci untuk ia ingat, ia tahu di tempat itu ia dibesarkan tapi ditempat itu juga ia kehilangan semuanya.

Kyung Hee menghela nafas ia merasa gelisah, terlebih lagi ia telah melakukan kesalahan dengan menyeret serta Sehun ke dalam masalahnya, dan membuat Sehun secara tak langsung menjadi suami pura-puranya.

Ini salah otaknya yang tak pernah berfikir panjang, yang membuatnya kini menyesal dan merasa bersalah, apalagi Sehun sama sekali tak membahas lebih lanjut apakah ia setuju atau tidak dengan ide gilanya.

Sehun menghela nafas melihat tingkah Kyung Hee, laki-laki itu akhirnya berjalan mendekat dan duduk bersila di lantai mengikuti Kyung Hee. Sedari tadi ia sudah tahu Kyung Hee sedang gelisah dan ia ingin membiarkan Kyung Hee hingga gadis itu mengatakannya tanpa ia bertanya, tapi melihat Kyung Hee yang terus menghela nafas membuatnya merasa tidak sabar.

"Apa kamu benar-benar benci kembali ke rumah itu?"

Kyung Hee mengangguk pelan.

Sehun tersenyum dan menggenggam tangan Kyung Hee. "It's alright i will always by your side."Sehun tersenyum dan menaikkan satu alisnya sebagai tanda ia akan menggoda Kyung Hee lagi. "Bukankah sekarang aku suamimu?"

Sejak Kyung Hee mengatakan pada ibunya akan menikah dengan Sehun, setiap ada kesempatan Sehun akan selalu menggodanya, ia begitu suka melihat dan menikmati respon Kyung Hee yang merajuk dan tersipu bersamaan.

Tak ada siapapun yang menyambut ketika keduanya sampai di rumah Kyung Hee. Sehun sudah menyuruh Kyung Hee untuk masuk ke dalam rumah terlebih dahulu, sementara ia sibuk mengeluarkan barang-barang keduanya dari bagasi mobil, tapi Kyung Hee tak melakukannya gadis itu tetap berdiri di depan pintu menunggu Sehun, ia tidak ingin masuk ke sana sendirian.

Setelah mengunci mobil Sehun berjalan ke arah Kyung Hee sambil menyeret koper yang berisi keperluan Kyung Hee, sedangkan untuknya ia hanya membawa beberapa pasang pakaian dan keperluannya yang ia bawa di ransel yang ada di punggungnya.

Pria itu mengulurkan tangannya yang bebas pada Kyung Hee, "As newly wed kita harus terlihat mesra kan?

Kyung Hee mencebik kesal namun ia tetap menyambut uluran tangan Sehun, dan dengan bergandengan tangan keduanya menyusuri setiap ruangan di dalam rumah Kyung Hee yang sepi, hingga keduanya sampai di sebuah bangunan yang terpencil di belakang bangunan utama yang lebih besr dan megah.

Sehun tak menyangka gadisnya tinggal di bangunan kecil ini selama ia ada di rumah, dari sejauh tadi ia melangkah menyusuri bangunan utama rumah ini, ia melihat beberapa ruangan kamar yang besar dan juga mewah, tidak mungkin jika seluruh ruangan itu terpakai.

Gadis itu membuka pintu bangunan itu, berbeda dari bagian depannya yang terlihat sempit, bagian dalamnya terasa luas, ada sebuah sofa dan televisi untuk bersantai, dan juga dapur sederhana tapi rapi, ternyata gadis itu pintar menata ruangan. Kyung Hee berjalan lebih dalam dan membuka pintu kedua yang menyembunyikan sebuah tangga menuju atas, Sehun mengikuti Kyung Hee membawanya ke sebuah kamar yang sederhana dengan sebuah balkon yang membelakangi bangunan utama, sebagai pemisah antara kamar dengan balkon ada sebuah pintu dari kaca yang bisa digeser untuk membukanya.

"So this is my sweet escape,"ujar Kyung Hee menjelaskan.

"Kenapa kamu memiliki dapur dan ruang tamu yang berbeda dari rumah utama?"

"I like being alone,"ujarnya yang terasa seperti kebohongan bagi Sehun.

Sehun POV :

Kyung Hee sudah tertidur di sampingku sementara mataku masih saja enggan terpejam. Tadi sore Kyung Hee memutuskan secara sepihak agar aku tidur bersama di kamarnya, tentu saja aku bukan pria mesum yang langsung menyetujuinya, tapi dengan pasrah aku menyetujuinya ketika ia berkata kalau ia takut tidur sendirian di kamarnya setelah sekian lama, entah mengapa sebenarnya aku merasa Kyung Hee sedang menyembunyikan sesuatu dariku, karena meski ia terlihat baik-baik saja matanya tidak bisa membohongiku jika ia sedang merasa gelisah.

Aku tahu Kyung Hee membenci berada di rumahnya, itulah yang membuatnya melarikan diri dari rumah dan memutuskan membiayai hidupnya sendiri, tapi jika itu hanya sebuah alasan sepele kenapa ia harus setakut itu berada di rumahnya sendiri.

Hampir saja aku mengumpat saat Kyung Hee membalikkan tubuhnya dan hampir memelukku, inilah yang membuatku tidak bisa tidur. Come on, i'm normal guy, dan harga diriku sedikit terluka karena ia bisa dengan tenang tidur bersamaku selayaknya aku teman wanitanya, bagian akhir itulah yang paling menggangguku.

Aku beranjak dari tempat tidur secara perlahan, mengambil handphoneku di nakas aku membuka pintu balkon dan kembali menutupnya perlahan. Entah hanya perasaanku saja atau memang benar, aku merasa seseorang sedang mengamatiku, aku mengedarkan pandanganku di tengah kegelapan malam, sepertinya besok aku harus mengganti lampu taman yang mati, agar aku bisa dengan mudah mengamati sekitar.

'Krassak..'

Aku melihat seseorang turun melompat dari pohon yang kebetulan ranting-rantingnya menjulur ke arah balkon kamar Kyung Hee, aku segera mengambil ancang-ancang untuk melompat dari balkon.

"Arggghh.."Tiba-tiba aku mendengar Kyung Hee berteriak dari dalam kamar.

Sialan. Aku kehilangan kesempatan bagus untuk menangkap si Psycho sialan, aku segera berlari masuk ke kamar Kyung Hee, aku tidak melihat siapapun atau apapun yang membuat gadis itu berteriak ketakutan, aku hanya menemukan gadis itu duduk meringkuk bersembunyi di balik lututnya di atas tempat tidurnya.

"Kyung."Aku menyentuh bahunya pelan tapi gadis itu menangkisnya dengan keras.

"Don't touch me!You've destroy my life!"teriaknya putus asa.

Aku meraihnya ke dalam pelukanku dengan susah payah karena ia terus memberontak. "Hei, it's me Oh Sehun!It's okay you're save with me!"

Ia mencengkram depan bajuku erat-erat dan menangis terisak, hingga akhirnya kami berdua tertidur dengan posisi saling berpelukan.

Ketika pagi menjelang aku bangun terlebih dahulu, aku melepaskan diriku dari pelukan Kyung Hee dengan perlahan, lalu aku beranjak ke kamar mandi. Saat aku keluar dari kamar mandi aku menemukan Kyung Hee berdiri mematung menghadap pintu balkon, karena ia menatpnya dengan pandangan aneh refleks aku ikut mengarahkan pandanganku ke arah yang sama.

Sekarang aku tahu apa yang membuat gadis itu terpaku dengan pandangan aneh. Aku melihat sebuah tulisan berwarna merah seperti terbuat dari cairan yang bersal dari darah membentang di pintu balkon yang memang terbuat dari kaca, tulisan itu berbunyi 'SHE IS MINE, JERK!', lewat tulisan itu aku bisa merasakan seberapa iri pria jahanam itu denganku, hingga ia dengan kekanakan membuat vandalisme.

Perlahan aku menghampiri Kyung Hee agar ia berhenti menatap pada tulisan kekanakan itu, tapi ia malah berteriak dengan kencang dan menutupi wajahnya.

"Arghhh..."teriaknya untuk kedua kalinya saat aku berusaha mendekatinya.

Oh God. Apa tubuhku jauh mengerikan daripada tulisan berwarna merah sialan itu, sehingga Kyung Hee langsung berteriak melihatku bertelanjang dada.

"Apa tubuhku sejelek itu, huh?Kau bahkan sama sekali tidak berteriak melihat tulisan itu."Tunjukku pada tulisan bewarna merah itu.

"Aishhh, Cepat pakai bajumu!!!Jangan banyak bicara!!"

"Kukira kau sudah kehilangan suaramu saat melihat tulisan itu,"sarkasku.

"Diam!"jawabnya ketus dan berlari ke kamar mandi.

Kukira ia akan mandi tapi ia malah membawa kaleng dan kain, aku berjalan mengikutinya tapi ia kembali mematung saat menyentuh pintu balkon.

"Tulisannya bukan dari luar kamar,"ujarnya dengan suara bergetar.

TBC
Dont forget to give me a lot VOTEMENT 💚💚💚
100 vote lanjutt...


The Psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang