16. Monster but not monster

2.3K 254 54
                                    

Happy new year...
Semoga di tahun ini kalian selalu diberikan kebahagiaan dan kesehatan...
Hari ini aku mau menepati janji yang akan update setelah 100 vote nih...
Sekaligus mau merayakan uri KAI yang akhirnya tidak jomblo lagi..
Happy reading...
Update after 150 vote yah..
Don't forget to give me voment 😊😊😊
---------------------------------------------------------

Oh, Darling. I'm not monster, i'm just someone who falling love with you."

Kyung Hee POV :

Sehun merebut tanganku yang berlumuran darah, dengan setengah memaksa ia menyeretku ke dalam kamar mandi, di belakangnya aku mengikutinya dengn pasrah. Ia menuangkan banyak sabun cair ke atas telapak tanganku dan membersihkannya berulang kali di wastafel.

"Tolol!"serunya kesal saat ia mencuci tanganku dengan sabun untuk kedua kalinya. "Untuk apa kau menyentuhnya."

"Aku mau membersihkannya,"ujarku membela diri, mana mau aku diam saja dihina tolol oleh Sehun. "Lagian mana aku tahu kalau itu darah sungguhan, kenapa pelakunya harus pakai darah sih?Kenapa tidak pakai tinta spidol atau cat semacamnya yang lebih enak dilihat,"keluhku.

"Dasar bodoh!"dengan kejam kali ini Sehun menyentil dahiku. "Kalau dia menulisnya dengan spidol atau cat itu namanya bukan ancaman tapi menghias."

Aku terkekeh menyetujui penjelasannya.

"Jangan tertawa!"Lagi-lagi ia berseru kesal sambil mengeringkan tanganku yang basah dengan tisu.

Bukannya menurut aku malah tertawa semakin kencang agar membuatnya semakin kesal. Sehun berhenti mengeringkan tanganku dengan tisu, ia menatap intens padaku dia meletakkan tangannya di setiap sisi tubuhku, membuatku terkurung diantara tubuhnya dan wastafel di depanku.

"Berehenti tertawa atau aku yang akan membuatnya berhenti dengan menciummu?"bisiknya tepat di telingaku.

Aku menyikut rusuknya dengan keras, hingga kemudian ia menjauh tanpa mengeluh sakit.

"Dasar curang!"sungutku saat ia keluar dari kamar mandi terlebih dahulu.

"Kau yang menyikut rusukku dan kau mengataiku curang?"tanyanya menyakinkan apa yang ia dengar.

"Tapi kau pakai kekerasan seksual."

Sehun menggeleng seolah tak habis pikir denganku. "Apa menciummu itu kekerasan seksual?Kalau begitu kenapa kau diam saja saat psychopath sialan itu menciummu?"

Aku mendecih sebal, entah mengapa Sehun hari ini begitu menyebalkan. Apa dia merasa amat terhina karena aku menjerit saat melihat tubuh six packnya?Aku tak menyangka Sehun sesentimental itu.

"Mau kemana?"tanyaku saat melihatnya mengambil hoodienya.

"Menelfon Lay,"ujarnya dan berjalan menuju tangga, namun kemudian ia menghentikan langkahnya lagi. "Jangan pergi ke mana-mana dan jangan menyentuh pintu balkon!"pesannya sambil memelototiku.

Sepertinya nanti aku harus memujinya tentang seberapa bagus tubuh six packnya itu, sehingga ia tidak lagi merasa terluka, dan berhenti bersikap menyebalkan tanpa alasan yang jelas kepadaku.

*****

Lay datang ke rumahku saat hari sudah menjelang sore, wajahnya terlihat kusut dan letih, sepertinya ada banyak kasus yang harus ia tangani, salah satunya adalah kasusku yang sampai saat ini belum menemukan titik terang.

Saat aku kembali ke ruang tengah sambil membawa minuman dan camilan aku melihat beberapa foto berjajar di atas meja. Aku duduk di samping Sehun setelah menaruh minuman dan camilan yang kubawa di ujung meja, lalu aku tersentak saat melihat satu foto wajah seorang pria yang melakukan penyerangan padaku, entah mengapa melihat foto itu membuat perasaanku memburuk.

The Psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang