"Nayeon, sungguh kau ingin langsung pulang saja?" Jimin bertanya kepada sang kekasih, sekarang menunjukkan pukul lima sore. Pria itu tengah mengemaskan barang-barangnya—bersiap untuk pulang. Nayeon mengangguk cepat, dia menemani Jimin bekerja sejak pagi, hari ini memang ia akan meluangkan waktu yang banyak untuk pria itu.
"Ya, aku banyak urusan. Aku juga sedang malas mengunjungi Mall."
Jimin hanya mengangguk, ia merasa ada yang aneh dengan kekasihnya. "Baiklah jika begitu, ayo, pulang." Pria itu mengenggam tangan Nayeon dan keluar dari ruangan kerjanya.
"Kau tidak menjemput Elena?" tanya Nayeon saat mereka berada di dalam lift, Jimin yang mendengar pertanyaan Nayeon pun tiba-tiba tubuhnya menjadi menegang. Dia berdehem pelan kemudian menggeleng pelan. "Kenapa kau tidak menjemputnya?"
"Dia diantar dan dijemput oleh sahabatnya."
Nayeon tersenyum tipis. "Dan kau membiarkannya begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap Elena?" tanya Nayeon panik.
"Dia akan baik-baik saja, Nayeon."
Nayeon hanya mengangguk pelan. Sepertinya Jimin memiliki masalah dengan Elena, tidak biasanya Jimin terlihat santai saat membahas Elena, pikir Nayeon.
MY LOVELY UNCLE
"Ah, aku tidak menyangka jika Guru Choi memberikan tugas sebanyak ini. Ingin mengerjakannya bersama-sama?" Jaemin bertanya disaat Elena memeluk pinggangnya, keduanya berada di atas motor.
"Telepon saja, Jae. Aku akan membantumu, kau mengatakan jika akhir-akhir ini aku harus diam jika bersama Paman Jimin dan tetap berada di rumah saja, kan?" Benar juga apa yang dikatakan oleh Elena. Jaemin mengatakan kepada Elena jika sebaiknya gadis itu diam dan tetap berada di rumah saja, tidak perlu berpergian kemana pun selain ke sekolah.
Jaemin hanya mengangguk pelan. "Oke-oke, aku lupa tentang hal itu."
Elena menggeleng-gelengkan kepalanya lalu memukul punggung Jaemin pelan. "Dasar pikun."
"Aku tidak pikun, hanya lupa saja."
"Memangnya, apa bedanya, bodoh?"
"Pikun jika aku melupakan namamu, lupa jika aku mengatakan sesuatu padamu sebelumnya."
"Dasar, Na Jaemin aneh." Jaemin hanya terkekeh geli.
"Langsung pulang ke rumah Tuan Putri?"
"Ya Tuhan, Jae.. kau mengatakan jika aku harus tetap di rumah saja, tidak perlu berpergian kemana pun. Kau itu aneh dan pikun." Jaemin hanya terkekeh geli sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ah, padahal aku ingin mengajakmu bermain PlayStation sambil memakan ice cream."
"Jangan membuatku tergoda dengan ajakanmu, Jaemin sialan." Jaemin tertawa keras, pria itu belum mengendarai motornya. Ia suka sekali menggoda Elena, lucu.
"Baiklah-baiklah, sialan, aku tertawa keras."
"Ck, cepat nyalakan mesin motormu dan antar aku pulang."
"Ah, ya.. ayo, pulang Nona Jung."
MY LOVELY UNCLE
"Aku turun, ya, Jim. Terima kasih sudah mengantarku." ucap Nayeon lalu tersenyum lebar, senyuman tersebut pun dibalas dengan senyuman tipis Jimin.
"Tidak perlu berterima kasih padaku, itu memang adalah kewajibanku untuk mengantar calon istriku." Nayeon hanya diam dan tersenyum tipis. "Sebelum turun, bisa berikan apa yang kau biasa berikan padaku?"
"Berikan padamu? Memangnya—a-ah, aku paham." Nayeon menangkup kedua pipi Jimin lalu mencium pria itu. Jimin pun membalasnya, keduanya memejamkan mata untuk menikmati kegiatan itu. Jimin mengelus wajah cantik milik Nayeon, sesekali dia mengelus rambut wanita itu.
Setelah beberapa menit, keduanya menyelesaikan kegiatan itu. Mereka saling menatap.
"Aku turun, sayang, berhati-hatilah." ucap Nayeon lalu turun dari mobil Jimin, wanita itu melambai-lambaikan tangannya, Jimin pun juga melambaikan tangannya.
Kini, dia mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu di internet.
Hadiah Anniversary untuk kekasih.
Dia cukup bingung, terdapat banyak pilihan di sana. Terdapat pilihan untuk memberikan boneka, cokelat, kalung, gelang, dan pergi berlibur bersama. Jimin cukup tidak puas jika hanya memberikan barang-barang tersebut kepada Nayeon.
Dia memikirkannya cukup lama hingga ia mendapatkannya. Cincin, ya, dia akan segera melamar Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY UNCLE ✓
Fanfiction[ Completed ] Jimin itu adalah pria berusia dua puluh dua tahun, dia adalah pria tampan yang sangat mudah memikat hati wanita; termasuk Jung Elena-anak dari sahabatnya. Elena begitu dekat dengan Park Jimin, gadis berusia delapan belas belas tahun i...