"Ayo, Jae!" Elena menarik lengan Jaemin menuju ke area parkiran yang berada di sekolah. Jaemin memutar bola matanya malas, ia kesal sebab gadis itu tidak sabaran.
"Sabar, Elena.. tidak perlu menarikku seperti ini." Elena tidak peduli dengan ucapan Jaemin, gadis itu terus menarik lengannya. Jaemin hanya pasrah jika Elena seperti ini.
"Kau terlalu lamban, Jae, maka dari itu aku menarikmu." Jaemin hanya terkekeh. Keduanya sudah sampai di area parkiran. Elena dengan segera mencari motor milik Jaemin, dan setelah mendapatkan motor milik Jaemin, ia langsung duduk di atas motor pria itu.
"Jae! Ayolah, kau lamban sekali." Jaemin tetap berjalan dengan santai, "Berikan kunci motormu, aku yang akan mengendarainya jika kau sangat lamban."
Tawa Jaemin pecah saat itu juga, lucu sekali jika membuat Elena kesal. Pria itu kemudian duduk di atas motornya dan memakai helm. "Untung kau adalah sahabatku, sialan!" Jaemin semakin tertawa kemudian meringis kesakitan setelah gadis itu memukul punggungnya pelan.
"Sudah siap?"
"Semenjak aku duduk di atas motormu! Ayo!"
Jaemin hanya bisa terkekeh geli. Elena memegang kedua bahu Jaemin sebagai penahannya.
"Kita harus ke mana, Elena?"
"Tempat di mana kau melihat Bibi Nayeon bersama dengan seorang pria."
"Waktunya terlalu cepat, Elena. Kemarin aku melihatnya disaat malam hari bukan saat sore hari." Elena terdiam, tidak mungkin jika dia dan Jaemin menunggu di Taman hingga malam, kan? Dan juga, tidak mungkin, kan jika Nayeon akan pergi ke Taman hari ini?
"Kita ke Mall saja, ke Mall yang biasanya kita datangi untuk bermain di Timezone, Jae. Aku yakin jika Bibi Nayeon berada di sana. Dia suka mengunjungi Mall, dia berbelanja tidak mengenal waktu. Kemungkinan, hari ini dia juga sedang berbelanja dan tidak mengenal waktu." Elena diam sejenak, "Bersama selingkuhannya."
MY LOVELY UNCLE
"Elena, kau serius kita akan mengelilingi Mall?" Elena mengangguk. "Kita akan mengunjungi semua toko yang berada di dalam Mall? Restoran? Timezone? Dan lain-lain?"
"Kau berisik, dia hanya mengunjungi toko pakaian, perhiasan dan restoran." Jaemin hanya mengangguk paham. "Ayo, masuk." Keduanya pun masuk ke dalam Mall, Jaemin sibuk melihat ponselnya.
"Apa orang tuamu sudah menghubungimu?" tanya Elena tanpa menatap Jaemin, pandangannya hanya ke depan.
"Belum, mereka ti—" ucapan Jaemin terhenti sebab game online yang ia mainkan tiba-tiba terhenti. "Mama?" Ternyata, game online-nya terhenti sebab sang Ibu meneleponnya, Elena yang mendengar Jaemin pun dengan segera menatap layar ponsel pria itu.
"Angkat, Jae."
Jaemin pun mengangkat telepon dari Ibunya.
"Halo, Ma?"
"Halo, Sayang. Maaf Mama baru memberimu kabar, Mama dan Papa sangat sibuk. Bagaimana kabarmu?"
"Aku, baik, kok. Mama dan Papa bagaimana?"
"Mama dan Papa juga baik, Papa berada di samping Mama. Dia ingin berbicara dengamu, katanya, dia rindu padamu."
"Ah, aku juga rindu pada Papa."
"Papa ingin berbicara denganmu, Jae—halo, Jaemin, Putra kesayangan Papa. Maaf Papa dan Mama baru bisa menghubungimu, apa kau baik-baik saja sendiri di Seoul?"
"Iya, aku baik-baik saja, Pa. Ada Elena yang selalu menemaniku."
"Haha, baguslah jika seperti itu, Papa titip salam pada Elena. Dan juga, Papa ingin memberitahumu sesuatu. Papa dan Mama akan pulang beberapa hari lagi, Papa dan Mama juga akan mengajakmu liburan ke Indonesia setelah Papa dan Mama pulang."
"W-Wow, kalian serius? Tapi bagaimana dengan sekolah-ku?"
"Papa akan meminta izin kepada wali kelasmu, Jae."
"Wah, aku senang sekali!"
"Haha, baguslah jika Anak Papa senang. Jae, Papa matikan dulu, ya? Papa masih ada pekerjaan bersama Mama."
"Iya, Pa. Sampai jumpa!"
"Sampai jumpa, Jae!"
Jaemin mematikan sambungan telepon tersebut, dia tersenyum lebar. Hatinya terasa sangat senang.
"Akhirnya mereka menelponmu, Jae." Elena juga tersenyum setelah melihat Jaemin tersenyum. Pria itu mengangguk.
"Aku senang sekali."
Elena tersenyum tipis. "Aku senang jika kau senang, Jae."
"Hehe, teri—Elena.. kau benar, Bibi Nayeon ada di sini." Jaemin menunjuk seorang wanita yang tengah bergandengan tangan bersama seorang pria. Mereka menuju ke toko perhiasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY UNCLE ✓
Fanfiction[ Completed ] Jimin itu adalah pria berusia dua puluh dua tahun, dia adalah pria tampan yang sangat mudah memikat hati wanita; termasuk Jung Elena-anak dari sahabatnya. Elena begitu dekat dengan Park Jimin, gadis berusia delapan belas belas tahun i...