4

4.4K 386 14
                                    

Holla...
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan..
Ada yang kangen sama "The Psycho?"
-"Enggakkkk..."
Lama ya nggak update hehe..
Beberapa bulan ini sibuk...
Sibuk Ujian Nasional terus dilanjut Ujian SBMPTN...
Terus belum lagi stock episode The Psycho Yang tiba-tiba kehapus..
Dan harus mulai dari awal lagi..
Jadi mohon dimaafin ya.. 
~Author curcol.. hehehe...

"HAPPY READING"

_______________________________________

Kyung hee mengernyit heran saat ia terbangun dengan posisi berbaring di kamar mandi, ia kemudian mencoba bangun dan merubah posisinya menjadi duduk di lantai kamar mandi, Kyung hee memijit pelan kepalanya mencoba mengingat apa yang terjadi padanya.Tubuh Kyung Hee bergetar takut dan perlahan ia menangis saat teringat apa yang terjadi, terutama saat ia melihat pria itu tertawa bahagia dengan isi amplop yang dipilih Kyung Hee, membuat Kyung Hee tahu ia telah memilih amplop yang salah untuk Ahri.

Kyung Hee mengusap air matanya, ia segera berdiri dan keluar dari kamar mandi, ia begitu panik saat melihat betapa gelapnya keadaan di luar, dengan cepat Kyung Hee mencari handphonenya untuk menghubungi Ahri, namun saat ia membuka handphonenya ia menemukan pesan dari Ahri.

From : Ahri

Kyung kamu kemana, sih?Aku udah nunggu kamu tiga jam di kantin, gue pulang ya, Kyung. Kalau kamu butuh sesuatu ke apartement gue ya.

Membaca kata apartement Kyung hee bertambah panik, ia tahu benar saat ini Ahri tidak boleh ditinggalkan sendirian, karena psikopat sialan itu pasti selalu mengintai Ahri, dan menunggu keadaan yang lenggang untuk melaksanakan rencana jahatnya dalam menghabisi nyawa Ahri. Dengan cepat Kyung hee berlari keluar dari universitas.

Brukkk..

Saking fokusnya Kyung Hee berlari membuat ia tanpa sadar menabrak Sehun yang berjalan dari lain arah, dan membuat tubuh keduanya terpelanting.

"Kau baik-baik saja,?"Tanya Sehun yang bangun terlebih dahulu, lalu mengulurkan tangannya membantu Kyung hee berdiri.

Kyung hee segera menyambut uluran tangan Sehun, "Iya aku baik-baik saja, maaf tadi aku buru-buru."

"Gwaencanha."Jawab Sehun enteng, "Dan Kau?"

"Oh, Tuhan. Apa yang terjadi dengan pipimu?"Sehun memekik dan menyentuh pipi kanan Kyung hee yang lebam dengan perlahan.

"Arrgh.."Kyung hee menjerit kecil saat Sehun menyentuh pipinya meski dengan pelan, sepertinya luka itu adalah efek yang ia dapatkan dari tamparan si psikopat sialan itu.

"Ayo kita ke ruang kesehatan!"Ajak Sehun setengah memaksa.

"Tidak, aku sedang buru-buru."Tolak Kyung hee, "Aku harus pergi sekarang."Pamit Kyung Hee, dan menghiraukan Sehun yang menatapnya khawatir.

Kyung Hee segera bergegas berlari ke gerbang universitas dan menghentikan sebuah taksi. Di perjalanan Kyung Hee tak henti-hentinya berdoa dan terus berusaha menghubungi nomor telepon Ahri yang masih tidak aktif.

"Pak, bisa tolong lebih cepat"Kyung Hee memohon pada sang supir taksi.

Kyung Hee tak berhenti meremas tangannya yang terus bergetar, ini semua karena ia tahu benar ia sedang berhadapan dengan seorang psikopat yang begitu terobsesi padanya, yang saat ini sedang mengincar nyawa seseorang yang tak bersalah, demi memuaskan kehendaknya untuk membuat Kyung Hee menjadi miliknya seutuhnya.

Tak lama kemudian Kyung Hee sampai di depan gedung Apartement Ahri, setelah menyerahkan beberapa lembar uang sebagai ongkos pada sang supir taksi, dan bahkan merelekan kembaliannya demi mengejar waktu, ia langsung saja melesat menuju lantai sepuluh tempat Apartement Ahri berada. 

Dengan was was Kyung Hee menekan bel pintu apartement Ahri, satu hingga sepuluh kali Kyung Hee menekan bel namun ia tak kunjung menemui jawaban dari keberadaan sang pemilik, tiba-tiba saja pintu apartement Ahri terbuka saat Kyung Hee tak sengaja mendorongnya, dan membuat Kyung Hee semakin merasa cemas.

Suasana gelap dan sunyi langsung menyambutnya, saat Kyung Hee dengan hati-hati memasuki Apartement Ahri, dengan kewaspadaan tinggi Kyung Hee mencari keberadaan Ahri, terlebih lagi dengan keadaan gelap yang membuat siapa saja tidak akan sadar jika mereka ada dalam keadaan yang berbahaya.Kyung Hee sedikit merasa lega saat melihat lampu di bagian dapur menyala, ia menduga Ahri pasti sedang ada di sana, dengan langkah terburu Kyung Hee segera berjalan ke arah dapur.

Namun kelegaan itu hilang seketika, ketika ia melihat bagaimana mengerikannya kondisi Ahri. Tubuhnya terikat kuat  di kursi meja makan,  tubuhnya kejang-kejang dengan hebat, mulutnya tak berhenti mengeluarkan busa, dan matanya yang penuh air mata keputusasaan.

"Kau terlambat, sayang."Tiba-tiba saja suara parau bernada dingin dan penuh bahaya, menginterupsi dari belakang tubuh Kyung Hee.

Kyung Hee bisa saja segera membalik tubuhnya, dan berusaha menyingkap siapa sebenarnya psikopat gila ini, jika sebuah besi dingin dan berkilat itu tidak menempel di lehernya, dan siap dengan kapapun menyobek leher jenjang Kyung Hee.

"Kau Gila."Maki Kyung Hee frustasi.

Laki-laki itu tertawa pelan, "Itu semua karenamu, Sayang."

"Tidak, ini semua karena ada yang salah dengan otakmu, bukan karenaku."Kyung Hee tidak terima.

Lagi-lagi psikopat sialan itu tertawa, "Apa kau tidak takut padaku, Sayang?Kau tahu benar ada belati yang melekat di lehermu, dan jika kau terus membuatku marah, bukan tidak mungkin aku menancapkan belati ini di lehermu, manis!"Ancamnya.

"Bagiku itu lebih baik, ketimbang menyaksikan orang yang kucintai satu persatu mati di depanku."

"Kau memang benar-benar tipeku, Sayang."Ujarnya, kemudian menciumi leher hingga turun ke bahu Kyung Hee.

Memanfaatkan kesempatan yang ada, Kyung Hee menyikut dada psikopat itu dengan kuat, hingga membuat psikopat itu kesakitan dan sedikit lengah, dengan cepat Kyung Hee memanfaatkan hal itu untuk melarikan diri keluar dari apartement Ahri, berharap ia akan menemukan seseorang untuk membantunya menyelamatkan Ahri yang sekarat, namun sialnya lorong di depan apartement Ahri selalu sepi dari orang-orang yang berlalu-lalang.

Dengan segera Kyung Hee berlari menuju lift terdekat, namun sialnya lift itu tak kunjung terbuka, sedangkan Kyung Hee mendengar suara langkah kaki dari psikopat itu semakin mendekat, tanpa pikir panjang Kyung Hee segera berlari ke arah tangga darurat, dan menuruni tangganya dengan tergesa, untuk menuju lantai dasar agar ia bisa menemukan seseorang yang bisa membantunya.

Tapi sepertinya hal itu tidak akan terjadi, saat sebuah tangan menariknya dan merengkuhnya dengan kuat.

"Sepertinya ini adalah saat dimana aku harus bertemu dengan kematian."Batin Choi Kyung Hee.

Kyung Hee berusaha memberontak saat orang itu mengunci tubunya dari belakang dan membekap erat mulutnya, kesal karena Kyung Hee tak kunjung berhenti memberontak, orang itu dengan paksa membalikkan tubuh Kyung Hee, hingga membuat Kyung Hee kini menghadap tubuh orang yang membekapnya tadi.

Mata Kyung Hee seketika melebar, dan rasa takut seketika menyelingkupinya melihat siapa orang yang tadi mengunci tubuh dan membekap mulutnya.

“Oh..Sehun...Kenapa kau ada di sini?”Dengan sekuat tenaga Kyung Hee berusaha bertanya tanpa suara yang bergetar.

Dengan tenang Sehun membuat gerakan menempelkan telunjuknya di depan bibirnya, kemudian dengan ia menyeret Kyung Hee menuju sisi tergelap tangga darurat, dan menahan Kyung Hee di sana.

----
Jangan lupa vote dan comment ya..
Khamsahamnida~

The Psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang