Setelah mengantar Elena pulang ke rumah Jimin, Jaemin tidak langsung pulang, ia mengunjungi Taman yang berada di sekitar rumah Jimin. Pria itu duduk di salah satu bangku, menikmati langit yang sudah gelap sembari mendengar musik melalui earphone yang ia pasang di telinganya. Hari sudah malam, dia sudah berada di Taman ini selama tiga jam dan dia sama sekali tidak bosan berada di Taman tersebut.
Banyak orang yang menghampiri Taman yang ia kunjungi. Pandangan Jaemin hanya ke depan, melihat beberapa orang yang melewati dirinya.
Jaemin berada di Taman untuk menenangkan pikirannya, cukup sedih sebab orang tuanya tidak memberi kabar kepada dirinya, cukup membuat Jaemin khawatir. Dua hari yang lalu, orang tua pria itu pergi ke luar negeri, tepatnya di negara Indonesia. Katanya, mereka akan mengurus beberapa pekerjaan di negara tersebut. Jaemin memakluminya jika mereka bekerja di luar negeri, hanya saja.. kenapa mereka tidak memberi kabar?
Sibuk memikirkan kedua orang tuanya hingga ia tersadar jika terdapat seseorang yang duduk di sampingnya. Dia adalah wanita tua yang juga tengah menikmati pemandangan langit yang begitu indah untuk dilihat.
Dia hanya melirik sekilas wanita itu, tidak berani untuk mengajaknya berbicara. Sejujurnya, Jaemin lebih suka sendiri, jadi, dia beranjak dari bangku tersebut—meninggalkan wanita tua itu sendirian. Jaemin berjalan di sekitar Taman, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Sekarang, dia memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia berjalan ke arah motornya, namun, tiba-tiba saja ia melihat seorang wanita dan pria yang berjalan bersama dengan canda tawa. Jaemin melihat ke arah wanita tersebut, cukup familiar namun ia tidak mengingatnya.
"Siapa, ya?" Gumamnya, dia mempercepat langkahnya kemudian menaiki motornya dan menggunakan helm, selanjutnya dia menyalakan mesin motornya dan mengendarainya. Selama di perjalanan pulang, ia mencoba mengingat wanita tersebut, dan, yeah! Dia mengingatnya. "Kenapa dia terlihat seperti kekasih dari Pamannya Elena?"
MY LOVELY UNCLE
Jimin berjalan pelan ke arah kamar Elena, mengetuk kamar itu dengan pelan, tidak ada jawaban. Apa Elena tidur? Pikir Jimin. Pria itu pun masuk ke dalam kamar Elena, dan benar saja, ia melihat Elena yang sedang tertidur pulas.
Pria itu menghampiri Elena untuk membangunkannya, dia akan mengajak Elena untuk makan malam. Gadis itu belum makan, dan Jimin takut jika Elena sakit. Pria itu menepuk-nepuk pipi Elena agar gadis itu terbangun, dan benar saja, tepukan kelima gadis itu sudah terbangun.
Elena bergerak tidak nyaman karena perlakuan Jimin.
"Elena, bangunlah, ayo, makan malam bersama."
"Nggh, aku masih mengantuk."
Jimin terkekeh mendengar suara Elena. "Bangunlah, kau akan sakit nantinya jika tidak makan." Jimin terus membangunkan Elena hingga pada akhirnya, gadis itu terbangun dari tidurnya. Dia terduduk di atas ranjang dengan mata yang terpejam. "Buka matamu, ayo, makan."
Elena berdehem, dia masih belum sadar sepenuhnya. "Bangun atau Paman akan mengambil ponselmu?"
Elena mendesah kesal, dia berusaha membuka kedua matanya. "Paman pintar sekali membuatku menurut." Elena berjalan keluar kamar sembari membawa ponselnya, Jimin hanya terkekeh lalu mengikuti Elena.
Keduanya duduk di kursi meja makan. Jimin mengambilkan makanan untuk Elena, dan dengan segera keduanya pun makan. Selama keduanya makan, tidak ada yang berbicara, hanya suara sendok dan garpu yang terdengar. Setelah makan, keduanya duduk di sofa ruang keluarga, kini Jimin sedang menerima telepon dari Hoseok, Hoseok menanyakan kabar Elena, dan Jimin menjawab jika gadis itu baik-baik saja.
Mungkin, hanya lima menit saja Hoseok menelepon Jimin. Hoseok mengatakan jika pekerjaannya masih menumpuk, dan Jimin memakluminya.
Sedangkan Elena, dia sedang sibuk bertukar pesan dengan Jaemin. Dia menaikkan salah satu alisnya disaat Jaemin ingin mengatakan sesuatu padanya.
From: Jaemin
Elena, baca pesanku baik-baik, jangan melewatkan satu kata pun, oke?
Sesudah aku mengantarmu pulang, aku pergi ke Taman untuk menenangkan diri. Cukup lama aku berada di sana, sekitar tiga jam. And, saat aku ingin pulang, aku tidak sengaja melihat kekasih Paman-mu bersama dengan pria lain. Aku tidak tahu jika penglihatanku salah atau benar, tapi aku yakin jika aku tidak salah lihat, wajahnya terlihat jelas sekali oleh kedua mataku.
"APA?!"
Jimin yang mendengar Elena berteriak kebingungan pun kini menatap gadis itu.
"Ada apa, Elena?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY UNCLE ✓
Fanfiction[ Completed ] Jimin itu adalah pria berusia dua puluh dua tahun, dia adalah pria tampan yang sangat mudah memikat hati wanita; termasuk Jung Elena-anak dari sahabatnya. Elena begitu dekat dengan Park Jimin, gadis berusia delapan belas belas tahun i...