"Elena, dengar baik-baik. Mama akan terus berbicara jika kau tidak mendengarkan Mama." Elena menarik napas dan menatap sang Mama kemudian berdehem—mempersilahkan Eunbi untuk berbicara. "Dengar Elena, jika kau membuat kesalahan di rumah Paman Jimin, Mama akan menyita seluruh novel yang berada di rumah. Kau paham, Elena?"
"Aku paham, Ma."
Jimin dan Hoseok ingin tertawa melihat Elena yang sedang diberi peringatan oleh Eunbi. Mereka berada di depan rumah Jimin.
"Jangan lupa belajar, Elena. Mama tidak ingin kau mendapatkan nilai yang buruk."
"Ma, aku paham. Jangan memperingatiku di sini, Mama tidak malu dilihat oleh para tetangga Paman Jimin? Aku mengerti, aku tahu apa yang akan Mama ucapkan selanjutnya. Mama tidak perlu khawatir, aku akan berbuat baik di sini." Eunbi menghela napas mendengar ucapan Anaknya.
"Baik jika begitu, jika saja Paman Jimin mengadu ke Mama jika kau membuat masalah, Mama akan melakukan apa yang Mama katakan sebelumnya."
"Iya, Ma."
Eunbi dan Hoseok mengecup kening Anak mereka, kemudian mereka pun pergi.
Dan sekarang, hanya ada Jimin dan Elena.
"Oke, sekarang, apa yang kau inginkan?"
"Aku mengantuk, ingin tidur, aku ingin memeluk Paman."
MY LOVELY UNCLE
Menurut Jimin, memeluk Elena bukanlah suatu masalah yang besar. Ia menganggap gadis itu sebagai Anaknya, tidak ada salahnya jika ia memanjakan gadis itu. Sama seperti Hoseok memanjakan Elena.
Sekarang, pria itu tengah berbaring dan memeluk Elena. Elena tidur di kamar tamu, Jimin memandangi wajah Elena yang tengah tidur. Wajah gadis itu terlihat seperti anak kecil, Jimin tekekeh geli melihatnya.
Dia sudah menemani gadis itu tidur selama satu jam. Jimin kini tengah mencoba melepaskan pelukannya pada Elena, ia akan menyelesaikan beberapa pekerjaannya.
Elena akan tinggal di rumah Jimin hingga orang tuanya kembali ke Seoul. Hoseok dan Eunbi tidak bisa memastikan jika mereka akan pulang dengan waktu yang lama ataupun cepat. Mereka mempercayai Jimin untuk menjaga Anak mereka. Jimin adalah orang baik, dan Hoseok serta Eunbi tahu tentang hal itu.
Jimin keluar dari kamar Elena, dia menuju ke kamar miliknya. Membuka dan menyalakan laptopnya kemudian mengerjakan seluruh pekerjaannya, sebenarnya dia bisa mengerjakan pekerjaannya saat malam tiba, hanya saja ia terlalu bosan dan tidak tahu harus melakukan apa agar dirinya tidak bosan.
Duapuluh menit dia duduk di kursi miliknya sembari matanya terus menuju ke arah laptop, ponselnya berbunyi, memperlihatkan nama Im Nayeon di sana—kekasihnya.
Dia menatap nama Nayeon di sana kemudian mengangkat telepon dari sang kekasih.
"Halo? Ada apa menelponku?"
"Ah, Jimin, kau sibuk?"
"Ya, sedang sibuk, ada apa?"
"Aku ingin bertemu denganmu, aku merindukanmu."
"Im Nayeon, aku menolak permintaanmu. Hari ini aku sedang sibuk dan tidak bisa pergi kemanapun, Anak dari Hoseok tinggal di rumahku selama beberapa hari, aku tidak akan meninggalkannya sendirian di rumah."
"Aku merindukanmu, Jim!"
"Kemarin kita sudah bertemu, Nayeon. Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaanku. Sudah, ya? Aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Sampai jumpa!"
Sambungan telepon itu dimatikan oleh Jimin. Jimin menyandarkan tubuhnya di kursi miliknya.
"Im Nayeon, kau cukup menyusahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY UNCLE ✓
Fanfic[ Completed ] Jimin itu adalah pria berusia dua puluh dua tahun, dia adalah pria tampan yang sangat mudah memikat hati wanita; termasuk Jung Elena-anak dari sahabatnya. Elena begitu dekat dengan Park Jimin, gadis berusia delapan belas belas tahun i...