Tandai jika menemukan typo.
Jangan lupa votenya guys!
Selamat membaca:')
.
..
...
Aletta meregangkan otot tubuhnya yang kaku setelah menyelesaikan tugas-tugas menggambar makhluk-makhluk mitologi Yunani yang diberikan Ms. Luvy seminggu yang lalu.
Matanya secara tak sengaja melirik koran yang tergeletak begitu saja diatas meja kopi disamping sofa tepat dipojok dinding. Ada beberapa berita utama yang sempat membuat gempar sejak seminggu yang lalu.
"Ibu membaca koran itu?" tanyanya lalu melirik Liseya yang santai duduk di sofa di depan televisi bersama Lucifer sambil menonton film.
Liseya mengeryit, "Ya. Tapi hanya beberapa berita utama. Sisanya dibaca ayahmu" katanya lalu menjejalkan mulutnya dengan cemilan lagi dengan santai.
Aletta mengerutkan bibir, "Ada beberapa pembunuhan berdarah yang janggal diberita itu. Terutama beberapa berita utama tentang wanita yang mati tanpa darah dan penculikan berantai tanpa jejak"
"Tapi itu terdengar seperti biasa" elak Liseya membuat Aletta menatapnya sedikit kesal. "Bu, bekas luka wanita itu seperti diserang hewan mitos, Cuphacabra"
Lucifer tertawa pelan, "Kamu akan bertanya, apa mereka masih ada? Ya kan?" ujarnya lalu menatap Aletta.
Sudut mulut Aletta bergerak-gerak, "Umm, ya begitu, ayah. Maksudku, jika kalian saja, arcangel dan arcdemon masih ada, mungkin mereka juga ada kan?" serunya
Dia sudah menyebutnya sebagai 'ayah' secara alami sejak hari ketiga kedatangannya di rumah. Kehidupan sehari-hari rumahnya terasa lebih hidup sejak itu.
Dia akan pergi kuliah dan bekerja paruh waktu di perpustakaan kota dan ibunya akan bekerja di cafe miliknya dibantu ayah yang tampan sebagai pelayan yang menarik perhatian.
Kepala Lucifer menggeleng pelan, yah sekarang tidak ada lagi sepasang tanduk di kepalanya. Dia sudah menyembunyikannya.
"Tidak. Mereka seharusnya sudah punah ratusan tahun yang lalu karena peperangan besar angel dan demon."
Ekspresi bingung tergambar jelas diwajah Aletta setelah mendengar ungkapan Lucifer. "Lalu, ayah kira wanita itu mati karena apa?"
"Hanya karena hewan mitos tak ada, bukan berarti mereka tidak akan ada lagi" ujar Lucifer dengan seringai jahat disudut bibirnya.
Aletta memutar bola matanya diam-diam saat melihat seringai serigala Lucifer. Sangat khas sekali dengan seringai setan.
.
..
...
"Pagi" sapa Emma sambil menepuk pelan bahu Aletta yang sedang menyempurnakan penampilan gambar makhluk mitologi miliknya di kertas.
Aletta melirik sekilas dan menjawab "Pagi juga", lalu kembali lagi mengerjakan pekerjaannya. Dia memusatkan seluruh perhatiannya pada gambar-gambar didepannya.
"Aletta, mau ke kafetaria?"
Pertanyaan Rin kembali membuat Aletta mengalihkan perhatian dan berhenti mengerjakan pekerjaannya. Aletta melirik sekilas pada gambarnya yang sempurna dan mengangguk.
Aletta mengikuti Rin pergi ke kafetaria. Kepalanya terus menunduk dengan helaan napas yang sesekali keluar dari mulutnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan sampai terlihat sangat tertekan.
Bruk!
Aletta tersentak, tanpa basa-basi langsung terjatuh ke bawah dengan posisi terduduk. Dia mendongak, melihat pria yang tak sengaja dia tabrak karena tidak fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta : Break the Black Tongue
Fantasy|Fantasi| . .. ... "Bocah nakal itu tadi ada disana" "Kamu berbicara sendiri, Aletta" Aletta menatap Rin dengan mulut terbuka. Dia jelas melihat dan menyapa bocah dengan pakaian changshan itu. Tapi, mengapa Rin tidak melihatnya? . .. ... Aletta Lari...