Nayeon tengah berada di ruangan milik Jimin, dia menunggu kedatangan pria itu. Tujuan Nayeon datang ke kantor Jimin untuk memberitahu sesuatu kepada pria itu.
Cklek.
Pintu ruangan Jimin terbuka, pria itu tersenyum tipis kemudian berjalan ke arah Nayeon. "Kenapa kau berada di sini, sayang?" Jimin bertanya lalu duduk di samping wanita tersebut.
"Tiga hari lagi adalah hari Anniversary kita, aku—"
"Kau ingin kita merayakannya? Kau ingin hadiah apa, hm? Kau ingin sesuatu?" Jimin bertanya panjang lebar dan Nayeon menggeleng cepat.
"Tidak, tidak perlu."
Jimin menaikkan satu alisnya. "Lalu, apa yang kau inginkan, hm?"
Nayeon terkekeh pelan, "Aku tidak menginginkan apa pun, kok. Aku juga tidak ingin kita merayakannya, kau fokus bekerja saja."
Jimin cukup bingung dengan perkataan Nayeon, biasanya saat hari Anniversary mereka sebagai sepasang kekasih, Nayeon meminta banyak hal kepada Jimin, namun sekarang wanita itu tidak menginginkan apa pun. Itu terdengar aneh.
"Memangnya kenapa?"
Nayeon tersenyum tipis, "Tidak ada alasan, aku hanya ingin saja. Menurutku, itu akan membuang-buang uangmu."
Jimin hanya tersenyum tipis mendengarnya. Nayeon memang tidak menginginkan hadiah, tapi Jimin yang akan memberikannya. Ya, bisa dikatakan itu adalah suprise untuk Nayeon.
"Kau sedang berlatih menjadi calon istri yang baik, hm?"
Nayeon hanya tersenyum tipis mendengarnya, cukup aneh disaat Jimin memanggilnya dengan sebutan calon istri. Wanita itu hanya menjawabnya dengan senyuman, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan kepada Jimin untuk menjawab pertanyaan pria itu.
MY LOVELY UNCLE
"Aku bertengkar dengannya, Jae."
"Paman Jimin maksudmu?"
"Tentu saja, memangnya siapa lagi selain dia?" Jaemin hanya mengangguk-angguk kepalanya paham, dia cukup merasa sedih dengan Elena.
"Memangnya, apa yang membuatmu dengannya bertengkar?"
"Bibi Nayeon, ya.. aku menjelaskan tentang Bibi Nayeon dan selingkuhannya. Dan, ya, kami bertengkar." Elena hanya tersenyum tipis.
"Kau cukup diam saja selama beberapa hari Elena hingga Paman-mu mengetahui jika kekasihnya selingkuh dari dirinya, kemudian, saat dia meminta maaf padamu, kau harus memaafkannya."
Elena tertawa remeh kepada Jaemin.
"Memaafkannya? Jaemin, kau bodoh atau bagaimana? Aku tidak ingin memaafkannya karena dia tidak percaya padaku."
"Dan kau akan terus tidak memaafkannya hingga dia memiliki kekasih lagi?" Jaemin menarik napas, "Elena, kau pastinya masih mencintai Paman Jimin. Dia orang kedua yang kau cintai, kan?"
"Orang kedua?"
"Setelah Papa-mu, kan?"
Elena terdiam, "Oke, dia cinta pertamamu, kan?"
Elena menggeleng, "Tidak, Papa ku adalah cinta pertamaku, Jae." Jaemin hanya terkekeh pelan.
"Kau akan sulit melupakannya, memangnya kau ingin jika dia akan memiliki kekasih lagi? Kau akan merelakannya?" Elena terdiam, dia tentu saja tidak ingin jika Jimin dimiliki oleh orang lain. Dia tidak akan rela.
"Lalu, apa aku harus memaafkannya? Dia sudah membuat hatiku sakit Jae karena dia tidak percaya padaku—"
"Lebih sakit hati karena dia tidak percaya padamu atau dia akan memiliki kekasih lagi?" Jaemin menaikkan satu alisnya dan tersenyum.
"Kau—"
"Jawab saja, Elena.." Jaemin menatap Elena dengan tatapan datarnya. "Jika kau sakit hati karena dia tidak percaya padamu, kau bodoh Elena. Dia tentu saja tidak akan percaya dengan perkataanmu—jika Bibi Nayeon selingkuh dari Paman Jimin, kau mengatakannya tanpa bukti, bagaimana bisa dia percaya padamu?"
Elena menghela napas.
"Jaemin," Gadis itu menatap kedua bola mata Jaemin dengan tatapan serius, "Katakan padaku, apa yang harus ku lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY UNCLE ✓
Fanfiction[ Completed ] Jimin itu adalah pria berusia dua puluh dua tahun, dia adalah pria tampan yang sangat mudah memikat hati wanita; termasuk Jung Elena-anak dari sahabatnya. Elena begitu dekat dengan Park Jimin, gadis berusia delapan belas belas tahun i...