"Yah, kita hanya bisa melihat dan tidak bisa melakukan apa-apa terhadap hal itu."
Orang pertama kali berbicara menjawab sambil menepuk pundak orang yang diajak bicara.
"Hah... Kita hidup hanya menerima dunia yang kejam ini, dan salah satu kekejamannya adalah kenyataan pahit nasib orang-orang yang berada dibawah seperti kita."
Orang yang diajak bicara menghela nafas pasrah pada penderitaan ini.
Beberapa menit sebelum terdengarnya teriakan kencang.
Disebuah restoran mewah abad pertengahan berlantai 4, dan didalam salah satu ruangan VIP lantai paling atas, terlihat 3 pemuda sedikit tampan dengan masing-masing berpenampilan wajah berbeda namun berambut sama-sama biru tua, sedang makan bersama, duduk dalam tiga arah menghadap satu sama lain mengelilingi meja bundar besar cukup untuk dikelilingi 9 orang, serta terdapat 15 orang dibagi 3 kelompok masing-masing 5 orang dibelakang tiga pemuda, dan sepertinya adalah pengawal 3 pemuda itu.
Kemudian, salah satu pemuda yang paling muda berbicara pada dua orang di hadapannya.
"Saudara kesatu, Saudara kedua, seberapa kuat kah pangeran Blud? apakah kalian berdua bisa mengalahkannya?"
""Tidak, dia sangat kuat.""
Jawab bersamaan kedua pemuda itu dengan nada sedikit ketakutan.
Kemudian, pemuda yang sedikit lebih tua dari 2 pemuda lainnya melanjutkan dengan nada sedikit gemetar.
"Walau pun duel persahabatan, kami berdua bertarung serius dengan kekuatan penuh namun dia hanya menggunakan setengah kekuatannya, dan dengan santai mengalahkan kami berdua; Saat setelah itu saya bertanya padanya level berapakah dia, dan dia hanya menjawab level 228 namun saya tahu bahwa dia tidak mengatakan yang sebenarnya, karena itu harus lebih tinggi dari level dua ratusan."
"Wow! itu kuat sekali, aku ingin menjadi seperti dia saat seumuran nya nanti."
Yang paling muda berbicara dengan nada bersemangat.
"Kamu pasti bisa, karena kamu lebih jenius dari kita berdua, tapi jangan membahayakan diri dengan sendirian menaikan level didungeon, karena saat ini kamu baru lulus dari academy serta mendapatkan izin masuk menjelajah dungeon; Saya sarankan menyewa beberapa petualang tingkat tinggi dari ranking A-S+."
Balas pemuda, sedikit lebih muda dari yang lebih tua dengan nada memperingatkan.
"Tidak perlu khawatir, aku pasti akan baik-baik saja dan tidak akan melakukan hal yang membahayakan diri sendiri, karena masih banyak hal baik yang harus dilakukan oleh diriku ini."
Yang lebih muda menjawab dengan nada tegas bersemangat, dan dengan wajah sombong mengepalkan tinju kanannya keatas, saat dia duduk dikursi meja makan.
Saat itu pula, terdengar sebuah suara teriakan kencang memasuki telinga ketiga pemuda itu, yang terdengar akrab ditelinga mereka bertiga.
""Itu terdengar seperti suara saudara perempuan, apa yang terjadi?""
Mereka bertiga bicara secara bersamaan, Kemudian ketiga pemuda itu memproses kata-kata yang terdengar dari teriakan kencang itu.
Beberapa saat kemudian, salah satu pemuda yang paling tua berteriak marah, walau jauh dari level teriakan kencang saudara perempuannya, karena itu hanya terdengar ditelinga semua orang direstoran dan orang-orang dibangunan terdekat saja.
"Siapa?! yang berani membohongi putri dari saudara perempuan milik seorang pangeran, putra mahkota kerajaan besar Estazel ini."
""Saudara pertama! itu bukan milikmu saja, dan juga bukannya disebutkan dalam teriakan kencangnya, dan dia menyebut orang itu bernama Rendy.""
Teriak kedua pemuda yang lebih muda darinya.
"Oh maaf, Saya cuman kehilangan kendali saja dan tidak berpikir jernih memproses situasi."
Ucap yang lebih tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa Raven Penguasa Langit
FantasyBercerita tentang remaja berumur 17 tahun bernama Rendy Fadli yang bermain game berjudul "Wars God Of Heaven". Game virtual reality pertama didunia yang diluncurkan tahun 2048, bertema fantasy yang membebaskan pemain menyerang;memguasai; dan menghan...