CHAPTER 18

1.1K 164 9
                                    

Pagi ini, Elena baru saja bangun dari tidurnya. Dia membersihkan diri kemudian memakai pakaiannya. Ia bingung, mengapa Jimin tidak membangunkannya? Ah, dia baru mengingat jika Jimin marah padanya karena mengatakan jika Nayeon selingkuh dari pria itu.

Dia mengikat rambutnya kemudian menghela napas, dia baru tahu jika Jimin lebih percaya kepada Nayeon dibandingkan dengan dirinya. Dia berharap jika Hoseok dan Eunbi akan pulang dengan waktu yang cepat. Dia merasa tidak nyaman jika Jimin marah padanya, apalagi saat ini mereka tinggal satu rumah. Akan terasa canggung pastinya.

Kini Elena keluar dari kamar, dia tidak menemukan Jimin. Dia duduk di kursi ruang makan, dia mendapatkan selembar kertas yang berisi tulisan.

Paman ada urusan pagi ini, tidak bisa mengantarmu, Paman juga tidak bisa menjemputmu. Makan sarapanmu. Perintahkan sahabatmu untuk mengantar dan menjemputmu.

Park Jimin.

Elena menghela napasnya, dia yakin jika itu hanya alasan Jimin. Pria itu tidak ingin bertemu dengannya, dan Elena yakin dengan hal itu. Hatinya terasa sakit.

Apa dia harus melakukan apa yang ia katakan pada Jimin sebelumnya? Membenci pria itu jika Jimin sudah mengetahui jika sang kekasih selingkuh darinya? Elena tidak yakin dengan kata-katanya sendiri, dia pasti tidak bisa melakukannya.

Dia mengakui jika dirinya bodoh saat itu. Kenapa dia tidak mengeluarkan ponselnya untuk memotret atau merekam suara Nayeon dan Jungkook? Benar-benar menyebalkan.

Dia memakan roti yang sudah disediakan oleh Jimin, dia tidak memiliki nafsu untuk makan. Dia menaruh kembali roti itu dan mengambil ponselnya untuk menelpon Jaemin.

"Halo, Elena? Ada—"

"Jemput aku di rumah Paman Jimin, Jae."

MY LOVELY UNCLE

"Kau serius?"

"Memangnya aku terlihat bercanda?"

Jaemin yang tadinya menoleh ke arah Elena pun kini menatap ke arah depan. "Sulit dipercaya." Keduanya sedang berada di halaman belakang sekolah, Elena hanya mengangguk pelan.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan?"

"Diam dan tidak melakukan apa pun. Aku menyerah."

"Menyerah?"

Elena mengangguk pelan, "Ya, menyerah untuk mendapatkannya."

Jaemin membulatkan kedua matanya. "Ya!" Elena terkejut, Jaemin meninggikan suaranya, terdapat beberapa siswa yang berada di sekitar mereka melihat ke arah Jaemin, Jaemin hanya menunduk malu. "Sialan, Elena, kau serius? Kau gila, kau merelakan Paman-mu dengan wanita jahat itu?"

"Dia akan mengetahui dengan caranya sendiri, Jae."

"Lalu? Apa kau tidak ingin mendapatkannya jika dia sudah mengetahui kekasihnya selingkuh darinya?"

Elena menggeleng, "Menurutmu, apa aku harus berjuang untuk mendapatkannya jika disaat-saat seperti ini saja dia tidak percaya padaku?" Elena tertawa kecil, "Bahkan saat ini, saat aku belum menjadi kekasihnya, dia tidak percaya padaku. Bagaimana jika aku sudah menjadi kekasihnya nantinya?"

"Kau bodoh, Elena. Tentu saja dia tidak percaya padamu, kau mengatakan padaku jika kau sudah mengungkapkan perasaanmu padanya, dan setelahnya kau mengatakan jika wanita jahat itu selingkuh darinya. Tentu dia tidak percaya padamu, bodoh!"

Elena hanya memutar bola matanya malas. "Kau tahu kenapa saat ini ia marah padamu?" Elena mengangguk pelan.

"Karena aku menuduh Bibi Nayeon selingkuh darinya."

"Bukan hanya itu saja, Jung Elena.." Elena menaikkan satu alisnya, bingung dengan ucapan Jaemin. "Dia juga mengira jika kau akan merebutnya dari Bibi Nayeon."

MY LOVELY UNCLE

Jimin berada di kantor dengan Nayeon, wanita itu datang ke kantor Jimin secara tiba-tiba, kini dia tengah duduk di sofa bersama Jimin. Pria itu merangkul tubuh Nayeon, dan wanita itu bermain-main di dada bidang milik Jimin.

Keduanya hanya diam, tidak membicarakan apa pun. Saat ini, Jimin memikirkan sesuatu untuk dibicarakan, rasanya jenuh jika tidak membicarakan sesuatu.

Dia memijit pelipisnya kemudian menatap sekilas Nayeon yang masih bermain di dadanya.

"Hari ini aku memiliki waktu luang, ingin berkencan?" tanya Jimin membuat Nayeon yang tadinya mengelus-elus dadanya kini menatapnya.

"Tentu saja!"

"Kau ingin ke mana, sayang?"

"Seperti biasa, Mall dan restoran. Ada perhiasan terbaru yang baru saja keluar." Jimin hanya terkekeh kemudian mengangguk pelan.

"Baiklah, sayang. Ayo, pergi!"

 Ayo, pergi!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY LOVELY UNCLE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang